Pengolahan Limbah Industri Peternakan

- November 06, 2017

Pengolahan Limbah Industri Peternakan

 

Pengolahan Limbah Industri peternakan berperan penting dalam kegiatan ternak lebih-lebih peternakan besar. Indonesia adalah negara berkembang sekalian negara agraris yng pula bergerak dibidang peternakan, Limbah ternak yng berupa kotoran ternak memiliki kandungan bahan organik yng cukup tinggi, bahan ini sebelum dibuang ataupun dipakai menjadi pupuk ataupun pembenah tanah Perlu distabilkan lebih dulu supaya tak memicu pengaruh negatif terhadap tanah serta tanaman. Pemakaian kotoran ternak secara langsung (tanpa diproses lebih dulu) membahayakan tanaman, ternak ataupun kita-kita. Kotoran ternak memiliki kandungan bibit penyakit yng bisa ditularkan ke ternak ataupun kita-kita.Kotoran ternak bila langsung dipakai pada kita-kita dapt meracuni tananman lantaran selama berada didalam tanah berlangsung dekomposisi bahan organic yang dengannya hasil asam – asam organik, senyawa fenol, NH3, CO2 serta panas. Asam – asam organik, senyawa fenol, NH3 serta CO2 adalah racun bagi tanaman. Panas yng diperoleh dari dekomposisi bahan organik bisa membunuh tanaman. Oleh lantaran itu kotoran ternak yng akan dipakai sebagi pupuk sebaiknya diolah lebih dulu supaya bahan organik bisa diubah menjadi senyawa organik yng siap dipakai oleh tanaman.Hasil samping dari daging ternak diantaranya kulit, penyamakan kulit menghasilkan limbah baik padat, cair ataupun gas. Pengolahan limbah cair bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan kandungan bahan organic, biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) serta bahan pencemar, dan menstabilkan bahan organik menjadikan produk akhirnya bila dibuang, tak rawan bagi lingkungan. Pengolahan limbah cair yang dengannya lumpur aktif menghasilkan sludge dalam jumlah yng Amat besar. Sludge limbah penyamakan kulit berasal dari bak pengendapan primer serta sekunder, lantaran pengolahan tersier jarang dikerjakan di Indonesia, seharusnya limbah cair penyamakan kulit yng tinggi kandungan kromnya tak boleh dicampur yang dengannya sludge dari bak pengendapan primer serta sekunder. Limbah cair penyamakan kulit sebaiknya ditangani tersendiri, kromnya diambil lagi serta dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyamak kulit. Fakta dilapangan dibeberapa pabrik penyamakan kulit mengendapkan sisa ataupun limbah cair penyamakan yang dengannya kapur serta mencampur sludge dari bak pengendapan primer serta sekunder, selanjutnya dipress serta dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengendapan yang dengannya kapur cukup rawan lantaran dimungkinkan terbentuk kalsium kromat yng Amat toksik serta rawan bagi tanaman, ternak serta kita-kita, disamping itu sludge yng dibuang di TPA dimungkinkan berlangsung transformasi krom III (Cr (III)) menjadi krom VI (Cr (VI)) bila terdapt oksidator yng sesuai sperti MnO2 (Macchi et al., 1991 yng disitasi oleh Triatmojo, 2001). Bahan organik pada sludge akan diuraikan secara anaerobik menjadikan diperoleh bau busuk yng Amat mengganggu warga atau juga bisa dikatakan masyarakat disekitar TPA. Ada mungkin krom didalam sludge bisa diabsorbsi oleh tanaman serta bisa masuk ke ternak maupun kita-kita lewat pakan ataupun makanan. Bila hal ini berlangsung bisa menjadi anacaman bagi ternak serta kita-kita.Limbah industri peternakan serta industri penyamakan kulit memiliki potensi yng besar menjadi pencemar tingkat tinggi andaikan tak dikelola yang dengannya baik, akan menurunkan mutu lingkungan, mengganggu kebugaran atau kesehatan.serta kenikmatan hidup warga atau juga bisa dikatakan masyarakat. Limbah organik salah satunya kotoran ternak serta sludge penanganan limbah cair umumnya kotor, baunya busuk, menjijikkan, memiliki kandungan bibit penyakit serta bahan organik yng gampang diuraikan. Terjadinya pencemaran lingkungan bisa dilihat yang dengannya adanya perubahan warna, bau serta kejernihan. Limbah industri peternakan serta industri penyamakan kulit bisa memicu perubahan fisis serta khemis lingkungan yng cepat yng bisa merugikan lingkunganPengomposan merupakan satu dari sekian banyaknya upaya yng bisa di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan serta memanfaatkan limbah industri peternakan serta industri penyamakan kulit. Zat – zat yng Amat bermanfaat dalam limbah yang telah di sebutkan bisa dimanfaatkan secara maksimal yang dengannya tatacara mengolahnya menjadi pupuk kompos. Hasil akhir pengomposan berupa bahan organik yng sudah mengalami mineralisasi serta bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk memupuk tanaman. Kandungan unsur – unsur hara memiliki kemampuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperbaiki sifat – sifat fisik tanah, menjadikan bisa menaikan kesuburan tanah.Pengomposan adalah satu dari sekian banyaknya proses stabilisasi limbah organik secara hayati dibawah kondisi terkendali, dan akan diperoleh energi panas yng cukup tinggi yng bermanfaat membunuh organisme patogen serta biji gulma


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/05/pengolahan-limbah-industri-peternakan.html.

Seputar Pengolahan Limbah Industri Peternakan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pengolahan Limbah Industri Peternakan