MENGATASI FLU BURUNG DENGAN RAMUAN TRADISIONAL

- November 26, 2017

MENGATASI FLU BURUNG DENGAN RAMUAN TRADISIONAL

 


Seorang peternak ayam di Nakhon Phanom, sebelah utara propinsi Muang - Thailand, berupaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menerapkan resep tradisional bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati ayam-ayam yng sakit. Peternak wanita itu, Tuanjai Inkesa, mengkombinasikan 2 jenis tumbuhan lokal - fa talai jone (Sambiloto) serta krua khao hor - bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati ayam-ayam yng menderita penyakit saluran pernafasan akibat perubahan cuaca.
Ia mencampurkan pakan ternak yang dengannya cairan kehijauan yng didapat dari rebusan kedua tumbuhan yang telah di sebutkan serta diberikan kepada ayam-ayam yng sakit. Menurutnya dalam 3 hari ayam-ayam yng sakit menunjukan perbaikan kebugaran atau kesehatan malah pulih dari sakit. Tak semisal obat-obatan moderen yng tak cuma memakan waktu proses penyembuhan yng lebih lama yakni 5 hari, namun ramuan tradisional pula tak mempunyai efek samping kimia semisal obat moderen .Ia mendapatkan ide bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan tanaman tradisional mengingat dimasa lantas, kombinasi tumbuhan ini dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyembuhkan ayam-ayam aduan yng terluka seusai diadu. Kini ide Tuanjai, dimanfaatkan juga oleh beberapa peternak ayak di wilayahnya.Berikut kombinasi ramuan yng dipakai Tuanjai yang telah di sebutkan :
MENGATASI FLU BURUNG DENGAN RAMUAN TRADISIONAL
  • Sambiloto ( Andrografphis paniculata ( Burm.f ) Nees )
    Salah satunya kedalam famili Acanthaceae, lebih dikenal yang dengannya nama daerah semisal : papaitan ki peurat ataupun bidara.
    Tumbuhan ini kaya yang dengannya kandungan kimia semisal :
  1. Laktone didapat dari daun serta cabang berupa deoxy-andrographolide, andrographolide ( zat pahit ), Neoandro-grapholide, 14-deoxy-11, 12 didehydroandrographolide serta homoandrographolide.
    Flavoid didapat dari akar berupa polymethoxyflavone, andrographin, panicolin, mono-o-methylwithin serta apigenin-7,4-dimethylether, alkane, ketone serta aldehyde, Kalium, Kalsium, Natrium serta asam kersik.
    Andrografolida sekurangnya 1 %, Kalmegin ( zat amorf ) serta hablur kuning, pahit hingga Amat pahit.
    Tumbuhan ini bersifat : menurunkan panas / panas dalam, anti racun, antipiretik, anti radang, anti bengkak Sifat ini merusak sel trophacyt serta trophoblast, berperan dalam kondensasi cytoplasma dari tumor, pyknosis serta menghancurkan inti sel. Herba ini efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk infeksi serta merangsang phgocytosis.
Efek farmakologis ini didapat dari seluruh bagian tanaman. Mampu dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyembuhkan banyak sekali penyakit semisal:
  • Typhus abdominalis.
  • Disentri basfer / diare.
  • Flu, sakit kepala, panas.
  • Influenza, radang paru.
  • Radang saliuran nafas.
  • TBC paru.
  • Batuk rejan.
  • Darah tinggi.
  • Infeksi mulut, tonsillitis.
  • Pharyngitis.
  • Infeksi indera pendengaran sedang ( OMA ).
  • Kencing manis.
  • Kencing nanah ( gonorrhoae ).
  • Racun lantaran gigitan ular berbisa.
  • Kudis.
  • Luka bakar.
  • Membangkitkan nafsu makan.
  • Obat demam.
  • Kanker, penyakit trophoblastik serta hamil anggur.

sumber : http://www.indosiar.com

Sumber rujukan dan gambar : http://www.nangimam.com/2013/04/mengatasi-flu-burung-dengan-ramuan.html.

Seputar MENGATASI FLU BURUNG DENGAN RAMUAN TRADISIONAL

Advertisement
 

Cari Artikel Selain MENGATASI FLU BURUNG DENGAN RAMUAN TRADISIONAL