Panen Anak Untuk Breeding Ternak

- Januari 26, 2018

Panen Anak Untuk Breeding Ternak

 
Ukuran kinerja induk meliputi angka panen anak serta berat sapih. Panen anak merupakan jumlah anak lepas sapih yng bisa diperoleh dari suatu populasi induk dalam kurun waktu tertentu.
Panen anak Suka disebut calf crop, lamb crop serta sebagainya sesuai yang dengannya jenis ternak yng dimaksud.Panen anak akan Amat memberi pengaruh pertambahan alami (natural incrase). Pertambahan alami merupakan pertambahan jumlah ternak dalam suatu kurun waktu tertentu yng penyebabnya yaitu oleh fenomena alam, yakni kelahiran serta kematian. Adanya pembelian serta pemotongan tak masuk dalam perhitungan pertambahan alami.
Besar panen anak dalam breeding dipengaruhi oleh persentase kelahiran, litter size, serta mortalitas baik neonatal ataupun prasapih. Prosentase beranak merupakan jumlah induk yng beranak ataupun fenomena kelahiran yng berlangsung dari suatu populasi induk dalam kurun waktu tertentu. Persentase kelahiran dipengaruhi oleh interval kelahiran.
breeding ternak

Interval Kelahiran

Interval kelahiran / jarak beranak merupakan jarak antara suatu kelahiran yang dengannya kelahiran selanjutnya. Interval kelahiran secara spesifik dinamakan sesuai yang dengannya jenis ternaknya, misalnya calving interval pada sapi, lambing interval pada domba, kidding interval pada kambing, farrowing interval pada babi, foaling interval pada kuda serta kindling interval pada kelinci. Interval kelahiran yng ideal dari sapi merupakan 1 tahun, babi 6 bulan, kambing 8 bulan, domba 8 bulan, serta kelinci 3 bulan. Interval kelahiran dipengaruhi oleh lama kosong serta lama bunting.

Lama Kosong

Lama kosong Suka disebut menjadi service periode (periode servis), yakni suatu periode di mana induk Perlu mengalami perbaikan kondisi alat/organ reproduksinya sebelum dipergunakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk bunting lagi, bisa pula dipahami menjadi suatu periode di mana seekor induk mampu dikawini.
Lama kosong ini ditentukan oleh post partum mating serta service perconception. IK = LK + LBLK = PPM + SE(S/C – 1)Dari persamaan di atas terlihat andai S/C = 1 maka lama kosong percis yang dengannya PPM.
Akan tetapi andai S/C = 2 maka lama kosong percis yang dengannya PPM ditambah lama siklus estrus.

Post Partum Mating (PPM)

PPM merupakan perkawinan kembali sesudah kelahiran. Pada ternak yng spontaneus, semisal sapi, kerbau, kuda, babi, kambing serta domba, PPM Amat ditentukan oleh post partum estrous (PPE), yakni timbulnya gejala estrus sesudah melahirkan, lantaran orang-orang tak akan bisa dikawini andai tak estrus. Estrus dalam hal ini merupakan estrus yng disertai ovulasi, lantaran dalam beberapa kasus bisa berlangsung estrus yng tak disertai ovulasi serta ovulasi yng tak menunjukan gejala estrus.
Pada ternak non spontaneus, misalnya kelinci, perkawinan kembali bisa ditentukan sesuai yang dengannya keinginan kita.

Post Partum Estrous (PPE)

PPE merupakan estrus kembali sesudah kelahiran. PPE dipengaruhi oleh laktasi serta involusi. Ternak yng baru saja melahirkan tak akan begitu saja memiliki siklus estrus yng normal. Segera sesudah kelahiran, seekor induk akan mengalami laktasi serta involusi. Laktasi merupakan keadaan di mana seekor induk mengeluarkan susu. Pada ternak potong, susu yng diperoleh akan disusu/diminum oleh anaknya tengah pada ternak perah susu yng diperoleh bisa diperah bagi atau bisa juga dikatakan untuk dijual ataupun sebagian bisa pula diberikan pada pedetnya. Pendapat dari Hunter (1995), selama stadium awal proses laktasi sekresi hormon trofik kelenjar hipofisis ditujukan lebih tidak sedikit bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendukung sintesis susu ketimbang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawali kembali aktifitas ovarium yng siklis. Situasi ini menghasilkan terjadinya periode anestrus laktasi bila hewan betina itu tak bunting serta pada biasanya tak mau dikawini.
Involusi merupakan keadaan di mana seekor induk mengalami penyusutan kembali ukuran alat reproduksinya (lebih-lebih uterus, servik serta vagina) sesudah mengalami pembesaran lantaran proses kebuntingan serta kelahiran. Waktu yng diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk involusi uterus sapi merupakan 35 - 40 hari, domba 20 - 25 hari, babi 21 - 28 hari, serta kuda 8 - 15 hari.
pembatasan lain pada pemulihan fertilitas merupakan menyangkut kondisi saluran reproduksi pada hewan pasca partus, khususnya uterus serta pula servik pada spesies semisal babi. Sesudah jaringan uterus mengalami peregangan serta distorsi selama bunting, serta perkembangan kelenjar yng meningkat, yng diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendukung konseptus, uterus Perlu mengalami kontraksi serta kehilangan berat yng disertai yang dengannya pertumbuhan kembali lapisan epitelnya secara ekstensif.
Sifat elastis otot memungkinkan penyusutan yng besar dalam ukuran uterus dalam tempo beberapa jam sesudah partus, serta selama periode ini kontraksi miometrium masih tetap kuat serta berperan mengeluarkan sisa plasenta, darah serta zalir dari lumen. (Konsentrasi estrogen fetoplasenta semakin meningkat tepat menjelang lahir, estrogen ini berperan menaikan tonus dinding uterus.) Oksitosin yng timbul akibat refleks penyusuan yng pengaruhnya berulang setiap jam, misalnya oleh anak babi selama beberapa hari pertama sesudah kelahiran. Jadi proses penyusuan bisa mempercepat proses involusi yang dengannya memicu miometrium berkontraksi.
Satu dari sekian banyaknya alasan kenapa laju involusi itu dibatasi merupakan lantaran adanya periode tak aktif ovarium secara relatif selama anestrus laktasi, serta yang dengannya demikian tidak-adanya siklus sekresi steroid ovarium yng berpengaruh pada jaringan uterus. Kenapa marmut bisa menunjukan berahi yng subur dalam beberapa jam sesudah partus ?.

Service perconception (S/C)

S/C merupakan jumlah perkawinan yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk terjadinya konsepsi/pembuahan. Terdapat dua pengertian jumlah perkawinan dalam penghitungan S/C. Pengertian pertama mengacu pada fenomena estrus di mana perkawinan yng di lakukan pada tatkala estrus yng percis ditetapkan menjadi satu kali servis, walaupun dalam tatkala yang telah di sebutkan di lakukan lebih dari satu perkawinan. Pengertian ini tidak sedikit dipakai oleh perguruan tinggi di mana S/C dipakai menjadi faktor penentu interval kelahiran. Pengertian kedua mengacu pada fenomena perkawinan itu sendiri di mana satu kali perkawinan ditetapkan menjadi satu kali servis menjadikan dalam satu masa estrus bisa saja ditetapkan lebih dari satu kali servis andai di lakukan perkawinan ulangan. Pengertian ini tidak sedikit dipakai oleh dinas di mana S/C dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan jumlah straw (semen beku) yng Perlu dipersiapkan dalam program artificial insemination (inseminasi buatan/IB).
S/C lebih-lebih ditentukan oleh kondisi induk, ketepatan tatkala perkawinan serta kualitas pejantan. Fertilisasi serta perkembangan embrio memerlukan lingkungan uterus yng tak saja memungkinkan pengangkutan serta daya hidup spermatozoa, akan tetapi pula bisa memberikan dukungan metabolisme bagi perkembangan embrio dalam waktu dua ataupun tiga harisetelah pembuahan. Embrio tumbuh menjadi stadium morula serta blastokista menjadi konseptus yng Amat besar sebelum mulai berlangsung perlekatan, selama pertumbuhan itu, embrio hampir sepenuhnya bergantung pada sekresi kelenjar endometrium. Pada kenyataannya, pola sekresi hormon ovarium sebelum serta seusai estrus ovulasi yng pertama memicu terjadinya perkembangan endometrium yng sekretoris, akan tetapi uterus bisa menjadi lebih baik lagi dalam memberikan makan embrio pra implantasi pada siklus kedua dari perubahan ovarium sesudah jaringan itu terpapar pada pengaruh fase luteal penuh.
Pada keadaan di alam, pejantan akan mengetahui kapan tatkala paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawini betina menjadikan pembuahan bisa berlangsung. Pada keadaan di sangkar di mana betina serta pejantan dipisah, maka tatkala perkawinan yng tepat Perlu betul-betul diperhatikan oleh peternak. Tatkala perkawinan yng tepat ditentukan oleh kapan tatkala berlangsung ovulasi di tatkala timbul gejala estrus serta daya tahan sperma di dalam saluran reproduksi betina.

Lama Bunting

Kebuntingan merupakan masa di mana seekor induk mempunyai nak di dalam uterusnya. Masa ini dimulai dari fertilisasi hingga kelahiran.

Litter Size

Litter size ataupun jumlah anak sepelahiran merupakan jumlah anak yng dilahirkan dalam satu kali masa kehamilan/kelahiran. Litter size dipengaruhi oleh ovulation rate, jumlah ovum yng dibuahi, serta kematian anak dalam kandungan.

Mortalitas Neonatal

Mortalitas neonatal merupakan kematian anak pada tatkala menjelang serta beberapa saat seusai melahirkan.

Mortalitas Prasapih

Mortalitas prasapih merupakan kematian anak sesudah dilahirkan hingga yang dengannya disapih.


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2016/02/panen-anak-untuk-breeding-ternak.html.

Seputar Panen Anak Untuk Breeding Ternak

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Panen Anak Untuk Breeding Ternak