Proses, Teknik, dan Cara Menyamak Kulit

- November 25, 2017

Proses, Teknik, dan Cara Menyamak Kulit

 
Proses, teknik, dan tips menyamak kulit. Penyamakan kulit merupakan suatu proses merubah kulit mentah menjadi kulit tersamak (leather). penyamakan kulit umumnya dipakai pada hampir seluruh jenis ternak antara lain kulit sapi, kerbau, kambing, kelinci, domba, ikan pari dll, malah beberapa hewan ekstrim diantaranya ular, harimau dan buaya. Penyamakan kulit adalah tips bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah kulit yng bersifat labil dan gampang rusak oleh pengaruh fisik, kimia dan biologi menjadi kulit yng stabil terhadap pengaruh yang telah di sebutkan yng biasa disebut. Kulit samak mempunyai sifat khusus yng Amat berbeda yang dengannya kulit mentahnya, baik sifat fisis ataupun sifat khemisnya. Kulit mentah gampang membusuk dalam keadaan kering, keras, dan kaku. Sedangkan kulit tersamak mempunyai sifat yng awet dan gampang dibentuk menjadi segala jenis kerajinan diantaranya tas, jaket, sabuk ataupun gesper, gantungan kunci, cover buku, dompet dan kerajinan lain-lainnya.
Teknik mengolah kulit mentah menjadi kulit samak disebut penyamakan. Yang dengannya demikian, kulit hewan yng gampang busuk bisa menjadi tahan terhadap serangan mikroorganisme. Prinsip mekanisme penyamakan kulit merupakan memasukkan bahan penyamak ke dalam jaringan serat kulit menjadikan menjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dan kulit didalam serat kulit.
Dalam proses penyamakan dikenal adanya system penyamakan berbulu dan tak berbulu. System penyamakan berbulu tentunya ditujukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan keindahan bulunya sedangkan penyamakan tak berbulu tentunya sengaja ditujukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan bulu. Sekilas yng membedakan kedua proses ini merupakan dilakukannya proses pengapuran pada system penyamakan tak berbulu yang dengannya tujuan agar bisa mempermudah dalam menghilang-kan bulunya.

Terdapat tiga tahapan pokok dalam industri penyamakan kulit yakni :

pretanning ataupun Pengerjaan basah (beamhouse), Kegiatan ini bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawetkan kulit mentah supaya bisa bertahan sampai-sampai penyamakan sebenarnya di lakukan. Kegiatan ini dinamakan yang dengannya pengerjaan basah yng meliputi proses perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembuangan kapur (deliming), baitsen (bating), dan pengasaman (pickling). Adapun tujuan dari masing-masing kegiatan yakni :
  • Perendaman bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah kondisi kulit kering menjadi lemas dan lunak.
  • Pengapuran bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan bulu dan epidermis, kelenjanr keringat dan lemak, zat-zat yng tak diharapkan, membuat mudah pelepasan subcutis, dsb.
  • Pembuangan kapur bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan kapur yng tergandung dalam kulit, lantaran penyamakan di lakukan dalam kondisi asam menjadikan Perlu bebas dari kapur yng bersifat basa.
  • Bating adalah proses penghilangan zat-zat non kolagen
  • Pengasaman bertujuan membuat kulit bersifat asam (pH 3,0 – 35), supaya kulit tak bengkak bila bereaksi yang dengannya obat penyamaknya.


Penyamakan (tanning), kulit pickle direndam pada bahan penyamak, yng proses penyamakannya terdiri dari penyamakan nabati, penyamakan krom, penyamakan kombinasi, dan penyamakan sintesis. Tahapan proses penyamakan disesuaikan yang dengannya jenis kulit. Kulit dibagi atas 2 golongan yakni hide (bagi atau bisa juga dikatakan untuk kulit dari binatang besar semisal kulit sapi, kerbau, kuda dan lain-lain), dan skin(bagi atau bisa juga dikatakan untuk kulit domba, kambing, reptil dan lain-lain). Jenis zat penyamak yng dipakai memberi pengaruh hasil akhir yng diperolah. Penyamak nabati (tannin) memberikan warna coklat muda ataupun kemerahan, bersifat agak kaku namun empuk, tidak lebih tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum mempergunakan krom. Penyamakan krom menghasilkan kulit yng lebih lembut / lemas, dan lebih tahan terhadap panas.
Penyelesaian akhir (finishing), prosesnya terdiri dari pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan dasar, peminyakan (fat liquoring), penggemukan (oiling), pengeringan, pelembaban, dan perenggangan. Kegiatan sesudah penyamakan kulit terdiri atas pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan dasar, peminyakan (fat liquoring), penggemukan (oiling), pengeringan, pelembaban, dan perenggangan, masing-masing kegiatan yakni semisal berikut :
  • Pengetaman adalah suatu kegiatan yng membuat kulit mempunyai tingkat ketebakan yng percis.
  • Pemucatan bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan flek-flek besi, merendahkan pH, dan lebih menguatkan ikatan antara bahan penyamak yang dengannya kulit.
  • Penetralan di lakukan bagi kulit samak krom, lantaran kulit samak krom berkadar asam tinggi, menjadikan butuh dinetralkan supaya tak mengganggu proses selanjutnya.
  • Pengecatan dasar di lakukan yang dengannya tujuan supaya pemakaian cat tutup tak terlalu tebal
  • Peminyakan pada kulit mempunyai tujuan antara lain bagi atau bisa juga dikatakan untuk pelumas serat- serat kulit supaya kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar, melindungi serat kulit supaya tak lengket satu yang dengannya yng lain-lainnya, dan membuat kulit tahan air.
  • Penggemukkan bertujuan supaya zat penyamak tak keluar ke permukaan sebelum kering.
  • Pengeringan di lakukan bagi kulit atasan yang dengannya tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghentikan proses kimiawi dalam kulit. Kulit yng diperah airnya yang dengannya mesin ataupun tangan lantas dikeringkan.
  • Pelembaban di lakukan bagi kulit bawahan yang dengannya tujuan supaya kulit yang dengannya gampang bisa menyesuaikan yang dengannya kondisi udara disekitar.
  • Kegiatan akhir dari bagian ini merupakan peregangan yng bertujuan supaya kulit mulut secara maksimal. Menjadikan yang dengannya demikian, tak akan mulur lagi sesudah menjadi barang.

Jenis - jenis penyamakan kulit

  1. Penyamakan nabati. penyamakan nabati dipakai bahan penyamak nabati yng berasal dari alam. Bahan penyamak nabati adalah bahan penyamak yng berasal dari tumbuh-tumbuhan yng memiliki kandungan bahan penyamak.
  2. Penyamakan krom. mempergunakan krom sulfat basa. Kulit yng disamak yang dengannya bahan penyamak ini memberikan sifat lemas, kuat, namun tidak lebih berisi.
  3. Penyamakan kombinasi. merupakan penyamakan kulit yang dengannya dua ataupun lebih bahan penyamak, yang dengannya tujuan saling melengkapi lantaran setiap bahan penyamak mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
  4. Penyamakan sintesis. Dasarnya memang penyamakan sintesis tak jauh beda yang dengannya penyamakan nabati, cuma saja mempergunakan bahan sintesis yakni organic polyacid yng mempunyai kemampuan menyamak kulit.



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/10/proses-teknik-dan-cara-menyamak-kulit.html.

Seputar Proses, Teknik, dan Cara Menyamak Kulit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Proses, Teknik, dan Cara Menyamak Kulit