Cara Pintar Mengatur Panen Apel

- Agustus 21, 2017

Cara Pintar Mengatur Panen Apel

 
Panen apel 30ton/ha mampu diperoleh para pekebun pada periode Oktober-Januari. Begitu hingga di April-Juni cuma 5ton/ha. Padahal tatkala itu harga malah lagi tidak jelek alias bagus lantaran saingannya, buah musiman, langka di pasar. Yang dengannya mengatur waktu perompesan, produksi mampu stabil di kisaran 15ton-30ton/ha.
Kondisi iklim Indonesia sebetulnya rezeki pekebun apel. Di negara 4 musim, apel cuma berbuah sekali setahun. Di sana, daun-daun berguguran tatkala musim gugur serta kondisi ini dia yng merangsang pembuahan. Di sini, pengguguran daun (rompes) mampu diatur sesukanya. Otomatis waktu panen pun bisa diprogram yang dengannya baik. Cuma saja perompesan daun yng di lakukan para pekebun apel belum pas saatnya.
Di Batu, Poncokusumo, serta Nongkojajar, perompesan daun di lakukan pada musim kemarau. Jumlah buah yng diperoleh 70%-90% dari total bunga. Akan tetapi, pada musim hujan bunga yng sukses menjadi buah cuma 5%-30%. Hasil itu Amat rendah lantaran pekebun cuma mampu panen 5ton per ha. Malah pada beberapa tahun lantas berlangsung gagal panen lantaran tingginya curah hujan. Pekebun pun cuma panen sekali setahun. Bunga yng kena hujan, tepung sarinya melempem menjadikan melekat di tangkai.
Menjadi gambaran, jumlah curah hujan harian sebanyk 2,5mm yng berlangsung pada hari ke-25 hingga 35 seusai dirompes, menghasilkan produksi rata-rata 7kg buah per pohon umur 10 tahun. Bila perompesan di lakukan pada musim kemarau yang dengannya curah hujan harian 3mm, akan diperoleh 23,5kg apel per pohon. Pada musim kemarau, apel bersaing yang dengannya buah lain. Mangga, rambutan, serta durian tatkala itu membanjiri pasar menjadikan harga apel anjlok.
Pindah waktu Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi kesenjangan produksi serta harga, sebaiknya perompesan di lakukan didasari kondisi iklim setempat. Pekebun mampu mempergunakan serta memanfaatkan data curah hujan yng ada di instansi terkait. Data 5 tahun yang terakhir telah memadai.
Dari pengalaman serta pengamatan, perompesan sebaiknya di lakukan pada Maret-April serta September-Oktober. Pemangkasan periode pertama, akhir musim hujan supaya proses pembuahan tak terganggu. Buah dipanen pada Juli- Agustus-September. Tatkala itu, harga apel tinggi lantaran tak ada kompetisi yang dengannya buah lain. Pemangkasan pada periode II, September-Oktober, musim hujan baru akan mulai. Malah di beberapa daerah belum turun hujan. Kalaupun hujan, curahnya belum hingga mengganggu pembuahan. Buah dipetik pada Januari- Februari-Maret. Disaat musim panen tiba, pasokan buah musiman sudah menurun.
Supaya penurunan hasil tak drastis, waktu pengguguran daun secara bertahap dipindahkan ke dua periode itu. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai periode tadi, dibutuhkan 4 musim berbuah ataupun 2 tahun. Selain itu, kebiasaan petani melakukan perompesan 3-7 hari seusai panen, berakibat tidak lebih baik bagi tanaman. Oleh lantaran itu butuh diubah. Tunas-tunas yng akan tumbuh sebaiknya tetap dibiarkan terbentuk. Waktu yng pas menggugurkan daun merupakan 7-14 hari seusai panen.
Sebetulnya, gagalnya pembuahan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dalam serta luar. Faktor dalam adalah tak terjadinya penyerbukan bunga. Sedangkan faktor luar, berlangsung lantaran ada gangguan non-patogen semisal nutrisi, hormon, serta iklim, dan gangguan patogen berupa hama serta penyakit. Kedua faktor itu bisa berlangsung secara bersamaan, ataupun saling mengikuti. (Trully).
PUSTAKA: http://www.agrosukses.com DIREKTORI: http://www.direktoriagrobisnis.com GABUNG DI MILIS: http://bit.ly/bQX5lK

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2015/01/cara-pintar-mengatur-panen-apel.html.

Seputar Cara Pintar Mengatur Panen Apel

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Cara Pintar Mengatur Panen Apel