Alfonso Lavalle, Anggur Manis Buleleng

- Agustus 05, 2017

Alfonso Lavalle, Anggur Manis Buleleng

 

Merupakan Alfonso Lavalle, nama ilmiah anggur yng ditanam Made Mertayasa di desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Ukuran buahnya tidak terlalu besar yang dengannya warna kulit buah hitam keabu-abuan. Jenis ini sebetulnya bukan buah meja, melainkan anggur bahan pembuat minuman. Tidak banyak rasa masam merupakan tanda khas buah anggur minuman.
Akan tetapi buah yng muncul dompolan itu tetap mampu disantap langsung lantaran buahnya mampu manis tatkala matang. "Sebenarnya tidak ada perlakuan khusus supaya jadi manis. Kalau buahnya dibiarkan matang pohon sampai umur 110 hari, pasti rasanya manis," ujar pemilik kebun anggur seluas 7.000 m2.
Anggur Karbitan Agak susah memanglah menjumpai anggur manis di Buleleng, Bali. Kebanykan anggur yng dijual berasa kecut. Soalnya tidak sedikit petani menanen buah sebelum matang betul. "Umurnya masih kurang dari 90 hari. Makanya rasa masamnya masih sangat kuat," ujar Drs. Made, ketua kelompok tani anggur di Desa Banjar.
Itu berlangsung lantaran para tengkulak lebih mementingkan warna buah yng hitam menawan. Warna mampu dipercepat yang dengannya perangsang matang berupa ethrel. Kandungan bahan aktif 2-chloro ethyl phosphonie aeid pada ethrel memacu jaringan menghasilkan ethylene yng mempercepat kematangan buah.
Umumnya "pengkarbitan" di lakukan tatkala umur buah telah mencapai 70 hari. Media tanamnya disiram yang dengannya ethrel. Efeknya Amat mengejutkan. "Hanya 3-4 hari, buah hijau akan menghitam. Warnanya bahkan bisa lebih bagus dibanding matang alami. Tapi rasanya masih kecut," ujar Budi, panggilan akrabnya.
"Kami tak mau itu terjadi. Makanya kelompok tani kami lebih mementingkan rasa. Jadi hanya akan dipanen setelah benar-benar matang," tegas dia.
Suka Becek Anggur di Buleleng berbuah terus- menerus. Seusai panen serta dipangkas, tanaman akan berbunga, berbuah serta dipanen 110 hari lantas. Sekali siklus butuh sekitar 120 hari ataupun 4 bulan. "Jadi bisa panen tiga kali setahun. Tapi saat musim hujan, produktivitasnya akan menurun," lanjut Budi.
Mampu hidup pada tanah berkadar air cukup. Akan tetapi akan berproduksi maksimal pada lahan becek atau juga berkadar air tinggi. "Bagian bawahnya mendapat suplai air yang tinggi. Dari atas tetap mendapatkan sinar cukup," ujar lelaki yng pula pengajar SLTP di Buleleng. Jarak tanam paling ekonomis bagi atau bisa juga dikatakan untuk tanaman anggur, 5 x 5 m2. Supaya efektif tak seluruh mata tunas dibiarkan hidup. "Setelah tinggi pohon melebihi lapan (media rambat), cukup biarkan 4 mata tunas yang hidup dan dirambatkan ke empat penjuru lapan," saran Budi. Anggur muda berwarna hijau.
Pemupukan di lakukan seminggu sekali yang dengannya NPK seimbang (15:15:15). Dosis mulai 5 g per pohon (hingga umur 2 bulan) hingga 1 kg per pohon setiap bulan (tatkala umur mencapai 9 bulan). "Makin besar pohon, pemupukan makin jauh dari batangnya. Saat dewasa, dipupuk beri jarak 1 m dari pohon. Akar tanaman juga makin panjang," tandasnya.
Ada satu hal yng tidak boleh terlewatkan oleh petani anggur, yaitu beri sayang. Pendapat dari Budi, buah sebesar kelereng itu salah satunya manja serta Perlu diperhatikan setiap waktu. Agar bisa produksinya tidak jelek alias bagus. "Kebun saya (7.000 m2, Red) bisa menghasilkan 15 ton sekali panen," ungkap Made Yasa..
Cara: Kenali Anggur Manis Jangan salah membeli anggur buleleng "karbitan" lantaran rasanya masam. Pendapat dari Made Budiasa, tips mengenalinya Amat gampang. Petik buah dari dompolnya. Buah hasil "pemasakan dini", warna hitamnya tidak akan full hingga ke pangkal buah. Masih ada tidak banyak warna hijau pada bagian dekat tangkai buah. Sementara anggur matang pohon, warna hitamnya hingga ke pangkal buah.
Butuh Dukungan Made Budiasa menggeluti dunia anggur sejak tahun 1983. Kini, 10 hektar kebun anggur digarapnya. "Sebelumnya hanya menanam di pekarangan. Tapi saya melihat ada potensi ba gus ke depan. Dibandingkan padi misalnya, hasilnya bisa 2 kali lipat," terangnya.
Akan tetapi lelaki kelahiran 31 Desember 1960 ini masih terasa butuh dukungan dari pemerintah. Menurutnya, petani anggur butuh modal serta bantuan tenaga ahli bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan keahliannya. "Akan lebih baik kalau ada pabrik pengolahan anggur di Buleleng. Supaya kami tidak kesulitan pemasarannya," ujarnya berharap.
Selama pemasaran masih dikuasai tengkulak, petani tetap lebih suka mempercepat kematangan buah yang dengannya ethrel. "Anggur matang pohon kadang justru dihargai lebih murah. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menggunakan perangsang," pungkas Budi.
PUSTAKA: http://www.agrosukses.com DIREKTORI: http://www.agrodirektori.com GABUNG DI MILIS: http://bit.ly/bQX5lK

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2014/10/alfonso-lavalle-anggur-manis-buleleng.html.

Seputar Alfonso Lavalle, Anggur Manis Buleleng

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Alfonso Lavalle, Anggur Manis Buleleng