Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa
Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa | Referensi terbaru di 2017 via web Ternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Ternak. Artikel ini di beri judul Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa. Konten ini untuk anda pembaca setia https://ternak8.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Ternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Ternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa di bawah ini dari situs web Ternak.Seekor sapi betina bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa beranak, Perlu dikawinkan pada waktu dalam periode estrus, secara normal cuma tatkala itu sapi yang telah di sebutkan bisa mendapatkan pejantan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawininya. Periode estrus berlangsung pada perkiraan waktu yng bersamaan dimana sebutir ovum dilepas dari ovarium kedalam saluran reproduksi. Bila pejantan menempatkan sperma dalam saluran reproduksi sapi betina selama periode estrus, Amat besar kemungkinannya sapi akan menjadi bunting.
Sapi betina dewasa yng normal yng belum dikawinkan akan memiliki periode estrus setiap 18 – 24 hari. Peternak umumnya mempergunakan rata-rata 21 hari utnuk memperkirakan kapan periode estrus selanjutnya akan berlangsung. System hormonal sapi mengatur periode estrus serta memicu sapi siap bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikawini serta bunting. Hormon reproduksi dilepas dari kelenjar pituitaria, dekat otak, serta dari ovarium sapi betina. Lantaran seluruh fenomena dalam proses reproduksi terulang-ulang terus, maka dikatakan sapi memiliki siklus estrus. Sepanjang tak dikawinkan, sapi akan selalu menunjukan periode estrus setiap 21 hari. Andaikan dikawinkan serta menjadi bunting, sapi tak lagi menunjukan estrus berikunya hingga dia beranak.
Masing-masing sapi memiliki intensitas estrusnya berbeda. Beberapa sapi menunjukan cuma gugup serta penurunan produksi susu, tengah yng lain-lainnya jelas-jelas berusaha menaiki sapi-sapi yng lain. Peternak Perlu mengingat kebiasaan heat masing-masing sapinya. Tatacara paling baik mengingat tanda-tanda heat masing-masing sapinya, yang dengannya menuliskan dalam catatan reproduksi. Hal ini khususnya Amat berguna bagi atau bisa juga dikatakan untuk program perkawinannya.Periode estrus dibagi dalam 4 katagori pengelompokan, ini dibuat didasari intensitas (kejelasan) serta lamanya periode estrus.
Sapi dalam katagori pendek serta lemah merupakan yng paling susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk observasi estrusnya. Estrus Perlu diperiksa sedikitnya dua kali sehari supaya sapi yang telah di sebutkan bisa dikawinkan yang dengannya waktu yng tepat.
Andaikan sapi tak menunjukan tanda-tanda heat ataupun selalu dalam keadan heat, dokter hewan Perlu memeriksa sapi yang telah di sebutkan. Problema ini dimungkinkan lantaran terjadinya kerusakan/gangguan pada ovarium. Bila sapi tak bisa disembuhkan yang dengannya baik, seharusnya segera dijual.Satu diantara 20 ekor sapi induk menunjukan tanda-tanda birahi meskipun telah bunting. Ini diketahui menjadi heat palsu (false heat). Penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencatat seluruh tanggal heat palsu dalam catatan breeding. Inseminator Perlu mengetahui sapi-sapi yng mana sudah menunjukan heat palsu. Hal ini akan merubah tatacara inseminator melakukan IB tak semisal yng biasa di lakukan pada sapi normal. Andaikan sapi dikawinkan kembali tengah sapi yang telah di sebutkan tengah dalam heat palsu, serta inseminator tak mengetahui sejarahnya, sumbat servix (srevical plug) bisa rusak tatkala inseminasi (sumbat servix uteri menutup uterus bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah masuknya penyakit), bila sumbat yang telah di sebutkan terbuka maka bisa berlangsung fenomena abortus.
Peternak sapi perah bisa mempergunakan macam-macam alat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendeteksi periode estrus. Di antaranya merupakan ”heat detection pad” yng berupa selembar kecil plastik yng akan ditempelkan yang dengannya lem pada bagian belakang sapi betina dekat yang dengannya pinggang, tabung putih yng berisi cat merah, yng andaikan tertekan oleh sapi lain cat akan merembes keluar serta mewarnai bagian tubuh sapi petina yang telah di sebutkan. ”Heat detection pad” tak mendeteksi estrus, namun menunjukan bahwasanya sudah dinaiki oleh sapi lain, serta hal ini bisa diperkirakan sapi yang telah di sebutkan tengah estrus.
Metode deteksi heat yng lain yang dengannya mempergunakan alat yng disebut ”Chin-ball marking” yng berupa semisal ujung ball-point besar yng ditempelkan pada halter yng dipasang pada sapi jantan yng telah dikebiri, namun pengebirian tak menghilang-kan aktifitas seksualnya, cuma sapi yang telah di sebutkan tak bisa mengawini sapi betina (disebut a marker bull). Jadi prinsipnya metode ini mengandalkan insting alami sapi jantan yng akan menaiki betina yng tengah dalam kondisi standing heat ataupun estrus, namun tak bisa mengawini sapi yng dinaikinya.
Tatacara lain yng praktis serta bermanfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendeteksi periode estrus merupakan yang dengannya mempergunakan satu set catatan breeding. Bila catatan yang telah di sebutkan lengkap hingga hari yang terakhir, bisa membantu masalah periode estrus selanjutnya.
Beberapa kerugian mengawinkan lebih awal salah satunya resiko yng tinggi atas fenomena abortus, kesempatan besar terjadinya sterilitas, menaikan mungkin terjadinya retentio placenta (placenta tak bisa keluar seusai beranak), mungkin terjadinya penurunan jumlah produksi susu, serta pula memicu penurunan conseption rate (mungkin berlangsung kebuntingan). Kerugian andaikan di lakukan perkawinan yng lebih lambat merupakan sapi yang telah di sebutkan tak bisa beranak secara reguler dalam calving interval 12 bulan, ini berguna sapi yang telah di sebutkan menjadi tidak lebih efisien.
Pada biasanya sapi yng normal akan mengalami periode estrus 20 – 60 hari seusai beranak. Andaikan sapi tak menunjukan periode estrus 60 hari seusai beranak, Perlu di lakukan pemeriksaan oleh dokter hewan.
Cuma 75 % dari sapi-sapi yng ada di peternakan bisa diharapkan telah memiliki saluran reproduksi yng benar-benar sehat 60 hari seusai beranak. Beberapa sapi butuh waktu hingga 120 hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk saluran reproduksinya kembali normal. Beberapa sapi mengalami perlukaan pada waktu beranak serta tak bisa beranak lagi. Sapi yng beranak twin (kembar dua), akan mengalami masalah perkawinan, menjadi lambat bunting.
Ini menjadi penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk menempatkan seluruh fenomena yang telah di sebutkan dalam skala waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan waktu paling baik mengawinkan seekor sapi. Andaikan ke hidup-an ovum cuma 6 jam, sapi Perlu dikawinkan sebelum ovulasi agar bisa sperma bisa mencapai ovum selagi ovum yang telah di sebutkan masih fertil. Waktu paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawinkan sapi betina sekitar 12 jam sebelum ovulasi. Ini berguna bahwasanya sapi betina Perlu dikawinkan kira-kira pada akhir periode estrus, ataupun tatkala periode estrus baru selesai. Ini dia alasannya kenapa inseminator butuh mengetahui kapan seekor sapi mulai mengalami estrus (standing heat). Andaikan sapi mulai standing heat pagi hari, inseminator sebaiknya mengawinkan sapinya pada sore hari. Andaikan sapi mulai standing heat pada sore hari, Perlu dikawinkan keesokan hari selanjutnya. Ataupun sekitar 18 jam seusai awal standing heat. Akan tetapi demikian tidak sedikit sapi yng tak menunjukan rata-rata 18 jam standing heat. Sapi-sapi yng demikian Perlu dikawinkan pada akhir standing heat tak peduli kapan mulainya. Bila peternak bisa menunjukan sapi-sapi yng demikian pada inseminator, bisa membantu sapi mencapai conception rate yng tinggi.
Pada biasanya alasan kenapa sapi tak menunjukan gejala estrus, lantaran sapi yang telah di sebutkan sudah dikawinkan. Sapi yng lain yng tak menunjukan gejala estrus merupakan :• Baru saja beranak ( dalam kisaran 45 hari)• Sapi masih terlalu muda bagi atau bisa juga dikatakan untuk menujukkan gejala estrus• Memiliki problema yang dengannya masalah hormonal• Memiliki silent heat (estrus tenang). Sapi yng mengalami silent heat memiliki siklus estrus secara reguler (teratur) serta normal kecuali tak menunjukan tada-tanda estrus.
Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/12/manajemen-perkawinan-sapi-dewasa.html.
Sapi betina dewasa yng normal yng belum dikawinkan akan memiliki periode estrus setiap 18 – 24 hari. Peternak umumnya mempergunakan rata-rata 21 hari utnuk memperkirakan kapan periode estrus selanjutnya akan berlangsung. System hormonal sapi mengatur periode estrus serta memicu sapi siap bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikawini serta bunting. Hormon reproduksi dilepas dari kelenjar pituitaria, dekat otak, serta dari ovarium sapi betina. Lantaran seluruh fenomena dalam proses reproduksi terulang-ulang terus, maka dikatakan sapi memiliki siklus estrus. Sepanjang tak dikawinkan, sapi akan selalu menunjukan periode estrus setiap 21 hari. Andaikan dikawinkan serta menjadi bunting, sapi tak lagi menunjukan estrus berikunya hingga dia beranak.
Siklus Estrus
Siklus estrus melibatkan rantai fenomena yng Amat kompleks. Memahami kejadian-kejadian yang telah di sebutkan, bisa membantu peternak memahami masalah reproduksi yng suatu tatkala berlangsung. Diskripsi yang akan di sajikan kali ini adalah suatu penyederhanaan dari siklus estrus. Dimulai dari periode estrus.- Sapi mulai persiapan estrus (heat). Periode ini berakhir sekitar 6 – 8 jam. Selama ini sapi selalu aktif serta Suka tampak mengendus sapi lain serta menaikinya. Akan tetapi demikian sapi yang telah di sebutkan belum mau dinaiki pejantan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikawini.
- Sapi dalam periode estrus (standing heat). Periode ini berlangsung sekitar 18 jam. Ini cuma adalah periode sapi akan tetap diam bila dinaiki pejantan ataupun sapi betina yng lain. Ini periode yng paling tampak terperinci serta satu-satunya periode dimana sapi betina paling aktif dalam atraksinya bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikawini. Waktu paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawinkan sapi merupakan akhir dari standing heat (periode estrus). Bila dikawinkan pada waktu yang telah di sebutkan mungkin sapi yang telah di sebutkan akan bunting Amat besar.
- Sapi tengah keluar dari heat (estrus). Periode ini berlangsung sekitar 10 – 12 jam. Ini merupakan satu periode yng singkat dalam siklus reproduksi disaat sirkulasi hormon yng memicu periode heat mengalami penurunan. Peternak sapi perah bisa gundah periode ini yang dengannya awal periode heat. Ini penyebabnya yaitu sapi mulai aktif kembali serta tampak mengendus sapi lain serta menaikinya namun tak mau diam bila dinaiki pejantan ataupun induk yng lain. Normalnya ovum dilepas dari ovarium mendekati akhir periode ini. Bila lantaran beberapa alasan ovum tak dilepas munculah kondisi abnormal serta sapi tetap dalam keadaan heat. Kondisi seekor sapi yng demikian disebut ”a chronic buller”. Sapi yng demikian butuh bantuan dokter hewan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghentikan periode estrus serta melanjutkan siklus estrus normal.
- Hormon-hormon ovarium mengontrol siklus reproduksi. Periode ini berlangsung selama 2 – 3 hari. Selama periode ini hormon-hormon dari ovarium mengontrol / mengatur proses reproduksi, bila sapi dikawinkan serta menjadi bunting hormon-hormon yang telah di sebutkan berhenti mengontrol. Dalam kasus ini sapi tak lagi mengalami siklus estrus reguler hingga beranak. Bila sapi tak dikawinkan akan mulai periode selanjutnya dalam siklus.
- Hormon-hormon ovarium kehilangan kontrol pada saluran reproduksi. Pada tahapan ini hormon dari kelenjar pituitaria mengambil alih mengatur siklus estrus serta mulai persiapan periode estrus yng lain. Selama periode ini kadang-kadang ada tidak banyak darah yng keluar dari saluran reproduksi. Fenomena ini merupakan normal. Darah datang dari lapisan uterus yng disiapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk fertilisasi telur pada awal tahapan. Lantaran tak ada telur yng dibuahi tambahan jaringan yang telah di sebutkan terlepas. Peternak yng melihat adanya bekas darah yng menempel di ekor sapi bisa memperkirakan sapi yang telah di sebutkan telah mengalami standing heat 3 - 4 hari yng lantas. Bila terlihat adanya bekas darah ini, bisa dicatat dalam catatan breeding serta dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperkirakan heat selanjutnya. Andaikan lantaran beberapa alasan kelenjar pituitaria tak bisa atau mampu lagi mengontrol siklus estrus dari ovarium, akan berlangsung kondisi abnormal. Bila ini berlangsung, siklus estrus akan terhenti pada tahap ini. Ini memungkinkan memicu keraguan antara status ini yang dengannya terjadinya kebuntingan. Sapi yang dengannya kondisi semisal ini barangkali lantaran adanya cystic ovari (ada bisul /pembengkakan pada ovarium) serta disebutkan menjadi fenomena kebuntingan palsu.
- Saluran reproduksi disiapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk periode estrus selanjutnya. Aktifitas diatur oleh hormon-hormon dari kelenjar pituitaria. Pada tahapan ini, ovum yng lain diproduksi dalam ovarium bagi atau bisa juga dikatakan untuk dilepaskan dalam periode estrus selanjutnya. Ini merupakan periode yng paling panjang dalam siklus estrus.
- Sapi mulai lagi persiapan menuju estrus. Waktu ataupun jarak antara tatkala ini yang dengannya yng sebelumnya berkisar antara 18 – 24 hari.
Kapankah Seekor Sapi Dalam Kondisi Heat (Estrus)?
Ciri-tanda yng Amat membuat yakin bahwasanya seekor sapi tengah heat, berlangsung andaikan sapi yang telah di sebutkan diam saja andaikan dinaiki serta dikawini oleh seekor pejantan. Hal ini berlangsung cuma selama periode standing heat. Sapi yang telah di sebutkan pula akan diam saja andaikan diendus-endus pantatnya serta dinaiki oleh sapi betina lain, khususnya andaikan dilingkungannya tak ada pejantan. Yang akan di sajikan kali ini pula tanda-tanda estrus sapi dewasa :- Sapi Suka menguak lebih dari umumnya serta tampak menjadi gelisah.
- Sapi berusaha menaiki sapi yng lain serta membiarkan / mau dinaiki sapi yng lain.
- Vulvanya tampak merah serta tidak banyak membengkak.
- Tampak mengeluarkan mucosa (lendir) dari vulvanya.
- Bila tengah laktasi, sapi yang telah di sebutkan tampak produksinya berkurang dibandingkan produksi normalnya.
- Nafsu makan sapi yang telah di sebutkan menurun.
Masing-masing sapi memiliki intensitas estrusnya berbeda. Beberapa sapi menunjukan cuma gugup serta penurunan produksi susu, tengah yng lain-lainnya jelas-jelas berusaha menaiki sapi-sapi yng lain. Peternak Perlu mengingat kebiasaan heat masing-masing sapinya. Tatacara paling baik mengingat tanda-tanda heat masing-masing sapinya, yang dengannya menuliskan dalam catatan reproduksi. Hal ini khususnya Amat berguna bagi atau bisa juga dikatakan untuk program perkawinannya.Periode estrus dibagi dalam 4 katagori pengelompokan, ini dibuat didasari intensitas (kejelasan) serta lamanya periode estrus.
- Panjang serta kuat. Enambelas hingga duapuluh jam dalam periode standing heat, serta gampang pendeteksiannya.
- Panjang serta lemah. Enambelas hingga duapuluh jam ataupun lebih dalam periode standing heat, namun susah identifikasinya.
- Pendek serta kuat. Standing heat yng pendek namun pendeteksiannya gampang.
- Pendek serta lemah. Standing heat yng pendek, serta pendeteksiannya susah.
Sapi dalam katagori pendek serta lemah merupakan yng paling susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk observasi estrusnya. Estrus Perlu diperiksa sedikitnya dua kali sehari supaya sapi yang telah di sebutkan bisa dikawinkan yang dengannya waktu yng tepat.
Andaikan sapi tak menunjukan tanda-tanda heat ataupun selalu dalam keadan heat, dokter hewan Perlu memeriksa sapi yang telah di sebutkan. Problema ini dimungkinkan lantaran terjadinya kerusakan/gangguan pada ovarium. Bila sapi tak bisa disembuhkan yang dengannya baik, seharusnya segera dijual.Satu diantara 20 ekor sapi induk menunjukan tanda-tanda birahi meskipun telah bunting. Ini diketahui menjadi heat palsu (false heat). Penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencatat seluruh tanggal heat palsu dalam catatan breeding. Inseminator Perlu mengetahui sapi-sapi yng mana sudah menunjukan heat palsu. Hal ini akan merubah tatacara inseminator melakukan IB tak semisal yng biasa di lakukan pada sapi normal. Andaikan sapi dikawinkan kembali tengah sapi yang telah di sebutkan tengah dalam heat palsu, serta inseminator tak mengetahui sejarahnya, sumbat servix (srevical plug) bisa rusak tatkala inseminasi (sumbat servix uteri menutup uterus bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah masuknya penyakit), bila sumbat yang telah di sebutkan terbuka maka bisa berlangsung fenomena abortus.
Metode Deteksi Estrus
Peternak sapi perah Perlu mengamati yang dengannya cermat tanda-tanda estrus sapi perah. Maksudnya Perlu meluangkan sejumlah waktu khusus tiap hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengontrol sapi-sapinya. Sebaiknya pemeriksaan estrus sapi tak dikerjakan menjadi sampingan ataupun sembari mengerjakan pekerjaan lain-lainnya. Sapi-sapi yang dengannya tanda-tanda estrus lemah akan tak terdeteksi bila peternak tak mengamati yang dengannya cermat. Bila butuh sapi dibuat berdiri serta bergerak bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan aktivitas reproduksinya.Peternak sapi perah bisa mempergunakan macam-macam alat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendeteksi periode estrus. Di antaranya merupakan ”heat detection pad” yng berupa selembar kecil plastik yng akan ditempelkan yang dengannya lem pada bagian belakang sapi betina dekat yang dengannya pinggang, tabung putih yng berisi cat merah, yng andaikan tertekan oleh sapi lain cat akan merembes keluar serta mewarnai bagian tubuh sapi petina yang telah di sebutkan. ”Heat detection pad” tak mendeteksi estrus, namun menunjukan bahwasanya sudah dinaiki oleh sapi lain, serta hal ini bisa diperkirakan sapi yang telah di sebutkan tengah estrus.
Metode deteksi heat yng lain yang dengannya mempergunakan alat yng disebut ”Chin-ball marking” yng berupa semisal ujung ball-point besar yng ditempelkan pada halter yng dipasang pada sapi jantan yng telah dikebiri, namun pengebirian tak menghilang-kan aktifitas seksualnya, cuma sapi yang telah di sebutkan tak bisa mengawini sapi betina (disebut a marker bull). Jadi prinsipnya metode ini mengandalkan insting alami sapi jantan yng akan menaiki betina yng tengah dalam kondisi standing heat ataupun estrus, namun tak bisa mengawini sapi yng dinaikinya.
Tatacara lain yng praktis serta bermanfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendeteksi periode estrus merupakan yang dengannya mempergunakan satu set catatan breeding. Bila catatan yang telah di sebutkan lengkap hingga hari yang terakhir, bisa membantu masalah periode estrus selanjutnya.
Waktu Bagi atau bisa juga dikatakan untuk Pemeriksaan Estrus
Dalam peternakan sapi perah Perlu di lakukan pemeriksaan estrus sedikitnya sekali sehari-hari, namun idealnya dua kali. Periode jangka waktu dimana sapi akan diam saja andaikan dikawini disebut ”standing heat” normalnya berlangsung selama 18 jam. Akan tetapi demikian ini bisa berkisar antara 4 hingga 40 jam.Pengamatan estrus sekali serta dua kali per hari
Bila cuma sekali di lakukan pengamatan estrus sehari, Amat besar mungkin ada sapi yng estrus namun terlewatkan / tak terdeteksi. Bila di lakukan dua kali kesempatan bagi atau bisa juga dikatakan untuk terdeteksi jauh lebih besar. Ilustrasi diatas menunjukan bagaimana peternak bisa kehilangan pengamatan periode estrus sapi yng sudah mengalami periode estrus 20 jam, bisa menaikan kesempatan deteksi sapi yng estrus yang dengannya dua kali pengamatan sehari.Perkawinan Sesudah Beranak
Perkawinan seusai beranak (post partum matting) yng paling awal Perlu ditentukan didasari masing-masing individu. Rekomendasi yng paling aman bagi atau bisa juga dikatakan untuk post partum matting merupakan 60 – 90 hari seusai beranak, walaupun beberapa peternak mengawinkan sapinya lebih awal sekitar 40 hari seusai beranak. Perkawinan yng lebih awal ini, saluran reproduksi sapi Perlu benar-benar telah Amat sehat. Bila ini barangkali di lakukan, perkawinan awal yang telah di sebutkan mempunyai keunggulan mengurangi / memperpendek calving interval.Beberapa kerugian mengawinkan lebih awal salah satunya resiko yng tinggi atas fenomena abortus, kesempatan besar terjadinya sterilitas, menaikan mungkin terjadinya retentio placenta (placenta tak bisa keluar seusai beranak), mungkin terjadinya penurunan jumlah produksi susu, serta pula memicu penurunan conseption rate (mungkin berlangsung kebuntingan). Kerugian andaikan di lakukan perkawinan yng lebih lambat merupakan sapi yang telah di sebutkan tak bisa beranak secara reguler dalam calving interval 12 bulan, ini berguna sapi yang telah di sebutkan menjadi tidak lebih efisien.
Pada biasanya sapi yng normal akan mengalami periode estrus 20 – 60 hari seusai beranak. Andaikan sapi tak menunjukan periode estrus 60 hari seusai beranak, Perlu di lakukan pemeriksaan oleh dokter hewan.
Cuma 75 % dari sapi-sapi yng ada di peternakan bisa diharapkan telah memiliki saluran reproduksi yng benar-benar sehat 60 hari seusai beranak. Beberapa sapi butuh waktu hingga 120 hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk saluran reproduksinya kembali normal. Beberapa sapi mengalami perlukaan pada waktu beranak serta tak bisa beranak lagi. Sapi yng beranak twin (kembar dua), akan mengalami masalah perkawinan, menjadi lambat bunting.
Perkawinan Pada Akhir Periode Estrus
Mengetahui pada tatkala di mana (kapan) waktu dalam siklus estrus yng paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikawinkan, Amat dibutuhkan pengertian beberapa fakta yang telah di sebutkan dibawah ini :- pada biasanya sapi mengalami periode estrus (standing heat) selama sekitar 18 jam.
- Ovum menjadi siap bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibuahi (difertilisasi) sekitar 10 – 12 jam seusai akhir periode standing heat.
- Ovum akan tetap menjadi fertil selama sekitar 6 jam
- Sperma bisa bertahan hidup dalam saluran reproduksi betina selama sekitar 24 jam.
- Sperma Perlu dimasukkan dalam saluran reproduksi sapi betina sekitar 6 jam sebelum sperma yang telah di sebutkan bisa mencapai ovum bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuahi.
Ini menjadi penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk menempatkan seluruh fenomena yang telah di sebutkan dalam skala waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan waktu paling baik mengawinkan seekor sapi. Andaikan ke hidup-an ovum cuma 6 jam, sapi Perlu dikawinkan sebelum ovulasi agar bisa sperma bisa mencapai ovum selagi ovum yang telah di sebutkan masih fertil. Waktu paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawinkan sapi betina sekitar 12 jam sebelum ovulasi. Ini berguna bahwasanya sapi betina Perlu dikawinkan kira-kira pada akhir periode estrus, ataupun tatkala periode estrus baru selesai. Ini dia alasannya kenapa inseminator butuh mengetahui kapan seekor sapi mulai mengalami estrus (standing heat). Andaikan sapi mulai standing heat pagi hari, inseminator sebaiknya mengawinkan sapinya pada sore hari. Andaikan sapi mulai standing heat pada sore hari, Perlu dikawinkan keesokan hari selanjutnya. Ataupun sekitar 18 jam seusai awal standing heat. Akan tetapi demikian tidak sedikit sapi yng tak menunjukan rata-rata 18 jam standing heat. Sapi-sapi yng demikian Perlu dikawinkan pada akhir standing heat tak peduli kapan mulainya. Bila peternak bisa menunjukan sapi-sapi yng demikian pada inseminator, bisa membantu sapi mencapai conception rate yng tinggi.
Sapi-sapi yng Tak Menunjukan Estrus
Sekitar 10 % rata-rata sapi dalam peternakan tak menunjukan tanda-tanda estrus. Pada biasanya ini adalah gejala alam yng cuma sementara, pengertiannya tak adalah gejala tetap. Cuma beberapa diantaranya yng memicu sterilitas permanen. Pemeriksaan oleh dokter hewan secara rutin bisa membantu identifikasi permasalahannya.Pada biasanya alasan kenapa sapi tak menunjukan gejala estrus, lantaran sapi yang telah di sebutkan sudah dikawinkan. Sapi yng lain yng tak menunjukan gejala estrus merupakan :• Baru saja beranak ( dalam kisaran 45 hari)• Sapi masih terlalu muda bagi atau bisa juga dikatakan untuk menujukkan gejala estrus• Memiliki problema yang dengannya masalah hormonal• Memiliki silent heat (estrus tenang). Sapi yng mengalami silent heat memiliki siklus estrus secara reguler (teratur) serta normal kecuali tak menunjukan tada-tanda estrus.
Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrinak.com/2015/12/manajemen-perkawinan-sapi-dewasa.html.
Seputar Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa
Terima kasih telah membaca Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa. Semoga pos dari situs web Ternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Ternak. Silakan berbagi ulasan Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Ternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Ternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Ternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Manajemen Perkawinan Sapi Dewasa. Dan Assalamualaikum pembaca Ternak.
Advertisement