Fungsi Tractus Digestivus pada Ruminansia

- Oktober 04, 2017

Fungsi Tractus Digestivus pada Ruminansia

 
Fungsi utama dari tractus digestivus merupakan merubah hijauan serta pakan lain yng dikonsumsi menjadi komponen kimiawi yng bisa diabsorbsi kedalam peredaran darah bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai menjadi zat gizi bagi atau bisa juga dikatakan untuk jaringan tubuh sapi. Ini pula salah satunya pengertian bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan hasil sisa metabolisme jaringan serta sisa pakan yng tak tercerna. Dalam menyelesaikan fungsi ini terlibat banyak sekali proses salah satunya mastikasi, salivasi, digesti, serta absorbsi.

Mastikasi

Mastikasi awal (pengunyahan) pakan oleh sapi cuma sekilas saja, dimana pakan cuma dikunyah sebentar bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencampur yang dengannya saliva serta membentuk bolus bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditelan. Mastikasi yng lengkap berlangsung pada waktu remastikasi waktu sapi istirahat. Mastikasi Amat penting pengertiannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperluas permukaan pakan dari pakan kasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk kerja enzim-enzim pencernaan dari mikroorganisme rumen, getah pencernaan dalam abomasum serta intestinum. Sudah diperkirakan bahwasanya sapi menggerakkan rahangnya 42.000 kali sehari bagi atau bisa juga dikatakan untuk mastikasi serta remastikasi andaikan sapi diberi pakan berupa campuran silage, hay serta biji-bijian.

Salivasi

Sejumlah besar saliva diperoleh oleh sapi, khususnya andaikan sapi diberi pakan sejumlah besar hijauan kering. Diadukan atau dilaporkan oleh Stallcup (1971), sapi yng merumput di pangonan mensekresikan saliva 47,0 galon per hari; 39,3 galon bila diberi pakan hay; 28,5 galon bila diberi pakan konsentrat serta hay; 32,5 galon bila diberi pakan konsentrat kubus serta hay; 29,0 galon bila diberi pakan silage.Saliva memiliki tekanan permukaan (surface tension) yng rendah, menjadikan membantu mencegah terbentuknya buih dalam rumen. Disamping itu saliva pula memiliki dua peran lain yakni bagi atau bisa juga dikatakan untuk membasahi pakan sebelum ditelan, menjadikan dalam rumen membuat mudah mikroorganisme rumen mencerna pakan yang telah di sebutkan, serta pula berfungsi menjadi buffer dalam rumen lantaran saliva memiliki kandungan tidak sedikit bikarbonat serta phosphat.
Saliva bersifat alkalis, pada sapi memiliki pH 8,2. Asam-asam organik yng diperoleh oleh mikrobia dalam rumen dinetralkan oleh saliva. Ini menahan pH dalam rumen antara 6,5 hingga 7,5 serta memberikan suasana yng baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk perkembang-biakan serta aktivitas mikrobia. Hal ini pula menekan terjadinya buih dari isi rumen yng bisa memicu terjadinya bloat (kembung).

Digesti Mikrobial dalam Reticulo-rumen

Sesudah pakan masuk dalam reticulo-rumen, tercampur yang dengannya cairan rumen yng memiliki kandungan jutaan mikro-organisme baik bakteri ataupun protozoa. Pakan akan tinggal di dalam reticulo-rumen dalam beberapa hari. Selama itu pakan yang telah di sebutkan dicerna oleh sejumlah besar mikro-organisme rumen yng memegang peranan penting dalam pencernaan pakan. Bakteria merupakan jenis tumbuhan bersel satu. Protozoa adalah hewan bersel satu yng pula memakan bakteria serta ingesta / pakan sapi. Mikro-organisme ini memecah karbohidrat kompleks semisal selulosa serta hemiselulosa, yang dengannya proses fermentasi menjadi asam-asam lemak rantai pendek melalui aktivitas enzimnya. Asam-asam lemak yang telah di sebutkan lantas diabsorbsi langsung dari rumen serta reticulum kedalam peredaran darah sapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai menjadi sumber energi serta menjadi sumber atom C (karbon) bagi atau bisa juga dikatakan untuk sintesis bermacam-macam komponen penting, salah satunya lemak susu.
Hal yng percis, pula protein dalam pakan akan dipecah menjadi peptida, asam-asam amino, amonia, serta amine. Mikro-organisme mempergunakan substansi ini bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan selnya sendiri. Selanjutnya mikro-organisme terbawa peredaran pakan menuju intestinum serta tercerna, serta dipakai menjadi sumber protein bagi sapi perah. Lantaran itu tak butuh dirisaukan apa sumber protein pakan sapi, lantaran sebagian besar akan diubah menjadi protein bakterial serta protozoal sebelum benar-benar akan dipakai oleh sapi. Ini pula adalah alasan bahwasanya urea (NPN) bisa dimanfaatkan menjadi sumber protein oleh ruminansia, yng pada ternak monogastrik tak berguna lantaran tak memiliki cukup tidak sedikit mikrobia yng bisa atau mampu mensintesis protein. Beberapa bagian pakan yng belum terfermentasi yng masuk dalam reticulo-rumen, melalui gerakan yng diperoleh oleh tulang iga, diaphragma, rumen serta reticulum, pakan yang telah di sebutkan terdorong kembali menuju oesophagus dalam bentuk bolus, yang dengannya tekanan terbalik menuju kedalam mulut. Carian yng terbawa segera terperas serta ditelan kembali, sedangkan sisa bolus yng disebut cud dikunyah kembali menjadi potongan yng lebih halus bagi atau bisa juga dikatakan untuk memungkinkan proses fermentasi bisa berlangsung, lantas pakan yang telah di sebutkan ditelan kembali. Proses ini yng berulang disebut proses ruminasi, yng diperkirakan menghabiskan waktu 1/3 lama hidup sapi.
Rumen serta reticulum memiliki kapasitas penampungan yng Amat besar, sekitar 50 galon, serta yang dengannya adanya proses ruminasi memungkinkan sapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengkonsumsi jumlah pakan yng tidak sedikit dalam waktu yng singkat. Pada waktu makan sapi mengunyah pakannya cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk membasahi yang dengannya ludah serta memungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditelan melalui oesophagus. Baru pada waktu selanjutnya sapi melakukan regur-gitasi pakan yng butuh pengunyahan lebih lanjut. Secara alami hal ini barangkali Amat penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan hidupnya bagi spesies liar bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa makan tidak sedikit secepatnya di padang rumput terbuka, lantas segera kembali bersembunyi ditempat yng lebih aman.

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/12/fungsi-tractus-digestivus-pada.html.

Seputar Fungsi Tractus Digestivus pada Ruminansia

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Fungsi Tractus Digestivus pada Ruminansia