tips bagi peternak burung puyuh

- Agustus 19, 2017

tips bagi peternak burung puyuh

 

tips bagi peternak burung puyuh
Sebelum melanjutkan posting yng ke sekian kali mengenai per-puyuh-an, butuh saya tekankan sekali lagi bahwasanya seluruh goresan pena saya sejak pertama adalah “murni hanya bercerita” pengalaman. Jadi harap maklum kalau tidak sedikit kekurangan di sana sini lebih-lebih mengenai tata tatacara beternak ataupun budidaya burung puyuh petelur, lantaran percis sekali tak ada dasar disiplin keilmuan peternakan khususnya ternak unggas ataupun dasar pengalaman mengikuti peternak besar yng telah maestro. Maka, sekiranya ada diantara pembaca yng ahli pada bagian ternak unggas ataupun yng telah lebih berpengalaman, dimohon bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan masukan-masukan, kritikan, maupun nasehat yng tentu akan Amat bernilai buat saya.
Sesudah 20 hari masa pembesaran, telah saatnya burung puyuh dipindah ke sangkar teluran. Sebetulnya 20 hari hari pula cuma patokan saja, karena ada yng mindahnya seusai burung puyuh berumur 25 hari ataupun malah 30 hari baru dipindah.
Pada tatkala mengalihkan berguna pula tiba saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan vaksin flu burung. Penting nggak penting pemberian vaksin ini relatif diharapkan. Ingat yang dengannya merebaknya flu burung beberapa tatkala yng lantas diluar dugaan memanglah merepotkan peternak-peternak unggas.
Biaya vaksinasi cukup murah, telah salah satunya vaksin serta jasa berkisar Rp 80 ribu bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1000 populasi.
Masa burung puyuh berproduksi merupakan masa-masa keemasan bagi peternak seusai melewati masa pembesaran yng rasanya melelahkan. Melihat telur-telur yng menggelinding di strimin sangkar bagian depan, ada kepuasan tersendiri yng cuma dimiliki oleh sang peternak.
Semisal pepatah Cina mengujarkan: lebih gampang membuka toko daripada mempertahankan supaya toko tetap buka.
Demikian pula yang dengannya masa burung puyuh bertelur merupakan masa yng cukup panjang. Tidak sedikit nantinya aral melintang serta hambatan yng mengganggu si cantik-cantik ini berproduksi (orang-orang betina kan? Jadi cantik-cantik…). Bagaimana tips supaya produksi tetap bertahan dalam hitungan “bagus” serta “memuaskan” sampai-sampai mengantar orang-orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembalikan modal kita ? Nah, berikut akan saya sampaikan beberapa tips yng sebetulnya simpel serta biasa saja. Para peternak tentu telah biasa menjalankan, cuma barangkali tak pernah sempet menuliskannya.
Produksi telur burung puyuh telah dalam keadaan stabil maksimal, namun lantas ada penurunan produksi (beberapa ada yng malah cukup signifikan). Kaget itu tentu saja. Nah, beberapa hal yng butuh diperhatikan dalam menghadapi hal yng demikian merupakan:
1. Burung puyuh Suka dalam keadaan kelaparan.
Wah, sebaiknya jangan terlalu menerapkan prinsip ekonomi yang dengannya modal sekecil-kecilnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh hasil yng sebesar-besarnya. Jatah pemberian pakan memanglah diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur pengeluaran. Namun pembatasan yng berlebihan demi bagi atau bisa juga dikatakan untuk penghematan tentu akan dibalas pula yang dengannya penghematan produksi telur. Sayang kan ?!
2. Rumah induk yng terlalu gelap.
Burung puyuh suka yang dengannya cahaya terang. Maka pemberian lampu sebaiknya siang serta malam. Di antaranya saya buktikan di beberapa sangkar adanya pemusatan telur mengumpul di satu sisi yng paling terang. Namun mampu saja andaikan penerangan tidak lebih memadai, burung puyuh akan jarang makan, menjadikan otomatis produksi telurnya pula jarang.
3. Periksa kondisi lingkungan.
Lebih-lebih yang dengannya suara-suara yng mengagetkan. Umumnya akan berpengaruh serta membuat stres menjadikan produksi menurun. Fenomena ini pula mampu penyebabnya yaitu tatkala rutinitas “nimpal” ataupun membersihkan kotoran jaga jangan burung-burung puyuh ini “grobyakan”, apalagi yng berlebihan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk ini ada vitamin yng butuh diberikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengantisipasi hal-hal yng demikian, yakni vitamin ANTISTRES.
4. Perubahan cuaca serta iklim.
Umumnya dalam masa pancaroba hawa terasa tidak lebih nyaman. Burung-burung puyuh seakan pula merasakan hal yng percis. Andaikan produksinya menurun tatkala pergantian musim (pancaroba), berguna burung puyuh memanglah tengah tak enak badan. Selain pemberian antistres serta vitamin C selama tiga hari berturut-turut, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan energi pada sore harinya butuh pula pemberian gula pasir bagi atau bisa juga dikatakan untuk minum. Dosis pemberian gula pasir adalah satu sendok makan bagi atau bisa juga dikatakan untuk 10 liter air (tentu diencerkan berlebi dahulu di air panas).
5. Pemberian obat perangsang telur.
Tidak sedikit manfaat dari obat perangsang telur ini. Selain merangsang produksi, pula memperbaiki kondisi telur agar bisa tak terlalu kecil ataupun kerabang tipis. Namun segera hentikan andai telah terlalu tidak sedikit telur yng besarnya di luar ukuran biasa.
6. Periksa kebersihan tempat minum.
Kalau tempat minum telah terlalu kotor, umumnya burung puyuh jadi agak enggan meminumnya. Otomatis produksi ikut menurun.
7. Rumah induk terlalu pengap.
Lantaran khawatir kedinginan, kadang ada yng menutup rapat-rapat rumah induk. Ini tak baik. Semisal kita pula tak akan sehat tinggal di rumah yng tak berventilasi. Maka kasih angin-angin yng menyegarkan hawa di dalam rumah induk. Kasih suasana yng nyaman yang dengannya sirkulasi udara yng cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk burung puyuh tersayang.
8. Adanya penyakit yng menyerang.
Penurunan produksi yng signifikan mampu penyebabnya yaitu diluar dugaan burung puyuh tengah terserang penyakit. sebelumnya kasih obat “trimecyne” dulu andaikan terlihat burung-burung puyuh dalam kondisi layu, pucat, serta kotoran yng tidak baik (berak putih ataupun berak hijau). Bagi atau bisa juga dikatakan untuk yng ini saya tak mampu bercerita lebih lanjut, lantaran cuma berdasar mendengarkan keterangan serta pengalaman peternak lain. Penulis jangan mengalaminya ya……… hehehe.
9. Terus menerus produksi menurun
malah berhenti dibarengi yang dengannya tidak sedikit kematian yng di atas normal. Padahal telah ditangani dokter Solusinya cuma satu; segera saja diapkirkan. Beres.
Andai segala bisnis mempertahankan produksi telur telah di lakukan serta diluar dugaan tak pula meningkat. Mampu jadi itu adalah penurunan yng wajar; andaikan seiring yang dengannya berkurangnya populasi seusai jangka waktu yng berjalan.
Berkurangnya populasi yng wajar bisa ditandai yang dengannya ukuran standar kematian. Ukuran kematian ini sejumlah 0,8 ekor per-hari per-1000 populasi. Itu normal (andaikan kematian di bawah 0,8 ekor, berguna tidak jelek alias bagus).
Kalau keadaan populasinya memanglah telah berkurang, bagi atau bisa juga dikatakan untuk tetap menstabilkan penghasilan, maka jatah pakan pula telah saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikurangi. Gampang kan ?



Sumber rujukan dan gambar : http://duniacaraternak.blogspot.com/2016/10/tips-bagi-peternak-burung-puyuh.html.

Seputar tips bagi peternak burung puyuh

Advertisement
 

Cari Artikel Selain tips bagi peternak burung puyuh