Perkembangan Ternak Kerbau Di Indonesia

- Juli 27, 2017

Perkembangan Ternak Kerbau Di Indonesia

 
Perkembangan ternak kerbau di Indonesia relatif rendah dibandingkan yang dengannya perkembangan ternak yng lain-lainnya. Faktor – faktor yng menghambat perkembangan ternak kerbau di indonesia merupakan pemeliharaan yng masih bersifat eksentif, bisnis sambilan, tingkat pertumbuhan yng lambat serta efesiensi produksinya yng rendah. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, peningkatan mutu ternak kerbau Perlu lebih di tingkatkan.Peranan utama kerbau di Indonesia merupakan menjadi pembajak sawah serta menjadi simpanan peteni andai pada suatu tatkala ada keperluan tiba-tiba. Namun di daerah Tanah Toraja Sulawesi selatan, kerbau dipakai pada upacara kematian ( rambu solo). Makin tidak sedikit kerbau yng dipotong bagi atau bisa juga dikatakan untuk upacara yang telah di sebutkan maka tingkat sosial kelurga yang telah di sebutkan lebih tinggi.Manajemen mutu serta peningkatan populasi kerbau adalah jawaban kenapa ternak kerbau di Indonesia lebih kecil. Memanajemen mutu bisa menaikan kualitas kerbau. Makin tidak jelek alias bagus mutu kerbau, maka permintaan daging kerbau akan lebih tinggi. Sementara itu peningkatan populasi kerbau yng masih rendah bisa menimbulkan pertumbuhan ternak kerbau. Peningkatan populasi kerbau bisa di lakukan yang dengannya pemberian bantuan ke daerah – daerah yng sebetulnya bisa menaikan populasi kerbau. Daerah – daerah yng memiliki persediaan ruput tidak sedikit mampu dijadikan sasaran peningkatan populasi.Produk olahan daging kerbau masih tidak lebih diminati pasaran. Rendahya minat yang telah di sebutkan lantaran produk olahan daging kerbau masih monotone. Rumah makan serta restauran lebih memilih daging sapi daripada daging kerbau bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadikan olahan makanan. Rendahnya minat konsumen terhadap permintaan daging kerbau pula berpengaruh dalam pemasaran produk olahan daging kerbau. Mahalnya daging kerbau adalah faktor utama tak tertariknya konsumen. Daging yng keras / alot pula memberi pengaruh permintaan. Konsumen lebih memilih daging sapi serta daging unggas menjadi kebutuhan protein hewani orang-orang.Ternak kerbau memiliki kesanggupan mempergunakan serta memanfaatkan rumput yng kualitas lebih rendah. Protein hewani kerbau pula tak kalah yang dengannya sapi. Daging kerbau memiliki kandungan protein 20 – 30 %, sedangkan daging sapi memiliki kandungan protein 19 – 20 %. Kerbau pula satu dari sekian banyaknya pengganti yng di andal-kan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi permintaan daging yng makin meningkat. Oleh lantaran itu, berternak kerbau adalah usaha yng Amat menjanjikan.Penyuluhan – penyuluhan mengenai ternak kerbau butuh di optimalkan. Penyuluhan yang telah di sebutkan bertujuan agar bisa warga atau juga bisa dikatakan masyarakat mengerti perihal usaha ternak kerbau Amat menjanjikan. Kelompok ternak kerbau yng Amat jarang ada di Indonesia bisa dijadikan sasaran tempat penyuluhan. Perekrutan anggota baru pada kelompok – kelompok ternak, pemberian bantuan, penyuluhan, serta banyaknya tenaga ahli yng turun kelapangan, dan tim kebugaran atau kesehatan hewan yng profesional bisa menumbuhkan semangat para peternak kerbau.

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/05/perkembangan-ternak-kerbau-di-indonesia.html.

Seputar Perkembangan Ternak Kerbau Di Indonesia

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Perkembangan Ternak Kerbau Di Indonesia