Pengenaan Sistem Pencernaan ( Traktus digestivus ) pada Ruminansia, non-ruminansia, dan Unggas.

- Februari 04, 2018

Pengenaan Sistem Pencernaan ( Traktus digestivus ) pada Ruminansia, non-ruminansia, dan Unggas.

 
Alat pencernaan berupa suatu saluran yng terentang dari mulut hingga anus (dubur). Didasari susunan anatomi dan fisiologi alat pencernaan pada banyak sekali hewan ternak terdapat perbedaan. Perbedaan yang telah di sebutkan penyebabnya yaitu oleh adanya perbedaan jenis pakan dan proses pencernaannya. Pada ternak bisa digolongkan menjadi tiga golongan, yakni golongan ruminansia, non-ruminansia, dan unggas.I. Alat pencernaan ruminansia dan non ruminansia terdiri dari:
1. Mulut dan alat perlengkapannya (gigi, lidah, bibir, pipi, rahang dan langit-langit ataupun palatum)
2. Tonsil
3. Pharinx
4. Oesophagus
5. Lambung
Ruminansia: rumen, reticulum, omasum, abomasum
Non ruminnasia: lambung tunggal
6. Usus halus : duodenum, jejunum dan ileum
7. Usus besar : coecum dan colon
8. Rectum
9. Anus
10. Alat pencernaan tambahan: Kelenjar ludah (glandula saliva), pencreas, dan hati
1. Mulut
Mulut beserta perlengkapannya dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambil makanan dan minuman, memecah makanan menjadi pertikel-psrtikel yng lebih kecil, menggiling dan mencampurnya yang dengannya saliva dan pembentukan bolus. Disamping itu ada pula yng dipakai menjadi senjata defensif ataupun ofensif. Gigi dan lidah dikelilingi oleh pipi, bibir dan otot-otot (musculus bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggerakan rahang).
Gigi. Gigi susu ataupun gigi sementara ataupun gigi desiduosa (D) merupakan gigi yng tumbuh pada tatkala masih anak (muda) dan akan diganti yang dengannya gigi yng tetap pada sat menjadi dewasa. Pendapat dari bentuk dan fungsinya ada 4 jenis gigi, yakni: gigi seri ataupun incisivus (I), gigi taring ataupun caninus (C), gigi geraham depan ataupun premolar (P), gigi geraham belakang ataupun molar (M). Gigi geraham belakang ini tak ada pada gigi susu.Lidah. Lidah dibentuk oleh masa otot yng ditutupi oleh membrana mucosa. Pada permukaan dorsalnya ditutupi oleh papila yng terdiri dari sel-sel epithel squamous. Ada tiga jenis papila, yakni: papilla filiform, papilla fungiform dan papilla circumvallate. Papila filiform bentuknya semisal rambut, letaknya tersusun membentuk baris-baris yng berjalan menyebar ke kiri dan ke kanan dari garis sedang membentuk huruf V. Pada kuda papilla ini lebih pendek dan lebih halis daripada ternak lain menjadikan terasa lembut semisal beludru. Papilla fungiform bentuknya semisal jamur (fungus) tersebar diantara palilla filiform dan lebih-lebih tidak sedikit dekat ujung lidah. Papilla circumvallate tersusun sepanjang garis gustatory (garis yng memberikan batas bentuk V pada papilla filiform). Taste buds (puncak cita rasa) terdapat pada papilla fungiform dan papilla circumvallate. Taste buds pula terdapat pada palatum (langit-langit mulut), pharynx dan larynx. Lidah selain menjadi alat perasa yng penting pula dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambil dan memasukkan makanan ke dalam mulut, dan membantu proses pengunyahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk bolus makanan (sapi).
Bibir. Bibir domba, kambing dan kuda bersifat lunak dan gampang bergerak (fleksibel). Bibir pada ternak ini ikut membantu mengambil makanan. Bibir sapi dan babi lebih keras/kuat dan tak gampang bergerak menjadikan fungsinya cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk menutup mulut.
Pipi. Pipi tersusun dari otot (musculus) yng ditutupi oleh kulit pada bagian luar, dan di bagian dalam dilapisi oleh membrana mucosa. Fungsi pipi selain menjadi dinding rongga mulut, pula membantu lidah dalam menempatkan makanan diantara gigi-gigi pada tatkala mengunyah.
Rahang. Rahang tersusun dari kerangka tulang, terdiri dari rahang atas (maxila) dan rahang bawan (mandibula). Rahang ditutupi oleh otot-otot (musculus) masseter, temporalis, pterygoideus. Musculuas pterygoidues pula bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggerakkan rahang ke depan, ke kiri dan ke kanan dalam proses menggiling makanan. Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuka dan menutup mulut rahang digerakkan oleh musculus digasticus, musculus occipitomandibularis dan musculus sternomandibularis.
Palatum. Palatum ataupun langit-langit keras memberikan batas rongga mulut dibagain atas dan ke arah belakang menjadi palatum lunak yng memisahkan mulut yang dengannya nasopharynx.
2. Tonsil
Tonsil terdiri dari jaringan lymphatic. Ada tiga jenis tonsil, yakni: tonsil lingual, tonsil palatin dan tonsil pharyngeal. Tonsil lingual terdapat atau terletak pada dasar lidah. Tonsil palatin terdapat atau terletak antara kelenjar glassopalatine dan pharyngopalatine. Tonsil pharyngeal terdapat atau terletak pada dinding atas bagian posterior dari bagian nasal pharynx. Tonsil pharyngeal tak berpasangan (satu buah), sedangkan tonsil lingual dan palatin berpasangan. Fungsi tonsil merupakan menjadi penghalang masuknya bibit penyakit yng masuk lewat mulut dan hidung lantaran memproduksi sel darah putih lebih-lebih lymphocyte.
3. Pharynx
Pharynx adalah lanjtan ke belakang dari rongga mulut, dan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian atas disebut nasal, bagian sedang disebut oral dan bagian bawah disebut laryngeal pharynx. Ada beberapa lubang saluran ke pharynx, yakni berhubungan yang dengannya mulut dan hidung (2 buah), yang dengannya indera pendengaran (dua saluran eustasius), yang dengannya oesophagus dan yang dengannya larynx yng menghubungkan ke trachea.
Arus makanan ke saluran pencernaan dan arus udara ke saluran pernafasan melewati pharynx. Udara yng dihirup masuk rongga hidung, lantas melewati pharynx masuk le larynx. Pada tatkala itu lubang ke saluran pencernaan (oesophagus) ditutup oleh epiglottis secara reflex. Sebaliknya pada tatkala makanan dari mulut masuk ke pharynx lantas didoring masuk ke oesophagus oleh kontarksi otot-otot pharyngeal, selama periode yang telah di sebutkan larynx ditutup secara reflex oleh epiglottis.
4. Oesophagus
Oesophagus adalah saluran muskuler yng menhubungkan pharynx yang dengannya lambung. Oesophagus dari rongga dada melewati diaphragma pada hiatus oesophagus masuk ke rongga perut, bergabung yang dengannya lambung pada bagian cardiac.
5. Lambung
Non-ruminansia memiliki lambung tunggal/simpel (monogastric), tereltak di belakang sisi kiri dari diaphragma. Lambung non-ruminansia bisa dibagi menjadi 4 bagian, yakni:
a. Bagian oesophagus, yakni tempat bermuaranya oesophagus. Bagian ini pada kuda besar, akan tetapi pada babi kecil.
b. Bagian kelenjar cardiac. Mukosanya memiliki kandungan kelenjar yng memproduksi mucus. Bagian ini kecil pada kuda, sedangkan pada babi besar.
c. Bagian kelenjar fundus. Kelenjar fundus memiliki kandungan 3 tipe sel, yakni:
 Sel mucosa yng memproduksi mucus
 Sel parietal yng memproduksi HCl
 Sel peptic ataupun sel zymogen yng memproduksi enzim, misalnya pepsin, rennin.
d. Bagian kelenjar pylorus. Kelenjar ini sebagian besar selnya memproduksi mucus. Sel G memproduksi hormon gastrin
Ruminansia memiliki lambung kompleks yng terdiri dari 4 bagian, yakni rumen, reticulum, omasum dan abomasum. Pada waktu ruminansia masih menyusu rumen dan reticulum belum berkembang sempurna menjadikan air susu terus masuk ke dalam omasum dan abomasums.
Rumen bisa dibagi menjadi 2 bagian/kantong, yakni bagian dorsal dan bagian ventral. Bagian dorsal memiliki lubang ke depan berhubungan yang dengannya reticulum dan oesophagus bermuara ke dalam rumen pada daerah yng disebut atrium. Bagian dorsal dan bagian ventral dijauhkan oleh sekat cranial dan caudal yng adalah peninggian musculus yng kuat dari dinding rumen. Mucosa rumen lebih-lebih pada bagian ventral terdapat tonjolan-tonjolan yng disebut papilla rumen.
Reticulum terdapat atau terletak di belakang diaphragma dan berhubungan yang dengannya omasum lewat lubang yng disebut orificium reticulo-omasal. Mucosa dinding reticulum memiliki struktur semisal sarang lebah menjadikan gampang dikenal.
Omasum berhubungan yang dengannya abomasum melalui lubang yng berbentuk oval besar disebut orificium omaso-abomasal. Dinding dalam omasum memiliki lembaran-lembaran yng panjangnya tak percis.
Abomasum adalah perut kelenjar, memiliki dua bagian. Yng pertama bagian fundic yng dindingnya berlipat-lipat dan memiliki kandungan kelenjar-kelenjar semisal lambung hewan lain. Bagian kedua antrum pyloric yng berotot (musculus) dan pada mucosanya terdapat kelenjar pylorus yng spesifik

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/05/pengenaan-sistem-pencernaan-traktus.html.

Seputar Pengenaan Sistem Pencernaan ( Traktus digestivus ) pada Ruminansia, non-ruminansia, dan Unggas.

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pengenaan Sistem Pencernaan ( Traktus digestivus ) pada Ruminansia, non-ruminansia, dan Unggas.