Budidaya Ikan Belum Berkembang

- Januari 15, 2018

Budidaya Ikan Belum Berkembang

 

Sungai sebenarnya Amat kaya yang dengannya sumber daya ikan. Ikan-ikan hias bernilai tidak murah, semisal arwana merah serta koi, berasal dari perairan umum. Itu sebabnya, bisnis budidaya ikan di sungai serta danau Amat dianjurkan guna menaikan pendapatan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat.
Namun, di Sungai Musi bisnis budidaya belum berkembang optimal. Dalam perjalanan tim Jelajah Musi 2010 mulai dari hulu sampai-sampai hilir sejauh sekitar 640 kilometer jarang didapati bisnis budidaya perikanan. Bisnis budidaya yang telah di sebutkan tidak sedikit didapati mulai dari Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, sampai-sampai menjelang Kota Palembang. Akan tetapi, kegiatannya selalu berskala kecil serta cuma menjadi bisnis sampingan masyarakat setempat.
Budidaya ikan dalam keramba di lakukan juga oleh sejumlah warga Desa Petaling, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin. Warga membuat keramba di tepian Sungai Batanghari Leko, tak jauh dari muara. Para peternak ikan itu mempergunakan serta memanfaatkan kondisi air sungai yng tak sekeruh Sungai Musi, biasanya yang dengannya beternak ikan patin. Sungai Batanghari Leko merupakan satu dari sekian banyaknya dari delapan anak sungai besar (sub-DAS) Musi.
Zainal Aripin (37), warga Desa Tebing Kakak, Kecamatan Rantau Bayur, misalnya, tengah membudidayakan ikan betutu dalam satu keramba berukuran 3 meter x 1,5 meter yang dengannya kedalaman 2 meter. Dalam keramba itu ditebarkan 1.000 ekor ikan betutu.
Seusai dibudidayakan selama delapan bulan hingga setahun, ikan yang telah di sebutkan pun dipanen. Penyusutan akibat kematian rata-rata 10 % ataupun ikan yng hidup serta layak dijual sebanyk 900 ekor.
Tatkala panen, berat ikan betutu rata-rata 8 ons. Berguna total ikan yng dipanen Zainal sebanyk 1.125 kilogram. Ikan ini umumnya langsung dibeli pedagang dari Palembang di tempat budidaya seharga Rp 110.000 per kg. Yang dengannya demikian, total pendapatan yng diperoleh Zainal dari satu keramba yang telah di sebutkan sekitar Rp 123,750 juta. ”Pendapatan yng saya dapatkan memanglah lumayan tidak sedikit, akan tetapi saya tidak berani membudidayakan dalam skala besar, salah satunya menjadikan menjadi kegiatan pokok. Saya belum berani menghadapi risiko,” kata Zainal.
Dia berterus terang, beberapa tahun lantas pernah membudidayakan ikan betutu dalam 10 keramba. Apalagi, bibit ikan yang telah di sebutkan gampang didapatkan, yaitu ditangkap pada April-Juni tatkala musim kemarau. Disaat itu, air Sungai Musi surut menjadikan ikan betutu cenderung masuk ke alur anak-anak sungai yng kecil serta rawa.
”Di situlah ikan yang telah di sebutkan ditangkap hidup oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat setempat, lantas dijual kepada pembudidaya seharga Rp 30.000 per kg. Satu kilogram berisi lima ekor ikan betutu,” ujar Zainal. Namun, keinginannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan penghasilan besar dari bisnis budidaya ikan betutu di 10 keramba akhirnya gagal total. Mayoritas ikan-ikan yang telah di sebutkan tiba-tiba mati lantaran terserang penyakit. ”Sejak kasus itu, saya langsung memutuskan membudidayakan cuma di satu keramba biar lebih aman,” kata Zainal.
Belum berkesinambungan
Lain yang dengannya Zainal, Agus Salim (42), warga Desa Rantau Harapan II, Kecamatan Rantau Bayur, bahkan berani membudidayakan ikan jelawat di 10 keramba. Setiap keramba ukuran 3 meter x 2 meter yang dengannya kedalaman 1,5 meter itu diisi 1.000-2.000 ekor. Tingkat kematian dari ikan jelawat dalam keramba rata-rata pula 10 %.
Ikan jelawat yang telah di sebutkan dipelihara selama setahun. Setiap ekor mempunyai berat 1 kilogram. Tatkala dipanen ikan dijual Rp 45.000 per kg. Panen ikan dari 10 keramba di lakukan serentak menjadikan pendapatan yng diperoleh Agus Salim sekitar Rp 450 juta. ”Saya tak repot mencari pasar. Rumah makan serta pedagang datang sendiri ke tempat budidaya,” ujar Agus.
Akan tetapi, kelemahan Agus Salim merupakan belum mampu mengatur bisnis budidaya yng berkesinambungan. Andai dari 10 keramba itu di lakukan penebaran benih secara bertahap dalam setiap dua bulan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dua keramba, pemanenan pun bisa di lakukan sebanyk lima kali per tahun. Pengertiannya, dalam sekali panen diperoleh pendapatan sekitar Rp 90 juta. ”Memanglah, kalau di lakukan pengaturan pola penaburan benih ikan jelawat, saya mampu panen dua unit keramba setiap kali. Akan tetapi, saya belum pernah berupaya melakukannya,” ujar Agus Salim.
Pasar tidak dibatasi
Membudidayakan ikan dalam keramba jaring apung pula menjadi pilihan Hendry (31). Warga Palembang itu membudidayakan ikan nila, ikan patin, serta ikan baung di 32 keramba di daerah Gandus, Kota Palembang. Setiap keramba ukuran 4 meter x 4 meter itu ditebarkan benih rata-rata 2.000 ekor.
Awal mulanya dia mengira membudidayakan dalam keramba akan membuat ikan mati. Akan tetapi, faktanya bertolak belakang. Sungai Musi yng berarus menghasilkan oksigen menjadikan ikan mampu hidup serta membesar dalam keramba. Akan tetapi, tingkat kematian ikan di wilayah Gandus sekitar 30 % lantaran di wilayah itu tidak sedikit penambangan pasir yng mematikan ikan. Ada juga perilaku operator perahu yng seenaknya membuang oli di sungai.
Kepala Dinas Kelautan serta Perikanan Sumsel Sri Dewi Titisari mengakui, bisnis budidaya ikan di Sungai Musi belum berkembang optimal lantaran baru 10-15 % wilayah Musi yng dimanfaatkan. Produksi ikan patin dari Musi mencapai 47.264,5 ton per tahun serta ikan nila 48.991,1 ton per tahun. ”Kendala serius yng kami hadapi merupakan ketiadaan petugas penyuluh lapangan,” ujar Sri Dewi. (Helena F Nababan serta Jannes Eudes Wawa)
SUMBER KLIPPING: Kompas FOTO: blogsafetyridinghondabengkulu
****************************************** (FREE) Silahkan download langsung Direktori Pedagang - Pembeli Agrobisnis Indonesia Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dll. http://groups.yahoo.com/group/agromania/files/ SMS info: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 ****************************************** BURSA JUAL BELI: http://bit.ly/abVYqh

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/budidaya-ikan-belum-berkembang.html.

Seputar Budidaya Ikan Belum Berkembang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Budidaya Ikan Belum Berkembang