Hasil Fermentasi Pada Rumen

- Februari 20, 2018

Hasil Fermentasi Pada Rumen

 
Fermentasi Karbohidrat. Karbohidrat khususnya selulosa serta pati menyusun sebagian besar pakan sapi. Baik selulosa ataupun pati keduanya tersusun atas rantai glukosa (gula – 6 karbon), akan tetapi unit glukosa terikat secara berbeda pada dua komponen yang telah di sebutkan. Seluruh ternak memiliki enzim yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghidrolisa unit glukosa dari pati, serta orang-orang bisa mempergunakan hasil glukosa yang telah di sebutkan menjadi sumber energi. Ternak tak menghasilkan enzim yng bisa menghidrolisa ikatan glukosa dalam selulosa, akan tetapi ikatan ini bisa dihidrolisa oleh enzim selulase, suatu enzim yng diperoleh oleh bakteri rumen serta mikroflora coecum. Lantaran itu ruminansia bisa mempergunakan serta memanfaatkan selulosa serta sejenisnya menjadi sumber energi seusai difermentasi oleh mikroorganisme rumen, dimana hal ini tak berlangsung pada ternak monogastrik semisal babi misalnya.

Hampir seluruh karbohidrat pakan difermentasi oleh mikroorganisme rumen menjadi volatile fatty acids (VFA) ataupun asam-asam lemak terbang yng memiliki atom C 2, 3, serta 4 orang-orang merupakan asam asetat (C-2), asam propionat (C-3), serta asam butirat (C-4). Asam-asam ini didapati dalam bentuk terionisasi dalam rumen, menjadikan dikenal menjadi asetat, propionat, serta butirat. Asam-asam yng lain semisal asam formiat (C-1) serta asam valerat (C-5) diproduksi dalam jumlah yng tidak banyak.Ransum sapi yng memiliki kandungan hijauan dalam proporsi tinggi serta pakan serat lain-lainnya tidak sedikit menghasilkan asetat dalam rumen. Imbangan antara tiga asam lemak utama andaikan sapi diberi pakan utama hijauan : 50 – 65 % acetat : 18 – 25 % propionat : 12 – 20 % butirat. Tidak sedikit faktor bisa merubah perbandingan ini. Pemberian pakan yng tinggi konsentratnya, pakan yng digiling, hijauan yng dijadikan pelet, serta pakan yng memiliki kandungan lemak jenuh tinggi cenderung menurunkan produksi asetat serta menaikan propionat. Suka pula berlangsung perubahan persentase butirat. Bila berlangsung peningkatan relatif persentase propionat, akan berlangsung menurunan kadar lemak susu, yang dengannya diimbangi peningkatan berat badan menjadi hasil penimbunan lemak tubuh. Hal ini penting pada proses fattening sapi pada feedlot. Pengaruh ini menguntungkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk penggemukan sapi akan tetapi merugikan peternak sapi perah pada kondisi pemasaran semisal tatkala ini, lantaran nilai / harga susu masih ditekankan pula pada kadar lemak susu.
Fermentasi Protein. Protein yng masuk kedalam rumen dicerna melalui banyak sekali variasi tips. Beberapa protein lepas dari proses fermentasi seluruhnya serta melaju ke abomasum serta intestinum dimana protein yang telah di sebutkan dicerna menjadi peptida serta asam amino semisal pada ternak monogastrik. Sebagian besar protein pakan akan dipecah bakteri rumen menjadi peptida, asam amino serta amonia. Banyak sekali tipe mikro-organisme mempergunakan komponen ini bagi atau bisa juga dikatakan untuk sintesis sel-sel proteinnya sendiri. Beberapa mikro-organisme bisa mempergunakan cuma peptida ataupun asam amino, yng lain-lainnya cuma amonia. Proporsi banyak sekali tipe mikro-organisme yng terdapat dalam rumen bervariasi bergantung dari pakan yng dikonsumsi sapi. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk alasan ini, maka andaikan mengganti ransum sapi Perlu di lakukan secara bertahap bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan peluang perkembangan mikro-organisme yng sesuai yang dengannya jenis pakan yng diberikan. Adaptasi ini Amat penting lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk efisiensi penggunaan urea ataupun NPN. Adaptasi ini diperkirakan paling lama 3 minggu sebelum pemakaian NPN dikatakan menjadi efisien.
Rantai karbon dari protein yng di-deaminasi bisa dipakai menjadi sumber energi melalui fermentasi menjadi VFA oleh mikro-organisme. Amonia dari deaminasi dipakai oleh mikro-organisme bagi atau bisa juga dikatakan untuk sintesis protein, serta sebagian amonia diubah menjadi urea di hati. Sejumlah urea mengalami resiklus ke rumen lewat saliva serta kelebihannya dikeluarkan melalui urine.Protein yng diproteksi (yang dengannya melapisi formalin) melewati rumen tanpa mengalami pemecahan oleh mikrobia rumen. Protein yng diproteksi yang telah di sebutkan akan menaikan jumlah protein pakan by pass (melewati rumen) serta langsung masuk kedalam abomasum menjadi intact protein. Protein by pass ini cuma penting serta butuh di lakukan andaikan dibutuhkan jumlah protein yng Amat tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk sapi perah yang dengannya produksi tinggi pada awal laktasi.
Fermentasi Lipida. Tidak sedikit lipida (lemak) yng masuk kedalam rumen dihidrogenasi oleh mikro-organisme rumen. Beberapa lemak dimetabolisme serta dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk keperluan mikro-organisme sendiri. Hidrolisis triglycerida menjadi asam-asam lemak serta glycerol pula berlangsung dalam rumen. Pada prinsipnya glycerol difermentasi menjadi propionat akan tetapi asam lemak rantai panjang bisa melaju ke intestinum bagi atau bisa juga dikatakan untuk dicerna.
Meskipun lemak cuma dibutuhkan dalam proporsi kecil dalam ransum sapi, kelebihan lemak ada hubungannya yang dengannya fungsi normal rumen. Kadar lemak yng tinggi khususnya lemak jenuh, diketahui menurunkan kadar lemak susu serta menurunkan apetite (nafsu makan) sapi. Dua % dari total bahan kering ransum sapi dalam bentuk lemak kasar cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk sapi perah, serta ini telah secara otomatis tercukupi dalam ransum normal sapi perah.

Produk Lain Mikrobia Rumen.

Selain yang telah di sebutkan diatas mikrobia rumen bisa atau mampu pula mensintesis seluruh vitamin B-kompleks yng dikenal serta vitamin K bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai oleh sapi. Vitamin C dibuat dalam jaringan tubuh sapi, menjadikan dalam menyusun ransum sapi tak butuh memperhitungkan sumber vitamin-vitamin yang telah di sebutkan.
Semisal sudah diuraikan diatas bahwasanya seusai mikro-organisme rumen makan dari pakan sapi selama tinggal dalam reticulo-rumen sapi serta mengalami perkembang-biakan, akhirnya sebagian mikrobia yang telah di sebutkan terbawa bersama sirkulasi digesta menuju abomasum serta intestinum bagi atau bisa juga dikatakan untuk dicerna menjadi bahan pakan sapi. Tanpa adanya symbiose-mutualistik yang telah di sebutkan, sapi tak akan bisa atau mampu hidup dari pakan hijauan yng berserat kasar tinggi.

Fungsi Omasum

Isi rumino-reticulum melaju menuju omasum dalam rangka menuju ke abomasum serta intestinum. Fungsi omasum tak diketahui yang dengannya terperinci. Satu dari sekian banyaknya fungsinya merupakan mengabsorbsi air serta asam lemak dari digesta yng melaluinya. Gerakan dari lembaran-lembaran serta papilla yng ada menghaluskan digesta yng masih kasar serta pula menekan digesta menuju ke abomasum yng adalah perut sejati pada sapi.

Digesti dalam Abomasum serta Intestinum

Segera seusai digesta mencapai abomasum, orang-orang dicerna oleh getah lambung yng ada disana. Asam hidrokhlorik (HCl), enzim pepsin serta rennin disekresikan dari dinding abomasum. HCl mengaktifkan pepsin yng selanjutnya memecah protein menjadi peptida yng berupa rangkaian asam-asam amino rantai pendek. Enzim rennin khususnya Amat penting dalam ke hidup-an pedet muda lantaran ini bisa atau mampu menggumpalkan susu dalam abomasum, suatu proses yng dibutuhkan supaya susu bisa dicerna serta selanjutnya diabsorbsi dalam usus halus. Keasaman dalam abomasum yng diperoleh oleh HCl pula penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan signal bagi otot sphincter pylorus antara abomasum yang dengannya intestinum tenue bagi atau bisa juga dikatakan untuk relaksasi, menjadikan memungkinkan digesta mengalir kedalam usus halus. Hingga keasaman yng dimaksud tercapai, digesta ditahan dalam lambung bagi atau bisa juga dikatakan untuk proses pencernaan oleh enzim-enzim lambung.
Sesudah masuk dalam usus halus digesta yng selanjutnya disebut menjadi chyme terus bereaksi yang dengannya lebih tidak sedikit enzim serta substansi lain. Usus halus pada sapi panjangnya 135 feet (1ft = 0,305 m) serta bisa menampung 40 quarts material. Dinding usus halus dipenuhi yang dengannya vili-vili yng adalah tonjolan-tonjolan semisal jari-jari kecil bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperluas permukaan absorbsi pada dinding usus. Usus halus bagian atas lebih-lebih berfungsi berhubungan langsung yang dengannya sekresi enzim, sedangkan bagian bawah lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk absorbsi nutrien dari pakan tercerna. Chyme mengalami perubahan-perubahan yng penting dalam usus halus serta menyediakan nutrien bagi atau bisa juga dikatakan untuk diabsorbsi dari usus halus. Pencernaan chyme dibantu oleh getah pankreas, getah empedu serta getah usus. Getah pankreas disekresikan oleh kelenjar pankreas yng bentuknya pipih menempel dibawah lambung. Getah pankreas memiliki reaksi alkalis serta menetralisir keasaman chyme yng berasal dari abomasum. Chyme yng bersifat asam merangsang dinding usus bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghasilkan hormon sekretin. Hormon sekretin diabsorbsi oleh darah serta dibawa ke kelenjar pankreas, memicu disekresikannya getah pankreas kedalam usus. Sekresi getah pankreas dari kelenjar pankreas melalui ductus pancreaticus.
Getah empedu dari hati ditampung dalam kantung empedu dikeluarkan ke usus halus lewat saluran empedu, serta getah usus dari kelenjar usus halus masuk pada bagian atas usus halus serta bercampur yang dengannya chyme. Getah pankreas memiliki kandungan enzim proteolitik trypsinogen, chymotrypsinogen, serta karboksipeptidase. Trypsinogen andaikan diaktifkan oleh enzim enterokinase yng diperoleh oleh dinding usus membentuk trypsin. pH optimal bagi atau bisa juga dikatakan untuk kerja trypsin merupakan 8,0. ini menunjukan bahwasanya pentingnya getah pankreas yng bersifat alkalis bagi atau bisa juga dikatakan untuk menetralisir keasaman chyme yng berasal dari abomasum. Enzim chymotrypsinogen diubah menjadi chymotrypsin oleh tripsin. Chymotrypsin mencerna protein serta sebagian menghidrolisa protein menjadi asam-asam amino serta asam-asam amino rantai pendek yng disebut peptida. Chymotrypsin pula mengkoagulasi susu. Enzim yng ketiga karboksipeptidase bekerja pada peptida serta memecahnya menjadi asam-asam amino. Getah pankreas pula memiliki kandungan lipase, yng menghidrolisa lemak menjadi asam-asam lemak serta glicerol, serta amylase (amylopsin) yng menghidrolisa tepung serta dekstrin menjadi maltosa, semacam gula.Kelenjar dalam intestinum mensekresikan enzim-enzim lain yng bekerja pada peptida makanan yng dipecah menjadi molekul yng lebih kecil bagi atau bisa juga dikatakan untuk diabsorbsi. Tatkala chyme mengalir ke usus halus bagian bawah, maka akan kontak yang dengannya sejumlah enzim yng disekresikan oleh dinding usus, yakni enterokinase yng mengaktifkan trypsinogen; peptidase yng merubah peptida menjadi asam-asam amino; maltase yng merubah maltosa menjadi glukosa; laktase yng memecah laktosa menjadi glukosa serta galaktosa; lipase yng memecah lemak menjadi asam lemak serta glyserol; serta amylase yng merubah pati menjadi maltosa. Pula diketemukan dalam getah usus enzim-enzim yng memecah asam nukleat serta kelompok proteinnya.
Getah empedu yng diproduksi dalam hati serta disimpan dalam kantung empedu menunjukan beberapa fungsi dalam intestinum. Getah empedu mengaktifkan lipase pankreas, yng membantu mengemulsikan lemak, menaikan kelarutan asam-asam lemak, membuat mudah absorbsi, serta berfungsi menjadi reservoir alkali bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi pH optimum bagi atau bisa juga dikatakan untuk reaksi dalam usus.

Absorbsi Nutrien dari Intestinum

Sekresi getah usus serta sebagian besar reaksi pencernaan berlangsung dalam usus halus bagian atas, sedangkan absorbsi hasil akhir pencernaan berlangsung pada bagian belakang usus halus. Asam-asam amino serta peptida dari pencernaan protein serta gula simpel misalnya glukosa dari pencernaan karbohidrat diabsorbsi langsung masuk ke dalam sirkulasi darah bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditransportasi ke banyak sekali jaringan tubuh. Nutrien ini selanjutnya dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk banyak sekali fungsi tubuh, semisal pertumbuhan jaringan, produksi susu, serta reproduksi.
Absorbsi lemak lebih kompleks. Asam-asam lemak serta lipida lain dikombinasi yang dengannya garam-garam empedu, membentuk komponen yng larut dalam air serta bisa mengalami difusi. Kombinasi ini membentuk miselle yng bisa merembes kedalam dinding usus serta masuk ke dalam pembuluh lymphe. Dari pembuluh lymphe ini selanjutnya dialirkan kedalam system vena darah disebelah depan jantung (vena cava anterior) melalui ductus toraxicus. Absorbsi butir-butir / miselle lemak yng halus kedalam cairan lymphe memicu cairan yang telah di sebutkan berwarna agak suram semisal susu, substansi ini disebut chyle. Garam-garam empedu selanjutnya dikembalikan lagi ke usus lewat hati, serta asam-asam lemak digabungkan kembali menjadi lemak netral yang dengannya glycerol dari mukosa usus. Lemak ini lantas bisa dipakai segera menjadi sumber energi ataupun disimpan dalam jaringan adiposum bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai lantas.
Dalam usus besar tetap berlanjut reaksi pencernaan oleh enzim yng ditambahkan dalam usus halus. Berlangsung pula beberapa pencernaan oleh bakteri, lebih-lebih proses putrefaksi (bakteri pembusuk) yng menghasilkan bau busuk pada feces. Tak ada enzim yng diperoleh oleh usus besar, akan tetapi berlangsung absorbsi lebih-lebih air serta ini menghasilkan masa yng agak padat sebelum dikeluarkan menjadi feses. Tidak sedikit hasil pemecahan dari proses metabolisme dalam tubuh dikembalikan kedalam saluran pencernaan melalui dinding usus besar. Ini bersama yang dengannya sisa pakan yng tak tercerna, enzim pencernaan, sel-sel yng terlepas dari saluran pencernaan, serta residu mikro-organisme yng tak tercerna, dikeluarkan dari tubuh menjadi faeces melalui rektum serta anus.

Rate of Passage (Laju sirkulasi Pakan)

Kecepatan / laju mengalirnya pakan dalam saluran pencernaan Amat bergantung pada tipe serta jumlah pakan yng dikonsumsi sapi. Pakan konsentrat tak memerlukan ruminasi serta aktivitas mikrobia sebanyk pakan kasar (hijauan). Konsentrat melaju dari reticulo-rumen lebih cepat dibandingkan yang dengannya pakan hijauan. Laju pakan yng cepat Amat penting bagi sapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai efisiensi maksimum, lantaran sapi tak barangkali mencerna tambahan pakan bila pakan yng ada belum lewat. Dalam kasus gula serta pati yng gampang larut ini akan lebih efisien energinya andaikan di by pass menjadikan langsung dicerna di abomasum serta diabsorbsi di dinding usus halus. Sebagian karbohidrat mengikuti proses semisal ini dalam kondisi normal, akan tetapi hampir seluruh dari pakan difermentasi menjadi VFA. Lemak serta beberapa protein pula akan lebih efisien bila di-by pass-kan yang dengannya membungkus yang dengannya formalin
Terdapat kelemahan pula pada laju pakan yng cepat. Pencernaan yng tidak lebih sempurna dari pakan yng laju pakannya terlalu cepat, menjadikan tidak sedikit yng terbuang lewat feces. Pula berlangsung penurunan kadar lemak susu, peningkatan gangguan digesti serta berlangsung displaced abomasum bila sapi makan pakan yng memiliki laju sirkulasi terlalu cepat.


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/12/hasil-fermentasi-pada-rumen.html.

Seputar Hasil Fermentasi Pada Rumen

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Hasil Fermentasi Pada Rumen