Seputar Tanaman Kapol (Kupulaga/Kardamon) (Bagian 1)

- Maret 04, 2018

Seputar Tanaman Kapol (Kupulaga/Kardamon) (Bagian 1)

 
Lebih tidak sedikit orang mengenal buah kapol ataupun kapulaga daripada tanaman yng menghasilkannya. Tanaman kapol (Amomum Cardamomum serta Elettaria Cardamomum) tak berada di seluruh daerah Indonesia, meskipun tanaman ini asli Indonesia. Faktor- faktor ekologi bagi pertumbuhannya adalah curah hujan yng tinggi dalam satu tahun memberikan batas penyebaran tanaman yang telah di sebutkan di tempat Nusantara.
Tanaman kapol adalah penghuni hutan. Akan tetapi pada tatkala ini tidak sedikit juga ditanam di pekarangan ataupun di tegalan. Daerah tanaman kapol asli Indonesia merupakan daerah Bengkulu (Muko-muko) serta Palembang (Muaraduo) di Sumatera Selatan. Di Jawa Barat tanaman kapol terdapat di daerah Sukabumi; sekitar Padalarang di daerah bukit kapur Tagogapu serta Singaparna di sekeliling daerah Puspahiang serta Banten Selatan.
1.Nama kapol di daerah-daerah Bila di Jawa Barat dikenal yang dengannya nama kapol, di Jawa Sedang namanya kapulaga, di Madura kapolaga, di Sumatera pula kapulaga, di Minangkabau palaga, serta di Ujungpandang giridimong.
2.Sekelumit sejarah kapol Sebelum orang Barat mengenal kapol dari Indonesia, orang-orang mengenal kapol dari Malabar (India) serta Ceylon. Baru dalam tahun 1323 sesudah kedatangan seorang rohaniawan Fra Odorigo de Pordenone di pulau Jawa, buah kapol yng berasal dari pulau yang telah di sebutkan dimasukkan ke dalam daftar hasil bumi khas pulau Jawa. Orang-orang Belanda yang dengannya VOC-nya yng haus terhadap rempah-rempah, sejak tahun 1500, menyatakan bahwasanya kapol jawa bisa menghasilkan keuntungan yng besar. VOC segera menyatakan hak monopolinya terhadap hasil kapol dari Jawa serta sekalian dari Ceylon. Penduduk Jakarta diperintahkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengumpulkan buah kapol. Rakyat diharuskan mengumpulkan buah kapol dari hutan-hutan, yng hasil nya tak memuaskan si penjajah.
Dalam tahun 1699 buah kapol baru bisa diekspor ke negeri Belanda sebanyk 18.106 pon, seharga FI 16.295,60. Dalam tahun 1715 rakyat di Jawa dipaksa bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam kapol. Tanaman kapol yng kini berada di Jawa Barat barangkali masih adalah turunan dari tanaman dari zaman itu. Dalam periode yang telah di sebutkan diakui bahwasanya hasil kardamon dari India lebih tinggi daripada kardamon asli Jawa. Dalam pertengahan abad 18 didatangkan bibit kapol dari India (Malabar) ke pulau Jawa. Hasil percobaan yang dengannya jenis baru itu tak memuaskan, lantaran tak memperhatikan iklim serta jenis tanah yng cocok bagi kapol seberang yang telah di sebutkan. Di samping faktor ekologi yng khas bagi atau bisa juga dikatakan untuk kapol luar negeri yng tak diperhatikan, percobaan-percobaan yang telah di sebutkan tak men- bisa bantuan dari rakyat.
Sampai-sampai tatkala ini masih ada sisa-sisa dari kardamon Malabar yang telah di sebutkan, misalnya di daerah Puspahiang, Cibodas Lembang, Cianjur Selatan, serta Sukabumi Selatan. Kapol luar negeri ini berbentuk malai bunga serta buahnya Amat berbeda yang dengannya kapol Jawa. Di Jawa Barat tanaman semisal itu diberi nama "kapol sabrang". Dalam dunia perdagangan sampai-sampai tatkala ini, buah kapol diberi nama Cardamomum ataupun Cardamom Tanaman yang telah di sebutkan mem punyai kedudukan yng tinggi dalam jajaran rempah-rempah, yakni menduduki tingkat Sembilan Besar di seluruh dunia.
3. Beberapa data botani tanaman kapol Ada dua jenis kapol, yakni: a. Amomum Cardamomum, kapol asli Indonesia b. Elettaria Cardamomum, kapol Malabar India. a. Amomum Cardamomum Amomum cardamomum berbentuk herba tahunan serta membentuk rumpun batang semu; cukup tidak sedikit setinggi 2,5 meter. - Daunnya berbentuk lanset yng cukup panjang yang dengannya kedukan yng berseling. - Kelopak daunnya menutupi batang, tanpa membentuk tangkai daun bersambung langsung yang dengannya helai daun. - Helai daun memiliki kandungan minyak atsiri cineol yng pedas rasanya. Kadar cineol daun yng masih muda (pucuk) lebih tinggi daripada yng telah tua. - Membentuk rimpang yng agak keras, yng berwarna merah darah yng memiliki kandungan minyak atsiri juga. - Mulai berbunga pada umur 2-3 tahun akan tetapi praktis tak menghasilkan buah. Baru sesudah berumur 3-4 tahun kapol bisa menghasilkan buah/biji. - Berbunga mulai turun hujan serta berbunga terus selama musim hujan. Di sekeliling Padalarang serta Puspahiang dalam bulan Agus- tus tanaman kapol masih berbunga serta berbuah. - Bunga tumbuh dekat pokok batang yng relatif masih muda, serta tumbuh dari rimpang samping (cabang). - Bunga tumbuh lurus sampai-sampai tinggi 8-15 cm berbentuk mulai yng dibentuk oleh beberapa kelopak bunga yng saling tindih. Setiap malai bisa menampilkan 3-8 bunga yng berwarna merah. - Dari sekian tidak sedikit bunga yng bisa menghasilkan buah rata-rata relatif tidak banyak ataupun tak seluruh bunga menghasilkan buah. - Bentuk buahnya bulat agak pipih, berkotak tiga ruang, berbiji cukup tidak sedikit berwarna hitam serta keriput kulitnya. - Biji kapol memiliki kandungan minyak atsiri cineol rata-rata 12%. Rasa- nya mirip jahe serta merica.
Dalam tahun 1955, Jawa tan Pertanian Kab. Sukabumi, pernah menempatkan sebuah sangkar lebah dekat sekelompok tanaman kapol. Hasil nya adalah madu yng rasanya memiliki kandungan minyak kapol, pedas, serta Anget. Jelaslah kiranya bahwasanya lebah mengunjungi bunga kapol bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengumpulkan sari bunganya. Yang dengannya kunjungan lebah yang telah di sebutkan, bisa ditingkatkan mutu pernyerbukan, yng berguna ditingkatkannya pembentukan buah.
LINGKUNGAN PERTUMBUHAN Amomum cardamomum tumbuh baik di banyak sekali jenis tanah selain di tanah yng berat (Amat liat) serta sukar pembuangan airnya. Tanaman kapol yng berada di sekeliling Tagogapu (Padalarang) memberikan petunjuk bahwasanya kapol bisa tumbuh yang dengannya baik di tanah yng tidak sedikit memiliki kandungan kapur. Di sekeliling Puspahiang tanahnya adalah tanah lempung laterit. Lantaran berada di pekarangan tanahnya tidak sedikit memiliki kandungan bahan organis serta cukup rindang. Sampai-sampai tatkala ini daerah Puspahiang adalah pusat Amomum cardamomum di Jawa Barat. Dinyatakan oleh penduduk setempat bahwasanya luas tanaman tak tidak lebih dari 35 ha. Kebun kapol di daerah ini masih adalah kebun tumpangsari di pekarangan ataupun di tegalan. Pada biasanya tanaman kapol butuh tanaman peneduh.
Ketinggian tempat serta curah hujan Daerah-daerah kapol yng sampai-sampai kini masih bertahan ketinggian tempat serta curah hujannya merupakan menjadi berikut; Buahnya berbentuk kotak yang dengannya tiga kamar, berisi 3-8 biji, keriput bentuknya serta berwarna coklat tua. Setiap biji dibungkus yang dengannya kulit yng tipis. Ukuran buahnya tak lebih panjang dari 15 mm. Bunganya bisa mengadakan persarian sendiri (self-fertile).
Elettaria cardamomum tumbuh baik di daerah yang dengannya curah hujan 1500-5000 mm, yang dengannya suhu udara antara 10-35°C. Selanjutnya tanaman yang telah di sebutkan, butuh lahan yng cukup subur, rindang, serta terlindung dari angin. Elettaria cardamomum bisa diperbanyak melalui biji serta rimpangnya menjadi "sebetan" dari induk tanamannya.
Biji Elettaria cardamomum bila disebar bisa tumbuh sesudah 1-3 bulan disemai. Tumbuhnya tak merata serta bisa dipindahkan bila sudah berdaun tiga helai. Elettaria cardamomum mulai berbunga sesudah berumur tiga tahun ditanam ataupun 3-5 tahun sesudah disemaikan.
Buah Elettaria cardamomum mulai masak serta bisa dipetik 3-4 bulan sesudah berbunga. Sebaiknya buah dipetik sebelum masak benar. Rata-rata hasil per tahun berkisar antara 112-280 kg/ha buah kering. Elettaria cardamomum bisa menghasilkan serta masih menguntungkan sampai-sampai umur 15 tahun.
Ada tiga tipe Elettaria cardamomum, yakni tipe Mysore, Malabar, serta Ceylon, masing-masing yang dengannya kadar minyak cineole 41%, 26,5%, serta 3,3% serta kadar terpinyl acetat 30%, 34,5%, serta 0,1%. Dari ketiga tipe yang telah di sebutkan, mana tipe yng baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikem- bangkan di Indonesia masih memerlukan penelitian yng lebih mendalam. Sepanjang pengetahuan penulis sampai-sampai tatkala ini, kedua jenis kardamon yang telah di sebutkan tak tidak sedikit diganggu hama ataupun penyakit yng merugikan. Sebaliknya, di India serta tetangganya dinyatakan bahwasanya Elettaria gampang diserang penyakit virus katte yng Amat disegani pemiliknya. Hama yng sekali-kali bisa merusak daun kardamon merupakan belalang serta tikus. Hama yang telah di sebutkan bisa juga merusak biji kardadmon yng masih muda ataupun yng hampir masak.
4. Komposisi kimiawi biji elettaria cardamomum Buah elettaria cardamomum
Buah elettaria cardamomum memiliki kandungan rata-rata 3-8% minyak atsiri (minyak cardamon), 10% zat protein, 10% fixed oil, 20-40% zat pati (tepung), serta beberapa jenis zat mineral. Minyak Kardamon tak berdiri sendiri akan tetapi terdiri atas beberapa jenis minyak, misalnya cineole, terpynil-acetat, limonene, serta sebagainya. Minyak kardamon diperoleh melalui destilasi yang dengannya uap air.

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2017/02/seputar-tanaman-kapol-kupulagakardamon.html.

Seputar Seputar Tanaman Kapol (Kupulaga/Kardamon) (Bagian 1)

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Seputar Tanaman Kapol (Kupulaga/Kardamon) (Bagian 1)