Manajemen perawatan, sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak babi

- Maret 11, 2018

Manajemen perawatan, sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak babi

 
Manajemen perawatan babi dibagi menjadi 3 kelompok yakni breeding, fattening dan perawatan anak.
Babi Breeding

Manajemen perawatan babi betina dan jantan yng akan dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk breeding yakni pakan yng diberikan percis (jenisnya percis namun kuantitasnya yng berbeda). Kriteria bagi atau bisa juga dikatakan untuk babi betina yakni putingnya panjang, jarak antar puting percis, dan jumlah puting antara 14 hingga 16. Kriteria bagi atau bisa juga dikatakan untuk babi jantan yakni testis besar dan simetris, badan panjang, bentuk kaki kuat, dan badannya tak kurus ataupun pun besar.
Perawatan ternak babi Perlu di lakukan sedini barangkali malah tatkala masih di dalam perut (fetus) sampai-sampai siap dipanen. Metode pengelolaan yng cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk banyak sekali kelas babi meliputi babi bibit, induk bunting, anak babi menyusui, babi baru disapih dan babi penggemukan.   Babi Fattening Perawatan babi yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk fattening bagi atau bisa juga dikatakan untuk yng jantan yang dengannya dikastrasi, umumnya berasal dari ternak sisa culling yng tak memenuhi syarat bagi atau bisa juga dikatakan untuk breeding. Pendapat dari Williamson and Payne, babi yng digemukkan kebanykan dipelihara bagi atau bisa juga dikatakan untuk pork dan dipotong pada berat 45-63 kg.
Makanan babi yng digemukkan mampu diberikan dalam bentuk kering ataupun basah. Babi hendaknya diberi makan didasari nafsu makannya dan tak belebihan. Pada umur 15-16 minggu diberikan obat cacing piperazine.
Perawatan Anak babi Perawatan anak babi pada tatkala seusai lahir umur 1 hari yakni pemotongan gigi taring dan ekor, tujuan dipotong umur 1 hari supaya ternak mampu menyusu yang dengannya optimal lantaran seusai dipotong gigi taring dan ekornya otomatis babi akan mengalami stress menjadikan konsumsi menurun. Umur 3 hari, ternak babi di lakukan penyuntikan pig iron ject 20% dan pemberian vitamin B12. Umur 1 minggu di lakukan vaksinasi, vaksin yng dipakai yakni vaksin hog bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah penyakit virus hog colera. Umur 2 minggu ternak babi disuntik microplasma, tujuannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah gangguan pernafasan dan seusai berumur 4 minggu di lakukan penyuntikan microplasma lagi yng kedua.
Anak babi mulai menyusu segera seusai lahir. Begitu umur 1 minggu anak babi diberi creep feeds, yakni tips pemberian makanan pada anak babi terpisah dari makanan induknya. Creep feeds hendaknya diberikan dalam bentuk pellet ataupun butiran. Air Perlu selalu disediakan. Jumlah ransum induk babi hendaknya dinaikkan perlahan-lahan seusai beranak dan Perlu dihitung didasari jumlah anak babi yng disusuinya.
Standar perawatan anak yng di lakukan pada peternakan yang telah di sebutkan yakni pemotongan taring dan ekor yng di lakukan disaat babi baru lahir. Kebanykan prosedur memotong gigi dan taring anak babi merupakan segera seusai lahir karena selain penanganannya masih gampang hal ini bertujuan melindungi supaya puting induk tak dilukai anak dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah timbul luka oleh perkelahian sesama anak anak babi, sejalan yang dengannya pemotongan gigi dan taring ini, pula biasa di lakukan pemotongan ekor. Pemotongan gigi taring dan ekor mampu mempergunakan tang dan pisau.

Manajemen sanitasi dan pencegahan penyakit

Penyakit Yng Suka Muncul Dan Obatnya Penyakit yng Suka muncul di sangkar babi antara lain diare, borok, cacingan, dan gangguan pernapasan. Cacingan umumnya ditandai yang dengannya adanya bintik bintik merah pada kulit, dan bulu babi umumnya berdiri, pengobatannya di lakukan yang dengannya albendazol, fermiprazol, dan dewarmne. Gangguan saluran pernafasan ditandai yang dengannya batuk-batuk dan perutnya kembang kempis, pengobatannya di lakukan yang dengannya chorflox. Borok ditandai yang dengannya luka-luka pada kulit babi, pengobatannya di lakukan yang dengannya semprot gusanex. Diare ditandai yang dengannya feses pada babi cair, pengobatannya di lakukan yang dengannya chorflox.
Pendapat dari Whendarto dan Nugroho, gajala-gejala terserang cacingan merupakan muntah-muntah, selaput mata pucat dan anemia, anak babi terganggu pertumbuhannya, terganggu perkembangan bobotnya, kurus, kerdil, ekor dan indera pendengaran menggantung, bulu kasar dan berdiri, terlihat lesu, gelisah kadang berteriak, nafsu makan turun dan gejala batuk-batuk dan mengeluarkan exudate-leleran hidung.
Baca Pula
Manajemen sangkar ternak babi
Manajemen seleksi ternak babi
Manajemen Pakan ternak babi
Jenis-macam Obat Obat yng dipakai di peternakan babi antara lain betamoxin, chorflox, pig iron ject, dan multivitamin. Betamoxin umumnya dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengembalian daya tahan tubuh seusai melahirkan. Chorflox dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk obat mencret ataupun diare dan obat batuk mampu pula menjadi intibodi. Pig iron ject dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk sumber zat besi pada babi berumur 3 hingga 4 hari. Multivitamin dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk indukan menjadi vitamin tambahan yng pemberiannya seusai melahirkan.
Demikian tulisan atau artikel mengenai Manajemen perawatan, sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak babi. mudah-mudahan membantu


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2016/01/manajemen-perawatan-sanitasi-dan.html.

Seputar Manajemen perawatan, sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak babi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Manajemen perawatan, sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak babi