Ulah Si Keong Emas

- Maret 23, 2018

Ulah Si Keong Emas

 

Bagi petani padi, keong mas bukan sekadar legenda. Ulahnya di persawahan kian membuat geram. Hama yng awal 1980-an diperkenalkan menjadi bahan pangan potensial dari Amerika Selatan itu berkembang menjadi hama padi yng menyebar di tempat Asia. Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, serta Indonesia, ikut di kenai getahnya.
Pendapat dari Dr Sudarmaji, ketua kelompok peneliti hama penyakit padi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Sukamandi, Subang, peringkat keong mas menjadi hama tanaman padi meningkat dari hama sekunder menjadi hama primer. Terhitung sejak lama, golden apple snail menjadi hama serius pada tanaman padi. "Kini, hampir semua areal persawahan ada. Umumnya banyak terdapat di daerah rawa dan daerah yang irigasinya tidak lancar," kata peneliti BB Padi sejak lama itu.
Naiknya peringkat Pomacea canaliculata itu pula disampaikan oleh Ir Hendarsih, MSc, peneliti hama serta penyakit BB Padi. "Sejak 1990-an keong mas menjadi hama baru bagi padi," ujar Hendarsih. Sebelumnya keong tak dikenal menjadi hama pada tanaman padi. Perubahan status itu didukung kesesuaian tempat asal (lebih-lebih suhu), adaptasi lingkungan tinggi, tak adanya penyakit, serta daya reproduksi tinggi. Penyebaran keong ke daerah baru di antaranya penyebabnya yaitu tempat yng berdekatan terhubung yang dengannya perairan. "Mereka bergerak jika ada air," ujar peneliti lulusan Oregon State University itu.
Meluas Serangan keong mas diam-diam menghanyutkan. Sebut saja Indramayu serta Subang. Pada 1992, keong mas cuma terlihat di kolam-kolam sekitar rumah. Akan tetapi, pada 1996, sebanyk masing-masing 50 ha serta 65 ha sawah di Subang serta Indramayu hancur dirongrong si keong. Malah luas wilayah serangan meluas masing-masing menjadi 604 ha serta 365 ha pada 1999.
Peningkatan serangan pula berlangsung di Karawang, Jawa Barat. Pendapat dari data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, serangan keong mas di daerah yng berbatasan yang dengannya Kabupaten Cianjur di sebelah selatan itu meningkat 168 kali lebih tinggi dalam kurun waktu 3 tahun. Yng semula cuma 33 ha melonjak drastis menjadi 5.548 ha.
"Yang paling dominan yaitu species Pomacea canaliculata," kata Hendarsih. Selain itu, didapati pula Pomacea insularum serta Pomacea padulosa. Keong k berkembangbiak dalam waktu relatif singkat. Hayalkan, selama daur hidupnya 60 hari, seekor keong f dewasa bisa atau mampu menghasilkan P" 2.000-2.400 telur.
Keong mas memarut jaringan tanaman serta memakan bibit padi muda menjadikan memicu kerusakan pada awal- awal penanaman. Didasari hasil riset kerjasama Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta serta BB Padi di Jawa Sedang, dalam kondisi lapang, 6 keong/m2 bisa atau mampu memicu kerusakan 10,78% serta pengurangan hasil 15%. Kerusakan yng ditimbulkan berlangsung sampai-sampai 50 hari sesudah penanaman. Lantaran merusak padi muda, petani butuh melakukan penyulaman. "Andai serangan tinggi, penyulaman mampu 2-3 kali dalam satu musim tanam. Akibatnya panen tak serempak serta kualitas gabah tak seragam," tutur Sudarmaji.
PUSTAKA: http://www.agrosukses.com DIREKTORI: http://www.direktoriagrobisnis.com GABUNG DI MILIS: http://bit.ly/bQX5lK


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2015/05/ulah-si-keong-emas.html.

Seputar Ulah Si Keong Emas

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ulah Si Keong Emas