Potensi Memproduksi Susu Segar

- Juli 16, 2017

Potensi Memproduksi Susu Segar

 

Modal utama beternak sapi perah merupakan ketersediaan rumput ataupun hijauan lain-lainnya menjadi pakan. Seekor induk sapi perah, tiap harinya memerlukan 50 kg. hijauan. Kalau Perlu membeli, maka harga hijauan di tempat telah mencapai Rp 50,- per kg. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membayar 50 kg. hijauan yang telah di sebutkan dibutuhkan Rp 2.500,- ditambah ongkos angkut Rp 50,- per kg, maka nilai hijauan yang telah di sebutkan disaat berada di sangkar telah Rp 5.000,- Masih ditambah juga pakan tambahan berupa konsentrat yng harga per kg. nya telah mencapai Rp 2.500,- hingga Rp 3.000,- Harga susu di tingkat peternak, tatkala ini berkisar antara Rp 1.250,- hingga yang dengannya Rp 1.350,- per liter. Hasil susu segar dari seekor induk berkisar antara 8 hingga yang dengannya 15 liter per hari. Sampai-sampai pendapatan kotor peternak dari satu induk sapi perah antara Rp 10.000,- hingga yang dengannya Rp 20.250,- per hari. Kisaran harga susu rata-rata per kg. merupakan Rp 1.300,- per liter. Sementara hasil rata-rata per induk per hari merupakan 12 liter. Sampai-sampai rata-rata pendapatan kotor peternak per hari dari 1 ekor induk sapi perah merupakan Rp 15.600,- Biaya rata-rata yng dikeluarkan peternak per hari dari seekor induk sekitar Rp 10.000,- Jadi, agroindustri susu segar, baru layak diusahakan andaikan tingkat produksi susu di atas 8 liter per induk per hari. Kalau tidak lebih dari itu peternak akan rugi. Demikian juga halnya yang dengannya harga susu segarnya. Para peternak baru akan untung kalau harga per liter susu segar di atas Rp 1.200,- Selain yang dengannya patokan tingkat produktifitas yang telah di sebutkan, seorang peternak sapi perah pula Perlu berhitung yang dengannya cermat supaya sapi yng tak tengah laktasi (tak tengah menghasilkan susu) jumlahnya lebih tidak banyak andai dibanding yang dengannya yng tengah diperah. Sampai-sampai sapi-sapi yng tengah diperah yang telah di sebutkan bisa membiayai pakan dan perawatan bagi sapi-sapi yng tengah tak produktif. Rasionya, kalau kita mempunyai sapi perah yng tengah laktasi 2 ekor, maka mampu dibiayai sapi yng tengah tak laktasi 1 ekor. Makin besar rasionya, misalnya 3 ekor membiayai 1 ekor akan makin baik. Jangan hingga berlangsung 2 ekor sapi laktasi Perlu menghidupi 2 ekor sapi yng tak tengah laktasi. Ataupun yng lebih parah lagi andaikan satu ekor sapi yng tengah laktasi, Perlu membiayai 2 ekor sapi yng tengah tak laktasi. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa mengatur rasio ini, pemeliharaan sapi perah Perlu dimulai secara bertahap. Misalnya, kalau kita ingin memelihara hingga 10 ekor induk, maka dimulai dulu yang dengannya memelihara 2 ekor. Menjelang selesai masa laktasi (sekitar 10 bulan), kita membeli induk bunting sebanyk 4 ekor. Begitu yng 4 ekor ini menjelang selesai laktasi, kita membeli lagi 4 ekor. Sampai-sampai disaat ada 4 ekor sapi tak produktif, kita sudah punya 4 ekor sapi baru yng produktif, ditambah yang dengannya 2 ekor sapi lama yng kembali produktif lagi (masa bunting sekitar 280 hari). Andaikan yng 6 ekor ini menjelang selesai laktasi, kita telah mampu investasi tambahan induk, dari hasil penjualan anak sapi jantan ataupun betinanya. Sampai-sampai secara rasio, jumlah induk produktif selalu lebih tidak sedikit dibanding yng tak produktif. Harga induk sapi perah lokal bunting 4 bulan, sekitar Rp 5.000.000,- hingga yang dengannya Rp 6.000.000,- Ataupun yang dengannya harga kiloan hidup Rp 10.500,- per kg. Sampai-sampai induk seberat 500 kg, harganya Rp 10.500,- X 500 = Rp 5.250.000,- Harga induk impor (pula bunting 4 bulan) tatkala ini sekitar US $ 1.000. Yang dengannya kurs Rp 9.000,- maka harganya Rp 9.000.000,- Kadang-kadang harga induk impor ini pula dinilai yang dengannya tips kiloan. Per kilo hidup nilainya Rp 17.000,- Sampai-sampai andaikan induk yang telah di sebutkan bobot hidupnya 500 kg, maka harganya Rp 17.000,- X 500 = Rp 8.500.000,- Tingkat produktifitas induk impor, mampu mencapai 15 hingga yang dengannya 20 liter susu segar per hari. Akan tetapi tingkat kerumitan perawatan serta pula biayanya lebih tinggi dari sapi lokal. Sampai-sampai para peternak umumnya lebih suka memilih induk lokal daripada yng impor. Kecuali peternak-peternak besar yng secara teknis ataupun biaya mampu menangani induk impor ini sesuai yang dengannya standarnya. Berguna, kalau kita ingin memelihara sekalian 10 induk sapi perah, maka investasi bibit telah mencapai Rp 50.000.000,- berupa sapi lokal; serta 90.000.000,- kalai induknya impor. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk keperluran 10 ekor induk yang telah di sebutkan, dibutuhkan hijauan per hari sebanyk 500 kg. Tiap hektar lahan berpengairan teknis, dalam kurun waktu 60 hari akan menghasilkan hijauan sebanyk 20 ton. Ataupun per hari 20.000 kg. : 60 = 333 kg. Hijauan yang dengannya volume ini, akan bisa memenuhi keperluan pakan bagi 6,5 ekor sapi dewasa. Sampai-sampai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencukupi hijauan bagi 10 ekor induk sapi yang telah di sebutkan, dibutuhkan minimal 1,5 hektar lahan yng akan ditanami hijauan. Akan tetapi dalam waktu singkat, induk yang telah di sebutkan akan beranak serta anaknya pula memerlukan pakan. Maka bagi atau bisa juga dikatakan untuk memelihara 10 ekor induk sapi perah, paling aman kita siapkan hijauan seluas 2 hingga 3 hektar. Sebagian besar produkdi susu segar kita, diserap oleh industri susu kalengan. Baik berupa susu bubuk ataupun susu kental manis. Cuma sebagian kecil produk susu segar kita yng diolah menjadi keju, mentega serta yoghurt. Sebagian lagi akan masuk ke industri minuman kotak, cokelat batangan, industri kue dll. Akan tetapi di pusat penghasil susu segar yng berdekatan yang dengannya kota-kota besar, potensi pemasaran dalam bentuk segar pula cukup baik. Misalnya, dulu daerah Karet Kuningan di Jakarta merupakan pusat peternakan sapi perah yng sebagian besar hasil nya dipasarkan segar. Yang dengannya perkembangan kota, maka pusat peternakan sapi perah ini bergeser ke daerah Pondok Gede, Bekasi. Demikian juga daerah penghasil susu di Lembang (Bandung), Kaliurang (Yogya), Boyolali (Surakarta), Batu (Malang) dan Tretes (Surabaya) yng hingga tatkala ini tetap mampu mengandalkan pasar susu segar. Bedanya, kalau dulu warga atau juga bisa dikatakan masyarakat lebih tidak sedikit berlangganan susu segar botolan bagi atau bisa juga dikatakan untuk diminum oleh keluarga, maka saat ini konsumen susu segar merupakan warung kakilima, pedagang keliling ataupun restoran. Merekalah yng sudah menyerap susu segar peternak serta konsumen mengkonsumsinya secara individual langsung di tempat. Pertumbuhan konsumen susu segar ini antara lain pula penyebabnya yaitu oleh tumbuhnya Bandung, Yogya, Surakarta, Malang serta Surabaya menjadi kota pelajar/mahasiswa. Munculnya warung kakilima yng menjual susu segar memanglah dipelopori oleh Bandung serta Yogya. Baru lantas diikuti oleh kota-kota lain di Jawa ataupun di luar Jawa. Hasil peternakan sapi perah, sebetulnya bukan cuma melulu susu melainkan pula anaknya. Kalau anaknya betina, umumnya para peternak akan memeliharanya sendiri guna dijadikan calon induk betina. Akan tetapi andaikan anaknya jantan, para peternak akan menjualnya menjadi pedaging. Daging anak sapi perah disebut feal serta punya pasar khusus di restoran-restoran ataupun hotel. Harga anak sapi perah jantan ini umumnya mengikuti harga kiloan hidup, yaitu Rp 10.500,- per kg. Baik yng impor ataupun yng lokal. Jadi seekor anak sapi perah jantan seberat 100 kg, nilainya Rp 1.050.000,- Akan tetapi rata-rata peternak telah menjual anak sapi jantannya yang dengannya berat 70 kg. yang dengannya harga Rp 735.000,- per ekor. Sebetulnya hasil sampingan peternakan sapi perah masih ada, yaitu berupa pupuk sangkar. Akan tetapi di sentra-sentra peternakan di Pangalengan, Boyolali serta Pujon, para peternak lebih tidak sedikit yng mengguyur kandangnya sampai-sampai kotoran larut serta dibuang langsung ke perairan umum. Selain mencemari sungai, sebetulnya tindakan ini pula Amat disayangkan karena kotoran sapi perah yang telah di sebutkan masih mempunyai nilai ekonomis. Sebetulnya GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) mampu investasi kendaraan beroda empat tangki sedot, sementara para peternaknya diminta bagi atau bisa juga dikatakan untuk investasi bak tampungan. Tatacaranya, masing-masing peternak boleh mengguyur kandangnya, namun komunitas peternak yang telah di sebutkan wajib membangun saluran kotoran yng akan bermuara di sebuah bak yng lokasinya berada di pinggir jalan. Serta tiap hari kendaraan beroda empat sedot akan mengambil kotoran yang telah di sebutkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibuang ke pusat pertanian sayuran ataupun palawija. Walaupun peternakan sapi perah mampu dikembangkan mulai dari dataran rendah (ketinggian 0 m. dpl), misalnya yng sudah sejak lama di lakukan di Karet Kuningan, Jakarta, akan tetapi idealnya, tempat peternakan sapi perah berlokasi di dataran tinggi. Pujon, Boyolali serta Pangalengan merupakan dataran tinggi yang dengannya elevasi antara 700 sd. 1500 m. dpl. Makin tinggi tempat peternakan, makin baik kualitas susu yng dihasilkannya. Selain itu tingkat produktifitasnya pula akan makin tinggi. Karena pada hakikatnya sapi perah adalah sapi yng berasal dari daerah sub tropis. Walaupun disebut menjadi induk lokal, sebetulnya sapi perah kita pula adalah sapi peranakan jenis Fries – Hollands serta Holstein Friesian. Tanda khas dari jenis sapi perah ini merupakan warna bulunya yng berbelang hitam putih. Pada Fries – Holland warna hitamnya lebih mayoritas, sementara pada Holstein Friesian warna putihnya yng mayoritas. Selain dua jenis sapi perah itu masih dikenal juga Biaarkop Groninggs yng berbulu hitam, Red Fries yng berbelang merah (cokelat) putih, dan Maas – Rijn – Yssel yng berbulu putih yang dengannya totol-totol cokelat. Sapi-sapi perah Eropa itu sudah tidak sedikit dimuliakan di AS serta pula Australia sampai-sampai menghasilkan jenis-jenis baru yng lebih unggul. Seluruh sapi peliharaan Eropa, baik pedaging ataupun perahnya, adalah domestifikasi dari banteng Eropa Bos Taurus. Sementara sapi-sapi India adalah domestifikasi dari banteng Asia Bos Indicus. Sapi Bali kita merupakan domestifikasi dari benteng Jawa Bos Indicus. Dibanding yang dengannya peternakan sapi potong (sapi pedaging) peternakan sapi perah mempunyai beberapa keunggulan. Pertama, pendapatan dari bisnis ini mampu diperoleh sehari-hari. Sampai-sampai Amat menolong cash flow bisnis. Kedua, pendapatan dari susu relatif stabil karena harganya akan berpatokan pada US $. Penurunan US $ ajhir-akhir ini, tentu akan berdampak juga pada penurunan harga susu segar. Akan tetapi, nilai induk (lebih-lebih yng impor) pula akan mengalami penurunan. Demikian juga halnya yang dengannya pakan, lebih-lebih konsentratnya. Hijauan pun, andaikan berupa batang jagung muda akan mengalami penurunan juga sehubungan yang dengannya turunnya US $. Walaupun penurunannya pasti tak sebanyk konsentrat. Keuntungan kedua, secara tak langsung, peternakan sapi perah sebetulnya pula berkontribusi terhadap kekurangan daging sapi yng semakin kronis di negeri ini. Karena dari 100 ekor induk betina yng dipelihara, akan diperoleh minimal 100 anak juga. Dari 100 anak itu, 50 ekor berkelamin jantan sampai-sampai mampu berkontribusi menjadi sapi potong. Kebutuhan pejantan bagi peternakan sapi perah, umumnya dicukupi yang dengannya kawin suntik (inseminasi buatan). Bagi atau bisa juga dikatakan untuk keperluan ini, semen beku (sperma) diimpor dari Australia ataupun Eropa. Hasil anak yng diperoleh dari kawin suntik ini lambat laun akan bisa memperbaiki kualitas sapi perah kita. Sampai-sampai saat ini jarang sekali peternak sapi perah yng memelihara pejantan sendiri, kecuali para peternak besar. Karena memelihara sapi jantan Amat tak praktis. Biaya perawatannya, lebih-lebih pakannya cukup besar, sementara kemampuannya mengawini Amat tidak banyak. Hasil nya pun akan kalah baik andaikan peternak mempergunakan system kawin suntik yang dengannya induk pejantan unggul dari Eropa ataupun Australia.
SUMBER KLIPPING: Foragri FOTO: hamamsite.blogspot.com

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/potensi-memproduksi-susu-segar.html.

Seputar Potensi Memproduksi Susu Segar

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Potensi Memproduksi Susu Segar