Budidaya Bengkuang

- April 17, 2017

Budidaya Bengkuang

 
Obyek wisata Bogor bukan cuma Kebun Raya, serta Museum Zoologi. Talas, bengkuang, serta pisang, lebih-lebih pisang tanduk, pula melengkapi oleh-oleh wisata khas Bogor. Tiga komoditas itu, lantas dianggap menjadi komoditas pertanian khas Bogor. Talas serta pisang tanduk memanglah benar asli Indonesia, namun bengkuang merupakan umbi dari kepulauan Karibia, serta Amerika Sedang. Nama Inggris bengkuang jícama, ataupun Spanyol heekahmah, berasal dari bahasa Nahuatl (bahasa Aztex), xicamatl, serta hee-kah-mahtl). Sesuai asalnya, bengkuang pula disebut Mexican Potato, serta Mexican Turnip.
Bengkuang dipanen umbinya. Curah hujan di sekeliling Bogor cukup tinggi, sampai-sampai umbi bengkuang di tempat ini tidak sedikit memiliki kandungan air. Beda yang dengannya umbi bengkuang dari Amerika Sedang, memiliki kandungan karbohidrat (pati) tinggi. Di negara-negara Amerika Sedang, bengkuang dibudidayakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil patinya. Pati bengkuang Amat cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk bubur serta kue makanan bayi, lantaran kelembutannya. Umbi bengkuang yng akan dipanen bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil patinya, Perlu dipelihara paling tak selama dua tahun. Sampai-sampai umbi itu telah berserat, serta tak mampu dikonsumsi segar.
Umbi yng akan dikonsumsi segar, Perlu dipanen pada tahun pertama, sejak penanaman. Budidaya bengkuang di sekeliling Bogor di lakukan sepanjang tahun. Karena curah hujan di tempat ini merata sepanjang tahun. Sampai-sampai setiap tatkala, para wisatawan mampu menjumpai bengkuang dijajakan di kios di sepanjang jalur jalan raya ke Puncak, ataupun ke Sukabumi. Di tempat yng musim hujannya terkonsentrasi selama lima, ataupun malah tiga bulan (NTT), bengkuang ditanam pada awal musim penghujan, serta dipanen pada musim kemarau disaat tanamannya telah mati.
Bengkuang dibudidayakan dari benih biji. Petani umumnya menyisakan satu dua tanaman yng dibiarkan berbunga serta berbuah berupa polong, bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai menjadi benih pada musim tanam selanjutnya. Tanaman lain-lainnya sengaja dipangkas (dibuang) bunganya, supaya tak menghasilkan polong. Karena bengkuang baru akan menghasilkan umbi, kalau seluruh bunga dibuang. Kalau bunga dibiarkan tumbuh menjadi polong, bengkuang tak akan menghasilkan umbi. Polong bengkuang mirip yang dengannya buncis, yang dengannya bulu halus pada kulitnya. Panjang polong bengkuang sekitar 10 cm, yang dengannya biji sebesar biji buncis. Polong serta biji berwarna hijau disaat muda. Sesudah tua, kulit polong berwarna abu-abu kehitaman, serta biji menjadi coklat. Biji ini dia yng dipanen petani bagi atau bisa juga dikatakan untuk benih. Andaikan tak segera ditanam, polong akan dibiarkan tetap utuh, tak dikupas, serta disimpan di tempat yng kering. Umumnya petani menyimpan polong bermacam tanaman pada para-para di atas tungku dapur. Biji yng telah terlanjur dikeluarkan dari polong, serta tak akan segera ditanam, Perlu disimpan dalam wadah kaleng ataupun botol beling yng tertutup rapat.
Bengkuang menghendaki lahan yng gembur, lebih-lebih tanah vulkanis yang dengannya bahan organik yng kaya. Walaupun daya adaptasi bengkuang terhadap bermacam jenis tanaman pula cukup tinggi. Supaya pertumbuhan umbi mampu optimal, bengkuang menghendaki sinar matahari penuh sepanjang hari. Tanaman ini akan tumbuh baik pada lahan yang dengannya ketinggian antara 200 sd. 800 m. dpl. Para petani umumnya mengolah lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditanami bengkuang, yang dengannya cangkul, lantas dibuat guludan. Pada guludan itu dibuat lubang tanam mempergunakan tugal. Ke dalam lubang tanam itulah dimasukkan satu biji bengkuang menjadi benih.
Bengkuang adalah tanaman memanjat, yang dengannya tatacara membelit. Di daerah asal aslinya, bengkuang memanjat tanaman lain, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengejar sinar matahari. Di areal penanaman, petani mampu memberinya ajir, menjadi tiang panjatan. Para petani di sekeliling Bogor, jarang memberikan ajir bagi atau bisa juga dikatakan untuk bengkuang. Sampai-sampai tanaman menjalar memenuhi guludan, semisal halnya tanaman ubi jalar. Alasan petani tak diberi ajir, merupakan supaya gampang membuang kuncup bakal bunga. Pembuangan di lakukan yang dengannya memetik malai bunga satu per satu mempergunakan tangan.
Bengkuang dipanen pada umur antara 8 sd. 10 bulan. Panen di lakukan yang dengannya membabat seluruh tanaman. Sulur batang serta daun bengkuang, umumnya ditaruh di antara dua guludan. Pada waktu membongkar guludan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambil umbi bengkuang, sulur serta daun yng baru saja dibabat, sekalian ditimbun. Pembongkaran guludan di lakukan yang dengannya hati-hati, supaya mata cangkul tak melukai umbi. Bengkuang hasil panen diikat, yang dengannya menyatukan pangkal batang yng masih melekat pada umbi, mempergunakan tali bambu.
Walaupun mampu dibudidayakan sepanjang tahun, para petani di sekeliling Bogor, cuma mau menanam bengkuang, supaya panennya pas bertepatan yang dengannya musim kemarau. Karena pada musim penghujan, minat warga atau juga bisa dikatakan masyarakat bagi atau bisa juga dikatakan untuk membeli bengkuang agak menurun. Selain dimakan segar, bengkuang paling disukai menjadi bahan rujak, bersama buah-buahan, serta ubi jalar merah. Dewasa ini bengkuang pula Suka dijadikan bahan kosmetik, lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghaluskan serta menyehatkan kulit wajah. Bengkuang bahan kosmetik, dipilih yng benar-benar telah tua.
Yang terakhir, bengkuang pula dijadikan pengisi lumpia. Karena produsen lumpia, Suka kesulitan memperoleh pasokan rebung segar secara kontinu. Rebung yng telah layu berasa masam, serta beraroma pesing. Maka para pengusaha lumpia pun secara kreatif berpindah ke bengkuang yng lebih gampang diperoleh. Sebetulnya, selain dipanen umbinya, bengkuang pula mampu dipanen bijinya menjadi bahan baku pestisida. Karena dalam biji bengkuang, terkandung rotenon dalam volume yng cukup besar, menjadi bahan pestisida organik.
SUMBER KLIPPING: Foragri SUMBER FOTO: faridaintheair.wordpress

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/budidaya-bengkuang.html.

Seputar Budidaya Bengkuang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Budidaya Bengkuang