Belut: Pembeli Luar Negeri Bertambah, Pasokan Kurang

- Desember 08, 2017

Belut: Pembeli Luar Negeri Bertambah, Pasokan Kurang

 
Menjadi mahluk lumpur, belut memiliki kandungan potensi ekonomi luar biasa. Permintaannya naik saban tahun, baik dari pembeli luar negeri ataupun pasar lokal. Ini kesempatan karena belum tidak sedikit yng menekuni usaha budidaya belut.
Rasanya yng gurih serta penuh gizi membuat belut tidak cuma diminati penikmat masakan dalam negeri, namun pula luar negeri, semisal dari Jepang, Korea, Hongkong, Belgia, Spanyol, Perancis, Belanda, Jerman, serta Denmark.
Belakangan, permintaan belut dari luar negeri kembali melonjak. Tidak meyakini? Silakan buka beberapa situs di internet, jenis www. indonetwork. com. Di situs ini permintaan belut tengah menggunung. Ini jadi rezeki nikmat para pebisnis belut.
Di antaranya Prio Daryoko. Walau tengah krisis global, Pemilik PT Agrindo Jaya ini mencapai maupun meraih berkah dari lonjakan permintaan belut dari sejumlah negara, semisal Jepang, Korea, serta Hongkong. Secara kasar, Prio memperkirakan lonjakan permintaan belut dart ketiga negara itu rata-rata sekitar 7 % sampai-sampai 18 % per tahun.
Setiap bulan Prio memasok sekitar 80 ton belut hidup serta belut asap ke Jepang. Sementara, ke Korea Selatan, ia mengirim sekitar 40 ton hingga 45 ton belut hidup serta belut beku. Ke Hongkong, ia nmengirim sekitar 15 ton-20 ton belut hidup. "Permintaan selalu naik. Sayangnya, pasokan terkadang kurang," ujarnya.
Budy Kuncoro, Ketua Gabungan Orang Belut Semarang serta sekitarnya (Gobes's), membenarkan, permintaan belut dari mancanegara terus naik. Selama ini, ia memasok ke Singapura serta Malaysia.
Permintaan dari pasar lokal pun tidak kalah tidak sedikit. Pekalongan, misalnya, butuh sekitar 100 kilogram belut sehari. Sementara Pati butuh 50 kg belut sehari. "Rata-rata untuk usaha pecel belut dan abon," kata Budy. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pasar ekspor, harga satu kilo belut berisi tujuh ekor dihargai Rp 40.000 per kg. Di pasar lokal harganya Rp 25.000.
Budy berterus terang sudah menjumpai tatacara budidaya belut yng lebih hemat, yaitu menghemat pakan yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan keong mas, bekicot, ataupun yuyu. Yang dengannya tatacara Budi ini, biaya produksi sekilo belut isi tujuh ekor cuma Rp 16.000. Dus, pebudidaya pun mampu balik modal dalam lima bulan.
Andai ingin budidaya belut, Kamu Perlu membuat kolam. Taruh lapisan lumpur yang dengannya jerami yng dibusukkan selama dua minggu hingga keluar cacing. Seusai busuk, air kemudian diganti, lantas masukkan bibit belut. "Sebaiknya, cari bibit belut basil tangkapan atau budidaya," ajar Budy. Harga bibit belut Rp 40.000 per kilogram.
Selanjutnya, belut diberi pakan hama sawah setiap dua hari sekali. Pakan hama sawah itu semisal keong mas, bekicot, ataupun yuyu. Seusai 3,5 bulan, petani mampu memanen belut ukuran sekilo isi 15 ekor. Dalam lima bulan, panennya sekilo isi tujuh ekor. (Aprillia Ika/Kontan)
SUMBER: KOMPAS.com FOTO: anasbanget.files

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/belut-pembeli-luar-negeri-bertambah.html.

Seputar Belut: Pembeli Luar Negeri Bertambah, Pasokan Kurang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Belut: Pembeli Luar Negeri Bertambah, Pasokan Kurang