Tanaman Air Berkualitas Ekspor

- Januari 17, 2018

Tanaman Air Berkualitas Ekspor

 
Letaknya tidak lebih lebih 80 km dari Bangkok ke arah timur, tepatnya di Kabupaten Bangnampkiew, Provinsi Chachoengsao. Di situlah Vichai memproduksi aneka macam jenis tanaman air kualitas ekspor. Yang dengannya metode kering serta basah, Vichai yng berpengalaman 20 tahun menghasilkan tanaman air bebas hama serta kotoran.
Memasuki areal kebun tanaman air itu, sekilas tak terlihat hiruk-pikuk aktivitas para pekerja. Maklum lahan 3 hektar itu membuat mata tidak mampu menjangkau ke segala arah. Akan tetapi, melongok ke ruang pengepakan beberapa pekerja tampak sibuk menghitung, mengikat, serta mengemas tanaman air dalam kantung plastik. Ada yng dihimpun 2-3 rumpun, dibalut rockwool, lantas diikat yang dengannya plat alumunium. Plat pengikat itu pula berfungsi menjadi pemberat. Tatacara lain, satu kemasan plastik diisi 10-100 tangkai tanaman air tanpa diikat. Kantung-kantung yng telah terisi ditata rapi dalam kotak stereofoam, serta siap dikirim.
Selain ruang pengepakan, terlihat beberapa bangunan berbentuk kumbung serta deretan kolam' beratap shading net. "Importir menuntut tanaman air bebas kotoran dan hama," kata Vichai. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itulah ia mengupayakan teknik budidaya intensif. Baginya haram, hama menyentuh tanaman. Supaya tak mencegah sengatan matahari terlalu terik. "Normalnya intensitas cahaya dipertahankan 70%-80%," tutur Vichai.
Kering serta basah Di dalam kumbung berukuran 15m x 8m itu terdapat puluhan kolam pasir dirambah serangga serta siput- siputan, seluruh atap serta dinding kumbung berangka besi itu dibalut rapat yang dengannya shading net 30%. Shading net pula berfungsi melindungi kelembapan serta berbentuk persegi. Ukuran setiap kolam 2,5m x 1,5m x 30cm. Anehnya, di seluruh ruangan tidak tampak tidak banyak pun air menggenang.
Meskipun berujud tanaman air, Cryptocoryne affinis, Echinodorus bleheri, serta Echinodorus horizontalis yng ada di sini seakan ditumbuhkan di daratan kering. Akan tetapi, disaat dikorek yang dengannya tangan diluar dugaan air tetap ada di antara partikel pasir. Vichai menyebutnya system kering lantaran cuma akar yng menghujam ke dalam pasir. Sedangkan batang serta daun berada di atas. Lantaran terbuka ia riskan serangan hama menjadikan Perlu ditempatkan di ruangan ber-shading net.
Sebagian jenis tanaman air semisal Anubias barteri tak mampu ditumbuhkan yang dengannya system kering, melainkan Perlu tenggelam dalam air. Metode ini disebut system basah. Bila dipaksakan di system kering, warna Anubias akan berganti. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, Vichai pula membangun ratusan kolam yng letaknya berdekatan yang dengannya kumbung. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi penetrasi cahaya, atap shading net tetap dipasang di sepanjang deretan 2 baris kolam.
Ukuran kolam percis yang dengannya yng di kumbung, cuma ketinggiannya saja yng berbeda 6 0 c m . Kalau di kolam kumbung cuma tampak media pasir, kolam system basah diisi air setinggi 30cm. Di air bening itu, tanaman air yng ditumbuhkan tampak terperinci. Sebagian besar berwarna hijau serta hijau muda, namun ada pula yng merah.
Selain pasir, Vichai melengkapi kolam system basah yang dengannya tandon karbondioksida yng diletakkan di sedang kolam. Bentuknya semisal akuarium terbalik berukuran 40cm x 30cm J Ocm. Sarana ini menjadi perlengkapan standar setiap kolam.
Pasokan karbondioksida Setiap 5 hari sekali Vichai menambahkan cadangan karbondioksida ke dalam tandon gas di setiap kolam. Oleh lantaran itu, meskipun dipelihara secara massal tanaman air tampak segar serta hidup baik. Ia menyuntikan gas asam arang itu melalui tongkat dari pipa PVC satu inci yng dihubungkan yang dengannya tabung gas. Begitu keran tabung dibuka, gas akan mengisi tandon. Sebaliknya air dalam akuarium terbalik itu akan terdesak keluar.
Supaya tak mengapung, akuarium ditindih yang dengannya rangka beton yng mampu diangkat. "Secara perlahan karbondioksida akan menyebar ke air," kata Vichai. Karbondioksida dibutuhkan tanaman tatkala berespirasi di siang hari. Sebaliknya, pada malam hari ia butuh oksigen.
Metode pemberian karbondioksida sebetulnya umum di lakukan di dalam akuarium yang dengannya dominasi ornamen tanaman air. Akuarium tanaman air kreasi Aqu Aquarium, Jakarta, dilengkapi tabung karbondioksida ber-regulator. Secara otomatis alat itu bekerja bila diharapkan.
Tolok ukurnya pH air. Andai pH tinggi, berguna kandungan karbondioksida minimal. Secara otomatis peredaran karbondioksida terbuka. Andai di lakukan dalam budidaya tanaman air, "Itu suatu hal yang bagus dan kreatif," tutur Henry Tedjasaputra, pembudidaya tanaman air di Caringin, Bogor. Selama ini, tanaman air dibudidayakan yang dengannya system kering terbuka bermedia tanah.
Bebas hama Seusai media serta perlengkapannya disiapkan, bibit segera ditanam. Vichai pula melakukan perbanyakan tanaman melalui setek batang serta pemisahan anakan. Pangkal batang bibit cukup dibenamkan di pasir mempergunakan pinset. Beberapa jenis tanaman air yng dibudidayakan, antara lain Ludwigia natans, Echinodoruspeniculatus, Bolbitis heteroctita, Hygrodiformis rosanervis, serta Lubelia cardinalis. Jenis-jenis itu biasanya memanglah didapati di daerah tropis. Umur panen berbeda-beda, ada yng 2-3 bulan. Akan tetapi, ada yng agak lama, semisal Bolbitis heteroctita 6 bulan.
Sebelum dikemas, orang-orang Perlu disucihamakan. Vichai memilih kupri sulfat ataupun Difterex lppm menjadi disinfektan. Bahan pertama tak bisa diaplikasikan ke seluruh jenis tanaman. Eugeria densa Amat sensitif, bila diberi kupri sulfat bukannya bersih bahkan layu. Bahan kedua lebih aman, meskipun perendamannya memerlukan waktu semalam. Yang dengannya tatacara itu, selain bebas hama tanaman air tahan 2 hari meskipun ada dalam kemasan plastik. Syaratnya suhu Perlu tetap dingin serta lembap. Tanaman air hasil budidaya Vichai di Thailand Amat diminati konsumen meskipun harganya Amat tinggi.
Semi Hidroponik Ala Vichai Dari' tandon yng dibuat di bawah tanah ruangan kumbung, pada pagi hari Vichai memompa air pupuk dari penampungan ke kolam-kolam melalui instalasi pipa. Seusai pasir dalam kolam jenuh air, pengisian dihentikan. Air pupuk yng meresap ke dalam pasir mengalir kembali ke dalam tandon. Sore harinya, perlakuan ini diulang lagi. "Sistem ini kami sebut semi hidroponik," tutur Vichai Tienrungsri. Kalau biasanya budidaya tanaman air di lakukan yang dengannya media tanah, di Thailand mempergunakan pasir. Media tanam, sejenis pasir kuarsa berwarna putih yng agak kasar. Pasir setebal 20cm itu dihamparkan rata di dalam kolam.
Sebelum dipakai, ia Perlu melalui proses sterilisasi. Selesai satu siklus pemeliharaan, pasir diangkat, dicuci, lantas dikeringkan.
Vichai meramu sendiri pupuk yng dipakai yang dengannya perbandingan N:30, P:5, K:10. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman air yng mempergunakan metode basah, dipakai pupuk granular yng dibenamkan. Pupuk slow release itu akan mencukupi hara tanaman hingga 3 bulan. (Trully).

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2016/11/tanaman-air-berkualitas-ekspor.html.

Seputar Tanaman Air Berkualitas Ekspor

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Tanaman Air Berkualitas Ekspor