Pengaruh Global Warming Terhadap Kebutuhan Pakan Unggas

- Desember 20, 2017

Pengaruh Global Warming Terhadap Kebutuhan Pakan Unggas

 
Global warming (pemanasan global) adalah satu dari sekian banyaknya isu yng Amat penting di seluruh dunia tatkala ini. Para kepala negara di seluruh dunia selalu menyempatkan diri membahas isu ini pada momen-momen pertemuan tingkat regional ataupun internasional. Begitu pentingnya isu ini, baru-baru ini panitia pemberi Nobel, The Norwegian Nobel Committee menganugerahkan Nobel Perdamaian kepada mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Albert Arnold (Al) Gore Jr, serta Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atas usahanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun serta menyebarkan pengetahuan ihwal Global warming pada warga atau juga bisa dikatakan masyarakat dunia
ayam memakan pakan

Global warming adalah sebutan yng menunjukan peningkatan suhu rata-rata udara permukaan bumi serta lautan pada dekade yang terakhir serta peningkatan suhu ini masih akan terus berlangsung. Suhu udara rata-rata permukaan bumi meningkat 0.74 + 0.18 C dalam 100 tahun yang terakhir. Sedangkan IPCC memprediksi bahwasanya suhu global cenderung meningkat sebesar 1.1 hingga 6.4 C antara tahun 1990 serta 2100. Peningkatan suhu bumi sebetulnya bisa berlangsung secara alami, akan tetapi penyebab utama Global warming ini merupakan tingginya level greenhouse gases, lebih-lebih CO2 serta metan di atmosfer akibat aktifitas kita-kita, semisal tingginya laju pembakaran bahan bakar fosil serta perubahan fungsi lahan lebih-lebih deforestasi
Di Indonesia, gejala pemanasan global yang telah di sebutkan makin dirasakan juga yang dengannya pergeseran musim dalam dua tahun yang terakhir serta malah pendapat dari para ahli keadaan yang telah di sebutkan memicu makin panasnya suhu permukaan di wilayah khatulistiwa dan bergesernya curah hujan ke bagian utara khatulistiwa. Kondisi yang telah di sebutkan tentu akan berpengaruh pada ke hidup-an kita-kita, hewan serta tanaman, semisal munculnya penyakit tertentu, serta sebaiknya gejala yang telah di sebutkan bisa dijadikan peringatan dini bagi perkembangan ke hidup-an kita-kita serta pertanian di Indonesia. Goresan pena ini akan diuraikan beberapa mungkin yng akan berlangsung menjadi akibat dari pemanasan global yang telah di sebutkan.
Negara maju, semisal Amerika Serikat sudah secara dini mengantisipasi dampak pemanasan global yang dengannya memproduksi bio-fuel dari jagung bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi kadar gas karbon di udara dari industri otomotif. Demikian juga yang dengannya beberapa negara lain-lainnya, salah satunya Indonesia yng berupaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memproduksi bio-fuel dari tanaman jarak pagar serta ubi kayu. Akan tetapi yng penting juga bagi atau bisa juga dikatakan untuk disimak juga merupakan akibat dari produksi bio-fuel dari jagung yakni akan berkurangnya ketersediaan jagung dari Amerika Serikat di pasar internasional yng tentu berdampak negatif bagi sektor peternakan, lebih-lebih unggas di Indonesia.
Indonesia adalah net-importir produk unggas sejak tahun 1963 bagi atau bisa juga dikatakan untuk produk telur serta sejak tahun 1973 bagi atau bisa juga dikatakan untuk daging ayam, namun sejak tahun 1979 produksi ternak unggas ataupun ayam, baik daging ataupun telur di Indonesia tumbuh yang dengannya pesat. Produksi telur ayam domestik sudah bisa atau mampu memenuhi konsumsi warga atau juga bisa dikatakan masyarakat rata-rata sebesar 79% per tahun serta produksi daging ayam malah bisa memenuhi lebih dari 90% konsumsi per tahun. Namun sejak tahun 1993 produksi unggas relatif berfluktuasi tajam lebih-lebih sejak krisis ekonomi yng lantas menjadikan impor produk ternak unggas, baik telur ataupun daging pula berfluktuasi tajam.
Yang dengannya kondisi perkembangan perunggasan di Indonesia yng demikian itu maka aspek pemanasan global yng berlangsung akan berakibat juga pada produksi ternak unggas domestik. Diperkirakan ada dua faktor utama yng butuh diwaspadai, yakni mungkin terjadinya serangan penyakit unggas akibat pemanasan global serta naiknya harga pakan akibat berkurangnya pasokan jagung di pasar internasional.
Kebutuhan jagung serta padi (dedak ataupun bekatul) menjadi bahan baku pakan ternak unggas memiliki pengaruh yng Amat signifikan pada produksi daging serta telur ayam. Demikian juga yang dengannya jagung impor yng diluar dugaan berpengaruh signifikan pada taraf 5-10% pada produksi ternak unggas yng berguna makin terbatasnya pasokan jagung internasional akan berpengaruh negatif pada upaya peningkatan produk ternak unggas pada masa yng akan datang. Dari analisis yang telah di sebutkan bisa juga diperhitungkan bahwasanya jagung menjadi bahan baku pakan memiliki kontribusi sebesar 39,5% pada produksi daging ayam serta sebesar 22,6% pada produksi telur ayam.
Pada sisi lain, yang dengannya memasukkan variabel kemarau panjang menjadi pendekatan dampak pemanasan global diluar dugaan berpengaruh negatif signifikan terhadap produksi ternak unggas pada taraf 5%. Hal ini mengindikasikan bahwasanya peningkatan suhu akibat pemanasan global akan berdampak negatif terhadap produksi ternak unggas domestik yang dengannya kontribusi berkisar antara 7,2 hingga 10,8%. Demikian juga yang dengannya munculnya penyakit akibat perubahan iklim yng bisa diukur yang dengannya variabel flu burung (AI) memiliki pengaruh negatif signifikan pada taraf 1% terhadap upaya peningkatan produksi ternak unggas. Penyakit pada unggas yang telah di sebutkan diluar dugaan memiliki kontribusi terbesar yng berkisar antara 44,0 hingga 48,4% pada penurunan produksi ternak unggas.
Dari perkiraan pada analisis produksi ternak unggas yang telah di sebutkan mengindikasikan bahwasanya pemanasan global akan berdampak negatif pada upaya peningkatan produksi ternak unggas domestik pada masa yng akan datang. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu dibutuhkan upaya-upaya antisipasi berupa inovasi teknologi pada bagian pakan serta budidaya ternak unggas serta bila butuh inovasi teknologi yng menghasilkan bibit (DOC) yng bisa atau mampu mengadaptasi kondisi perubahan iklim yang telah di sebutkan. Mudah-mudahan pada masa yng akan datang Indonesia tak lagi menjadi net-importir produk ternak unggas lagi.


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2016/03/pengaruh-global-warming-terhadap.html.

Seputar Pengaruh Global Warming Terhadap Kebutuhan Pakan Unggas

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pengaruh Global Warming Terhadap Kebutuhan Pakan Unggas