Wali Songo Keturunan Nabi SAW

- Februari 25, 2018

Wali Songo Keturunan Nabi SAW

 
Bermula silsilah wali songo didapati oleh sayid Ali bin Ja’far Assegaf pada seorang keturunan bangsawan Palembang . Dalam silsilah yang telah di sebutkan tercantum tuan Fakih Jalaluddin yng dimakamkan di Talang Sura pada tanggal 20 Jumadil Awal 1161 hijriyah, tinggal di istana kerajaan Sultan Muhammad Mansur mengajar ilmu ushuluddin serta alquran. Dalam silsilah yang telah di sebutkan tercantum nasab seorang Alawiyin bernama sayid Jamaluddin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath, yng memiliki tujuh anak laki. Di samping itu tercantum juga nasab keturunan raja-raja Palembang yng bergelar pangeran serta raden, nasab Muhammad Ainul Yaqin yng bergelar Sunan Giri.
Mendengar adanya silsilah wali songo yang telah di sebutkan, Dr. Gobbe dari Voor Inlandsche Zaken mendesak akan mengambilnya, namun sayid Ali bin Ja’far Assegaf mengelak serta mengujarkan bahwasanya silsilah yang telah di sebutkan tak ada. Sebelum wafat, beliau berpesan supaya apapun yng berkenaan yang dengannya silsilah serta hasil sensus Alawiyin yng sudah dilaksanakannya supaya di awasi yang dengannya baik.
Sebagaimana sudah diketahui bahwasanya keturunan Alawiyin yng berada di Indonesia berasal dari Hadramaut. Imam Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath dijuluki Ammu al-Faqih, dikaruniai 4 orang anak pria, masing-masing bernama Abdul Malik, Abdullah, Abdurahman serta Ahmad. Dari Abdul Malik ini dia, yng keturunannya dikenal yang dengannya al-Azhamat Khan, menurunkan leluhur wali songo di Indonesia .
Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam pada tahun 574 hijriyah. Ia mengabaikan atau meninggalkan Hadramaut pergi ke India bersama para sayid Alawiyin. Di India ia bermukim di Nashrabad. Ia memiliki beberapa orang anak pria, diantaranya sayid Amir Khan Abdullah. Sayid Amir Khan memiliki anak bernama Amir al-Mu’azhom Syah Maulana Ahmad. Beliau dikarunia anak bernama Jamaluddin Husein yng datang ke pulau Jawa dari Kamboja., Jamaluddin Husein hijrah ke Jawa bersama ketiga saudaranya yakni syarif Qamaruddin, syarif Majduddin serta syarif Tsana’uddin pada akhir abad ke 7 hijriyah.
Di Kamboja Jamaluddin Husein menikahi anak seorang raja di negeri itu serta memiliki anak yng diantaranya bernama Ali Nurul Alam serta Ibrahim al-Ghazi (Ibrahim Asmoro). Pendapat dari sayid Ahmad bin Abdullah Aseggaf dalam kitabnya Chidmah al-Asyirah, Ali Nurul Alam dikarunia anak bernama Abdullah. Dari Abdullah ini dia dikarunia anak bernama Syarif Hidayatullah ataupun Sunan Gunung Jati. Sedangkan Ibrahim al-Ghazi bersama ayahnya mengabaikan atau meninggalkan negerinya ke tanah Aceh. Di Aceh beliau menggantikan ayahnya dalam kegiatan menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk. Sedangkan ayahnya Jamaluddin Husein meneruskan perjalanan ke tanah Jawa. Orang-orang mendarat di pesisir pantai Semarang , lantas melalui jalan darat tiba di Pajajaran. Tatkala itu merupakan akhir masa raja-raja Pajajaran yng kekuasaannya beralih ke tangan Majapahit. Dari Pajaran Jamaluddin Husein melanjutkan perjalanannya ke Jawa Timur serta tiba di Surabaya . Disaat itu Surabaya masih adalah sebuah desa kecil, tak tidak sedikit penduduknya, dikelilingi oleh hutan serta sungai. Pada masa itu desa yang telah di sebutkan dikenal yang dengannya nama Ampel. Di desa itulah sayid Jamaluddin Husein menetap. Seusai satu 1/2 tahun di Ampel, bersama para pengikutnya beliau melakukan perjalanan ke Sulawesi serta setelah tiba di tanah Bugis, beliau wafat di kota Wajo.
Ibrahim al-Ghazi yng berada di Aceh Suka melakukan perjalanan ke negeri Kamboja serta menikah di sana . Beliau dikarunia dua orang anak yakni Maulana Ishaq serta Maulana Rahmatullah (Sunan Ampel). Maulana Ishaq lantas menyebarkan agama Islam di tanah Malaka, Penang serta Riau. Sayid Maulana Ishaq lantas pindah ke Banyuwangi. Beliau dinikahkan oleh salah seorang puteri raja Blambangan. Dari perkawinannya Maulana Ishaq memiliki seorang anak bernama sayid Ainul Yakin (Sunan Giri/Raden Paku). Di antara keturunan beliau merupakan KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.
Sunan Ampel dikarunia anak bernama Maulana Hasyim (Sunan Drajat), Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Maulana Ja’far Shadiq (sunan Kudus) serta Ahmad Hisan (Sunan Lamongan)
Adapun wali songo yng lain semisal Maulana Malik Ibrahim, Sunan Kali Jaga serta Sunan Muria, pendapat dari beberapa pendapat bukanlah keturunan Muhammad Shahib Mirbath. Pendapat dari beberapa pendapat dikatakan bahwasanya Maulana Malik Ibrahim keturunan dari Zainal Abidin bin Husein. Pendapat lain mengujarkan beliau dari kota Kasyan , Persia . Begitu juga yang dengannya silsilah Sunan Kali Jaga terdapat perbedaan di kalangan para pakar sejarah wali songo. Sebagian mengujarkan, bahwasanya ia seorang dari suku Jawa asli. Sebagain pakar lain mengujarkan bahwasanya ia bernama Zainal Abidin putra Sunan Ampel. Percis halnya yang dengannya Sunan Muria, ada yng mengujarkan ia anak dari Sunan Kali Jaga serta penfapat lain mengujarkan bahwasanya ia berasal dari keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. (Habib Idrus Alwi Al-Mansyur)
sumber : http://aswaja.com

Sumber rujukan dan gambar : http://www.nangimam.com/2012/02/wali-songo-keturunan-nabi-saw.html.

Seputar Wali Songo Keturunan Nabi SAW

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wali Songo Keturunan Nabi SAW