Ikan Sidat Lahir di Indonesia tapi Besar di Jepang

- Februari 16, 2018

Ikan Sidat Lahir di Indonesia tapi Besar di Jepang

 
Benar adanya perihal keberadaan Indonesia yng mempunyai kekayaan kelautan serta perikanan yng salah satunya terbesar di dunia. Buktinya merupakan satu dari sekian banyaknya spesies ikan kegemaran warga Jepang yakni ikan sidat ataupun unagi yng tidak sedikit hidup di perairan Indonesia.
Benih ikan sidat yng mampu hidup di air tawar serta asin itu diluar dugaan menjadi incaran pengusaha perikanan Jepang lantaran harganya yng terbilang wah serta mampu mengucurkan yen kekantong. Ambil Semisal, ikan sidat jenis Marmorata, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memebli satu kilogramnya saja kamu Perlu menyediakan uang setidaknya Rp 300.000.
Akan tetapi ada pula 5 jenis lain-lainnya yng di antaranya dijual seharga Rp 150.000 per kg, yaitu jenis bicolor yng benihnya tidak sedikit di temukan di perairan, Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Hingga tatkala ini, benih ikan sidat ini belum mampu di lakukan pemijahan oleh kita-kita, lantaran ikan ini mensyaratkan pemijahan di lakukan di perairan laut dalam, sesudah benur lahir serta menjadi benih umumnya anakan sidat akan berenang ke muara sungai.
Di muara sungai itulah ikan itu besar hingga lantas datang masa dimana dia melakukan pemijahan lagi. "Jepang yang memiliki teknologi tinggipun sampai sekarang belum bisa melakukan pemijahan tersebut," terperinci Made Suita, Kepala Balai Pelayanan Bisnis (BLU) Tambak Pandu, Karawang (14/3).
Alhasil bagi atau bisa juga dikatakan untuk membudidayakan ikan sidat yang telah di sebutkan haruslah mendatangkan benihnya dari alam. Beberapa daerah yng telah mempunyai sebaran yang telah di sebutkan merupakan perairan Poso, Manado, Selatan Jawa lebih-lebih perairan Pelabuhan Ratu serta perairan di barat Sumatera.
Akan tetapi tak seluruh daerah itu benihnya mampu dimanfaatkan lantaran tidak sedikit nelayan yng belum mengerti tips bagi atau bisa juga dikatakan untuk menangkapnya. Made menyebutkan, nelayan yng telah mempunyai kemampuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menangkap benih sidat itu baru nelayan yng ada di Pelabuhan Ratu yng mempunyai palung serta muara sungai yng mengalir kelaut.
Nurdin, kepala bagian budidaya di BLU Pandu Karawang bilang, keberadaan benih itu kini telah ada yng mengkomersilkan lebih-lebih nelayan yng ada di Pelabuhan Ratu. Orang-orang telah mengetahui potensi pasar benih ikan sidat yng satu kilogramnya ataupun sekitar 5000 benih dijual seharga Rp. 150.000 per kg. Pembelinyapun kebanykan datang dari Taiwan, Korea, China, Vietnam serta tentunya Jepang.
Akan tetapi sebagian warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Indonesia belum mengerti keberadaan bibit ikan sidat yang telah di sebutkan. Di Poso serta Manadi misalkan, benih ikan sidat yang telah di sebutkan malah dijadikan ikan yng digoreng yang dengannya rempeyek. Pendapat dari Nurdin, disaat warga tak mengetahuinya maka ikan sidat itu menjadi ikan biasa semisal teri.
Sementara itu pembeli benih ikan sidat itu kini telah tidak sedikit mengincar dari banyak sekali negara. Sementara pembeli benih domestik cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan budidaya yng ada di Karawang, Cirebon serta Indramayu. Kesulitan pembudidaya di dalam negeri kesulitan dikarenakan tak mempunyai kanal langsung pasar ekspor. Sementara pasar di dalam negeri tak mampu berharap tidak sedikit lantaran konsumen domestik tak menyukai ikan sidat selain harga ikan yng tidak murah.
"Untuk membudidayakannya juga ada persyaratan jika ingin ekspor ke Jepang, sehingga pembudidaya ikan sidat sulit untuk ekspor kesana," kata Nurdin. Akan tetapi, satu dari sekian banyaknya tatacaranya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mampu menembus pasar Jepang yang telah di sebutkan merupakan yang dengannya tips menjalin kerjasama yang dengannya perusahaan Jepang yng telah berbisnis ikan sidat sebelumnya.
Nurdin bilang, ikan sidat cukup tidak murah lantaran proses perawatannya yng butuh waktu lebih panjang yaitu 3-4 bulan. Sedangkan pakan utamanya merupakan pelet yang dengannya protein tinggi yng dijual seharga Rp 9000 per kg. Sedangkan pakan tambahannya merupakan keong mas yng telah dipotong-potong.
Sedangkan dalam perawatannya Perlu melindungi suplai oksigen, lantaran ikan sidat butuh air yang dengannya tingkat larutan oksigen tinggi. Sedangkan tingkat ke hidup-an rata-rata ika sidat yang telah di sebutkan mencapai 75% dari bibit yng di tebar. "Jika ingin detailnya silahkan datang ke BLU Tambak Pandu Karawang, kita akan berikan informasi detailnya," undang Nurdin.
Tatkala ini di BLU Pandu Karawang terdapat mitra kerjasamanya dari Jepang yaitu Asama Industry Co.Ltd yang dengannya PT. Suri Tani Pemuka yng melakukan kerjasama bagi atau bisa juga dikatakan untuk memproduksi ikan sidat di BLU Pandu Karawang. Lantaran bekerjasama, ikan sidat yng telah diproduksi yang telah di sebutkan mampu di ekspor langsung ke Jepang lantaran telah ada yng menampung. Sayang Made tak mau menyebutkan angka ekspor dari perusahaan mitranya yang telah di sebutkan.
Tatkala ini yng dibutuhkan oleh pembudidaya ikan sidat yang telah di sebutkan merupakan membuka kerjasama yang dengannya pemasok ikan sidat yng ada di pasar dunia. Pendapat dari Made, pasar yng Amat menarik serta belum tidak sedikit disentuh merupakan pasar ikan sidat bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan non Jepang. "Yang mengkonsumsi itu tidak hanya Jepang, di Taiwan, Korea dan China juga sangat menyukai ikan ini," terperinci Made.
Butuh Proteksi Ekspor Benih
Masalah yng dihadapi oleh pembudidaya ikan sidat ini merupakan masalah daya saing yng ketat yang dengannya negara produsen lain-lainnya. Negara yng telah mengembangkan budidaya ikan sidat ini merupakan Vietnam serta Korea teermasuk Jepang sendiri. Anehnya kata Made, budidaya di dua negara yang telah di sebutkan memperoleh bebih ikan sidat dari Indonesia.
Padahak kata Made, Kementerian Kelautan serta Perikanan telah memproteksi ekspor benih ikan sidat yang dengannya alasan guna menjaga spesiesnya dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan nilai tambah di dalam negeri. "Namun pembudidaya ikan sidat di Jepang itu sendiri ternyata adalah orang Indonesia," terperinci Made.
Salah satunya benih ikan sidat yng ada di Korea serta pula Vietnam diindikasikan berasal dari Indonesia. Made mengindikasikan tidak sedikit benih ikan sidat dari Indonesia berseliweran keluar negeri serta dibudidayakan diluar. "Kontainer saja yang besar bisa diseludupkan, apalagi benih yang kecil ini," tutur Made.
Andai penyeludupan benih itu mampu diatasi, maka harapan produksi ikan sidat Amat diandalkan dari budidaya di dalam negeri. Andai itu di lakukan, maka akan menambah nilai tambah bagi pembudidaya di dalam negeri salah satunya menambah devisa negara. (Asnil Bambani Amri)
SUMBER: kontan.co.id
FOTO: Agromania

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/03/ikan-sidat-lahir-di-indonesia-tapi.html.

Seputar Ikan Sidat Lahir di Indonesia tapi Besar di Jepang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ikan Sidat Lahir di Indonesia tapi Besar di Jepang