Si Nanas Mini Nan Manis

- Agustus 31, 2017

Si Nanas Mini Nan Manis

 
Seorang lelaki berpakaian necis berjalan mendekati anjungan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada acara Indonesia Tropical Fruit Festival di awal Desember. Tangannya terulur waktu penjaga stan menyodorkan sepotong nanas. Usai merasakan, tidak tidak sedikit berkomentar lelaki perlente yng diluar dugaan pemilik hotel Sahid Raya Bali tempat pameran diselenggarakan itu langsung meminta pasokan.
Bukan tanpa alasan bila empunya hotel berpemandangan ke arah Pantai Kuta itu mengambil keputusan kilat. Nanas itu istimewa. Ukuran buah memanglah terbilang mini dibanding jenis subang ataupun palembang. Bobotnya rata-rata 250 - 350 g, paling besar 400 g per buah. Nanas subang mencapai 2 - 3 kg per buah. Akan tetapi rasanya, ehm... manis sekali.
Saking tingginya kadar gula, air nanas lengket di tangan. Kami yng merasakan sebuah ketagihan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati lagi. Pun pengunjung pameran yng datang silih berubah. Nama madu yng disematkan pada Ananas comosus dari Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, itu pantas disandang.
Bukan cuma rasa yng membuat si madu istimewa. Penampilannya pun menaik Buah berbentuk silindris, kompak dari pangkal ke ujung buah. Kulit berwarna kuning keoranyean cerah dihiasi mahkota hijau nan segar. Mata di sekujur kulit berbaris rapi serta ke dalam. Yang dengannya ukuran seragam serta warna mencolok ia jadi pusat perhatian di anjungan NTB.
Tatkala dibelah terlihat daging buah nan kuning terang. Kadar air tengah menjadikan, walau telah dibuka cukup lama, nanas tak "banjir". Aroma harum menggiurkan tercium kuat. Haji dari Malang
Sosok mini serta nama madu mengingatkan pada nanas yng kami temukan di Blitar. Pantas saja keduanya sejenis lantaran diluar dugaan, "Nanas ini memang asal Blitar," tutur Halil, staf Subdin Perbenihan serta Peningkatan Produksi, Dinas Pertanian Provinsi NTB. Merupakan H Mustajab yng pertama kali memboyong dari Kota Koi pada awal 1980-an. Mula-mula ia sekadar menanam bagi atau bisa juga dikatakan untuk iseng-iseng. Diluar dugaan nanas tumbuh tidak jelek alias bagus serta kualitas tak berganti. Insting usaha mantan pedagang buah itu berjalan. Si madu pun ditanam secara komersial.
Yang dengannya cepat nanas mini itu jadi primadona mengalahkan jenis lokal yng rasanya asam manis. Pekebun di sekeliling kediaman Mustajab pun berbondong-bondong menanam. Apalagi pemasaran si madu nyaris tanpa kendala, orang-orang tinggal menyetor pada lelaki asal Malang, Jawa Timur, itu. Harga jual pun jauh lebih memikat. Jenis lokal ini dia yng dipakai menjadi bahan baku buah kering bagi atau bisa juga dikatakan untuk hiasan.
Keripik Walau tidak mempunyai data kuantitatif, Halil menyangka luas penanaman nanas madu tatkala ini mencapai ratusan hektar. Ia ditanam di tegalan secara monokultur serta tumpangsari yang dengannya kelapa. Penanaman terkonsentrasi di Masbagik; nanas lokal tersebar di seluruh NTB. "Penduduk di Masbagik cepat mengadopsi temuan- temuan baru. Lagipula faktor lahan dan agroklimatnya cocok," lanjut Halil.
Yang dengannya penanaman seluas itu, setiap minggu minimal 2 truk nanas madu dikirim dari UD Lusy menuju Jawa serta Bali. Bisnis dagang itu milik Hj Yayuk - putri H Mustajab yng melanjutkan bisnis seusai sang ayah wafat. Selain dari kebun sendiri, pasokan diperoleh dari pekebun lain. Pasokan tidak pernah putus sepanjang tahun lantaran sehari-hari selalu ada pekebun yng menanam serta panen.
Tidak melulu dijual segar, nanas madu diolah menjadi keripik. Buah dikupas, kemudian tulang di bagian sedang dibuang. Sesudah dipotong tipis, nanas dikeringkan dalam vacuum fryer. Rasa keripik tidak kalah enak yang dengannya buah segar: manis tidak banyak asam. Yng ini cocok buat oleh- oleh ke tempat jauh.

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2017/01/si-nanas-mini-nan-manis.html.

Seputar Si Nanas Mini Nan Manis

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Si Nanas Mini Nan Manis