Metode Kromatografi Lapis Tipis

- Juli 04, 2017

Metode Kromatografi Lapis Tipis

 
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan suatu tehnik yng simpel serta tidak sedikit dipakai. Metode ini mempergunakan lempeng kaca ataupun lembaran plastik yng ditutupi penyerap bagi atau bisa juga dikatakan untuk lapisan tipis serta kering bentuk silika gel, alomina, selulosa serta polianida. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, dasarnya memang dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Sesudah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yng tertutup.
Pemisahan campuran yang dengannya tatacara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yng bercampur pada medium tertentu. Dalam ke hidup-an sehari-hari pemisahan secara kromatografi bisa kita jumpai pada rembesan air pada dinding yng menghasilkan garis-garis yang dengannya jarak ternent . Penentuan jumlah komponen senyawa bisa dideteksi yang dengannya kromatografi lapis tipis (KLT) yang dengannya mempergunakan plat KLT yng telah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT yang dengannya Rf tertentu bisa dijadikan menjadi tatacara bagi atau bisa juga dikatakan untuk memisahkan komponen kimia yang telah di sebutkan yang dengannya mempergunakan kolom kromatografi serta menjadi fasa diam bisa dipakai silika gel serta eluen yng dipakai didasari basil yng diperoleh dari KLT serta akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi tidak banyak dibawah kepolaran eluen pada KLT
kromatografi lapisan tipis

Campuran pelarut pengembang serta fasa diamnya bisa berupa serbuk halus yng berfungsi menjadi permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) ataupun berfungsi menjadi penyangga bagi atau bisa juga dikatakan untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT Suka disebut penyerap meskipun berfungsi menjadi penyangga bagi atau bisa juga dikatakan untuk zat cair di dalam system kromatografi cair-cair. Hampir segala jenis serbuk bisa dipakai menjadi penyerap pada KLT, misalnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) serta selulosa. Silika gel adalah penyerap paling tidak sedikit dipakai dalam KLT .
Interaksi komponen yang dengannya fase diam serta fase gerak, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi yang dengannya teknik penyerapan komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi yang dengannya partisi berlangsung antara fase gerak serta fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi yng bisa memisahkan senyawa yang dengannya afinitas ion yng berbeda yang dengannya resin penukar ion), serta kromatografi permeasi ataupun filtrasi (kromatografi didasari perbedaan bobot molekul). Bentuk ruang penyangganya, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi planar (kromatografi yang dengannya fase diam terdapat atau terletak pada permukaan datar) yng meliputi kromatografi kertas serta kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom (kromatografi yang dengannya fase diam tertahan pada sebuah kolom) yng meliputi kromatografi manual, high performance liquid chromatography, serta kromatografi gas.
Penjerap yng paling Suka dipakai pada TLC merupakan silika serta serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi-desorpsi (suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam ke fase gerak ataupun sebaliknya) yng utama pada TLC merupakan partisi serta adsorbsi. Lapisan tipis yng dipakai menjadi penjerap pula bisa dibuat dari silika yng sudah dimodifikasi, resin penukar ion, gel eksklusi, serta siklodekstrin yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemisahan kiral. Beberapa penjerap TLC sejenis yang dengannya penjerap yng dipakai pada HPTLC. Kebanykan penjerap dikontrol keajegan ukuran partikel serta luas permukaannya. Beberapa prosedur kromatografi, lebih-lebih pemisahan yng menggunkan larutan pengembang anhidrat, mensyaratkan adanya kontrol kandungan air dalam silika. Kandungan air yng ideal merupakan antara 11-12 % b/b.
Lempeng silika gel bisa dimodifikasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk penjerap fase terbalik yang dengannya tatacara membacemnya mempergunakan parafin cair, minyak silikon, ataupun yang dengannya lemak. Lempeng fase terbalik jenis ini dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk identifikasi hormon-hormon steroid (Adomovic,1997)

Tips Membuat Kromatografi Lapis Tipis

Alat. Alat yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk kromatografi lapisan tipis merupakan pipa kapiler,kaca, gelas beker, porselin, gelas arloji, kristal I2.Bahan. Bahan yng dipakai pada praktikum kromatografi lapisan tipis merupakan biji merak, kedelai, biji turi, serta eluen.

Metode Kromatografi lapis tipis

Metode yng dipakai pada praktikum kromatografi lapisan tipis merupakan lapisan tipis diteteskan zat yng akan dikromatografikan yang dengannya pipa kapiler pada jarak kira-kira 1cm dari bagian bawah kaca serta biarkan beberapa tatkala sampai-sampai pelarut kering. Lapisan tipis dimasukkan dalam gelas beker yng berisi eluen yng ditutup yang dengannya geas arloji. Bagian yng ditetesi ada dibawah akan tetapi jangan hingga tercelup dalam eluennya. Sesudah eluen naik hingga hampir diujung atas lapisan, lapisan tipis dikeluarkan dari gelas beker. Batas eluen diberi ciri serta lapisan tipis dikeringkan diudara. Sesudah kering, lapisan tipis ini dimasukkan kedalam gelas beker yng berisi krista I2 agar bisa komponen pada lapisan tipis terlihat terperinci serta noda yng terlihat diberi ciri dan dihitung Rf yang dengannya rumusRf = jarak noda dari tempat penetesan ; batas eluen berjalan


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2016/03/metode-kromatografi-lapis-tipis.html.

Seputar Metode Kromatografi Lapis Tipis

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Metode Kromatografi Lapis Tipis