cara mudah beternak kelinci modern

- Mei 02, 2017

cara mudah beternak kelinci modern

 
Sebelum masuk ke pemaparan wacana ternak kelinci, saya ingin mengajak kita memakai landasan berpikir lebih mendasar dalam hal ini. Mula-mula dalam melihat “ternak kelinci” kita mesti memakai dua kombinasi pemikiran, yaitu tak berbentuk serta praktis. Keduanya Amat penting. Sekalipun bidang bisnis Amat didominasi oleh hal-hal yng pragmatis, akan tetapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menguasai komponen pragmatisme itu mestilah menguasai abstraksi. Yang dengannya paradigma yng baik, kita mampu melihat secara gamblang ragam kerumitan yng berlangsung di dalamnya. Lantaran alasan ini dia setiap kali saya ditanya bagaimana langkah awal budidaya kelinci mesti dijawab melalui pendekatan analisa umum, baru lantas menukik ke masalah-masalah spesifik.
Kata potensi memanglah butuh didudukkan pada awal pembicaraan kelinci lantaran memanglah disitulah ketertarikan kita seluruh: utamanya menjadi pendulang uang, selainnya adalah pengganti bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemberdayaan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat desa, kesempatan usaha serta selebihnya adalah bagi atau bisa juga dikatakan untuk hobies. Tiada salah kita meletakkan uang menjadi tujuan. Malah dalam tidak sedikit hal saya merekomendasikan uang menjadi sasaran utama. Akan tetapi di sini paradigma wacana uang pula mesti ditafsir secara tepat, yaitu menjadi “efek” dari kecanggihan kita mengolah potensi. Karena sebesar apapun potensi serta semudah apapun mengurus pekerjaan, andai tak diolah (dikelola) secara baik niscaya akan terlantar.
Dari kacamata kewirausahaan, setiap hal memanglah mempunyai kesempatan lantaran kelebihannya. Kelebihan kelinci diantaranya adalah kecepatan reproduksi, cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis rakyat kecil, tidak sedikit manfaat, masih Amat minim pemelihara serta pasar Amat luas terbuka. Malah kami punya keyakinan, hingga beberapa tahun ke depan usaha kelinci tiada butuh kompetisi. Yang dengannya kata lain, dari sisi produksi mampu cepat, tidak sedikit manfaat, mampu dikerjakan tidak sedikit orang, mampu yang dengannya modal murah, serta menjualnya pun ”mudah.”
Permasalahannya mengapa selama ini terabaikan oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat kita?Pertanyaan ini butuh saya ajukan sebelum kelak kita kembali membahas masalah mengelola potensi kelinci. Beberapa alasan telah saya sampaikan di Buku Ternak Uang (Nuansa Cendekia Juli 2009). Pertama, warga atau juga bisa dikatakan masyarakat kita telah jauh dari “ideologi” beternak ataupun bertani. Kedua, tak mempunyai lahan serta sarana pendukung, semisal pasokan rumput, pengelolaan pakan dan juga lain-lainya. Ketiga, kelinci impor yang dengannya model pemeliharaan modern bagi atau bisa juga dikatakan untuk skala besar belum tidak sedikit diketahui warga atau juga bisa dikatakan masyarakat.Tiga alasan yang dengannya penjelasan lebih detail dalam buku ternak uang yang telah di sebutkan saya kira telah cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjawab. Akan tetapi ada baiknya saya tambahkan satu hal lagi, yaitu bahwasanya ketidakseriusan pemerintah dalam melihat kesempatan ini. Akan menjadi lain permasalahannya manakala pemerintah bersikap serius serta proaktif semisal Cina serta Vietnam di mana di kedua negara itu kini telah merasakan potensi kesempatan bisnis kelinci, lebih-lebih di Cina.
Dua hal yng mendasar dari ketidakseriusan pemerintah itu diantaranya adalah tak melihat para peternak kelinci menjadi aset serta memberikan insentif bibit unggul serta pemberdayaan secara serius. Bagaimanapun pula, di mana pun pula, setiap bisnis tak sekedar butuh modal uang, melainkan pula ilmu pengetahuan serta urusan pasar. Kalau kita selalu melihat bahwasanya negara punya kewajiban mencerdaskan rakyatnya, maka di sinilah terlihat terang bagaimana peranan negara kita tak nyambung. Seolah-olah pendidikan cuma dalam ruang lingkup akademisi semata.
Hal ini Amat terasa manakala banyak sekali penemuan lapangan setiap kali Pemerintah Daerah (Pemda) mengadakan pemberdayaan ternak kelinci cuma difokuskan merupakan insentif modal uang semata. Di Jawa Barat tidak sedikit peternak hasil “pemberdayaan” Pemda gagal total lantaran ketidakseriusan memperhatikan SDM.
Landasan Ilmu
Kembali ke soal kesempatan, maka sebenarnya hal yng terpenting dari maju serta tidaknya ternak kelinci secara modern (dari hulu ke hilir =dari sangkar ke pasar) Amat butuh pasokan ilmu pengetahuan yng kuat, motivasi yng handal dan komitmen menjadi usahawan kelinci sejati. Pengalaman di lapangan memperlihatkan, bahwasanya kemiskinan ilmu pengetahuan lebih rawan ketimbang kemiskinan materi (modal uang). Kita Perlu mendudukkan bahwasanya kebodohan serta kemiskinan ini merupakan ratai kasar, belenggu, yng Perlu dilepaskan berlebi dahulu. Akan tetapi kalau keduanya tak mampu dilepaskan seketika, maka saya akan mengusulkan lebih penting melepaskan belenggu kebodohan berlebi dahulu, baru lantas kita melepaskan kemiskinan.
Seni manajemen konkretnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai maupun meraih berhasil sebuah peternakan di kalangan kaum tani mampu kita mulai yang dengannya pemberdayaan di beberapa orang, maksimal 10 orang. Dari 10 orang ini saja mesti dibutuhkan leadership yng handal. Andai tak ada leader dari salahsatu peternak yang telah di sebutkan dipastikan susah berkembang lantaran umumnya dalam masa susah peternak pemula yng tidak lebih tangguh Suka gulung tikar. Yang dengannya ada leader yng kuat, diharapkan orang-orang yng gulung tak tak memberi pengaruh peternak lain yng belum berkembang tidak jelek alias bagus.
Dalam skala mengawali bisnis ternak bersama yang dengannya jumlah lebih tidak banyak, yaitu 3-5 orang manajemen kontrol mungkin lebih mudah. Yang dengannya pola kecil merayap akan tetapi serius ini, diharapkan tingkat kerugian lebih kecil. Manajemen ini saya ajukan menjadi pola konservatif, akan tetapi mempunyai resiko yng kecil. Memanglah tidak banyak agak lambat, namun lebih aman. Sedangkan bagi yng menginginkan gerakan lebih cepat saya ajukan usulan bagi atau bisa juga dikatakan untuk beternak sendiri berlebi dahulu selama satu hingga 1,5 tahun, baru lantas menularkan modal bibit ke peternak lain. Selama masa setahun ini kita mampu menggaulkan orang terdekat bagi atau bisa juga dikatakan untuk menimba ilmu pengetahuan. Baru lantas diseriuskan ke arah peternakan yng lebih tidak sedikit serta dibesarkan.
Adapun bagi atau bisa juga dikatakan untuk peternak yng mengawali bisnis bagi atau bisa juga dikatakan untuk sendiri mungkin lebih mudah lantaran tak butuh memobilisasi ilmu kepada orang lain. Ternak individu merupakan langkah awal yng lebih efektif. Berniat sendiri, bermodal sendiri, kreatif sendiri, menggembleng pemikiran serta etos kerja sendiri merupakan pilar dasar yng paling baik. Sesudah kelak berhasil barulah lantas ilmu pengetahuan serta pengalamannya ditularkan. Selama tak pelit serta mempunyai semangat sosial yng tinggi, orang semisal ini akan menjadi panutan tidak sedikit peternak lain, menjadi semisal merupakan Asep Sutisna, ketua Paguyuban Peternak Kelinci di Lembang Bandung ataupun Ren Zuping dari China.
Mengapa ilmu pengetahuan menjadi penting?
Kita mampu berkaca pada dunia pertanian (tradisional) serta agribisnis(wirausaha tani modern). Di sana memanglah terdapat atau terletak jurang permodalan yng Amat besar, akan tetapi di luar modal sebenarnya ilmu pengetahuan menjadi pembeda yng paling substansial bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatakan bahwasanya pertanian itu identik yang dengannya kemiskinan sementara agribisnis sarat yang dengannya kemakmuran serta stabilitas penghasilan. Dalam peternakan modern (terkait yang dengannya konsep domestifikasi ternak kelinci ini), maka kita pun mesti berpikir demikian.
Kita Suka berpikir bahwasanya memelihara kelinci itu mudah lantaran warga atau juga bisa dikatakan masyarakat kita telah terbiasa yang dengannya kelinci. Logika itu Amat menyesatkan lantaran kelinci umbaran terbukti tak menghasilkan nilai ekonomis yng baik. Di sini kita Perlu memperhatikan apa itu domestifikasi peternakan. Beberapa hal yng penting adalah bahwasanya, pertama perawatan kelinci secara domestik merupakan memenjarakan kelinci (hewan liar) dalam sebuah ke hidup-an yng sempit. Kita mesti memakai pola ke hidup-an yng membuat kelinci benar-benar nyaman, senang serta kerasan, terhindar dari stress menjadikan bisa atau mampu berproduksi secara baik.
Satu hal ini saja seringkali diabaikan. Terlihat di banyak sekali sangkar petani kebersihan, pasokan makanan serta kenyamanan Suka diabaikan. Lantaran itulah saya Suka melihat fakta ini menghasilkan tingkat produktivitasnya rendah dibanding yang dengannya peternak yng benar-benar berilmu serta berpikir maju.
Kedua, dari banyak sekali praktik peternakan, diluar dugaan orang-orang para peternak yng bertahan lama mempunyai rasionalitas serta etos kerja yng baik. Rasionalitas dalam hal ini bukan semata diukur kecerdasan akademik, melainkan lebih pada sikap sungguh-sungguh dalam belajar serta serius menerapkan teori-teori sekalian kreatif dalam mengatasi setiap masalah, lebih-lebih dalam hal problem pakan serta kebugaran atau kesehatan.
Jadi permasalahannya bukan terdapat atau terletak pada bakat/waris ataupun tidaknya, melainkan bagaimana bersungguh-sungguh dalam menerapkan paradigma ternak yng berpijak pada ilmu ternak. Lantaran itu kalau bicara ideal wacana pemberdayaan awal ternak di suatu desa yng belum memahami ternak kelinci domestik mestinya akan lebih tidak jelek alias bagus andai dirintis lebih tidak banyak orang akan tetapi dalam setahun lantas bisa atau mampu memproduksi tidak sedikit kelinci, baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk bibit warga atau juga bisa dikatakan masyarakat sekitar ataupun bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembukaan bisnis pasca panen.
Yang dengannya keberhasilan satu orang itu saja, kita tak butuh membuat yakin secara lisan bahwasanya kelinci mempunyai potensi. Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat kita merupakan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat berpikir empiris. Manakala diceritakan secara lisan ataupun goresan pena orang-orang tak akan yakin serta fatalnya andai melihat keberhasilan itu secara fenomenologis, orang-orang menganggap diri orang-orang telah mahir serta langsung gas pol. Akibatnya Suka fatal. Akan tetapi manakala telah melihat secara empiris dalam kurun waktu yng cukup lama, berbulan-bulan, yang dengannya sendirinya orang-orang akan menyaksikan bagaimana proses serta keberhasilan itu berjalan secara sebanding.
Rasanya memanglah tak terlalu penting mengampanyekan potensi kelinci kepada warga atau juga bisa dikatakan masyarakat secara terus-menerus. Karena, kalaupun warga atau juga bisa dikatakan masyarakat petani meyakini serta langsung beternak, tak tidak sedikit yng memperlihatkan keberhasilan. Masalah-masalah yng membuat ternak gagal umumnya bukan pada penjualan, melainkan pada level produksi, lebih-lebih mengatasi angka kematian yng tinggi, rendahnya produktivitas serta di luar itu satu masalah lagi adalah tidak lebih seriusnya menjadi peternak.
Kekurang-seriusan menjadi peternak kelinci ini umumnya lantaran salah dalam melihat kelinci menjadi hewan yng pemeliharaannya Perlu dibedakan yang dengannya ternak ayam, kambing serta sapi. Di sini soal mentalitas serta etos kerja mesti diperhatikan sungguh-sungguh. Lantaran itu akan lebih penting serta mendasar manakala kita memberikan bukti kepada warga atau juga bisa dikatakan masyarakat yang dengannya memperkuat satu dua peternak di daerah bagi atau bisa juga dikatakan untuk lantas menjadi leader bagi warga sekitar, melebar sampai-sampai dua kecamatan. Kalau kelak kemajuan telah mencapai tahap yng lebih luas, di situ kita akan bicara wacana pentingnya koperasi menjadi pilar dasar kebersamaan dalam menghadapi problematika pasar.
Kebutuhan mendasar tatkala ini
1) Bibit unggul. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelinci pedaging jenis new Zealand serta Flemish giant serta jenis kelinci lain Amat mendesak. Lebih utama kalau kita memperoleh bibit unggul langsung dari peternakan kelinci di Amerika, ataupun Inggris.
Hal ini diharapkan agar bisa ada peremajaan induk serta dari sisi jenis tetap terjaga menjadikan para peternak mampu memilih keturunannya secara lebih mudah. Andai ada sebuah peternakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk Induk mungkin akan menjadi pusat indukan yng paling terkemuka tatkala ini serta itu Amat berguna bagi keberlangsungan peternak lain. Keuntungan dalam hal ini Amat tinggi serta Amat potensial. Berhubung mengelola bibit Amat butuh ilmu serta pengalaman yng baik maka disarankan supaya dikelola oleh peternak yng telah handal. Soal keuntungan mampu dibaca di buku Ternak Uang.
Masih terkait yang dengannya potensi induk, seyogianya rintisan awal peternak memperhatikan induk yng baik (sekalipun tak impor). Hasil studi penulis di beberapa daerah di Jawa Barat, keturunan yng tidak lebih baik Amat memberi pengaruh tingkat produktivitas, jenis serta kualitas daging. Lantaran itulah konsep leader yng saya bicarakan di atas yang telah di sebutkan Amat berkaitan yang dengannya kepemimpinan dalam induk mempunyai kualitas; karena hal ini akan terkait yang dengannya kemajuan peternakan di sekeliling kita.
2) Investasi. Indonesia masih terbilang miskin stok kelinci. Satu karena lantaran pemerintah belum memberikan insentif yng serius. Pemerintah setiap 12 bulan mengimpor bibit sapi serta domba, akan tetapi tidak pernah terdengar kabar mengimpor bibit kelinci. Kita cuma mendengar pada tahun 1980 Presiden Soeharto mencarikan bantuan bibit kelinci unggul kepada para peternak kelinci di daerah Setiabudi melalui bisnis loby Ma’mur Suriaatmadja. Akan tetapi kalau berharap pada pemerintah terlalu lama, sebaiknya memanglah peranan investasi swasta yang dengannya modal besar Amat dibutuhkan. Induk mempunyai kualitas Amat baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk melebarkan sayap peternakan kelinci di banyak sekali daerah. Investasi bibit unggul ini selain paling menguntungkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tatkala ini (lihat potensi kesempatan bisnis bibit unggul di Buku Ternak Uang), pula Amat berguna bagi peternak lain agar bisa orang-orang memperoleh bibit unggul yng baik. Lantaran itu saya merekomendasikan secara terbuka pihak swasta bermodal besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk investasi secepatnya kepada peternak handal.
budidaya ternak kelinci
TERNAK KELINCI
1. SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar yng susah dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam yang dengannya tujuan keindahan, bahan pangan serta menjadi hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia mempunyai ternak kelinci lantaran kelinci memiliki daya adaptasi tubuh yng relatif tinggi menjadikan bisa atau mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah yang dengannya populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci pula memicu sebutan yng berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut
trewelu serta sebagainya.
2. SENTRA PERIKANAN
Di Indonesia masih dibatasi daerah tertentu serta belum menjadi pusat produksi/yang dengannya kata lain pemeliharaan masih tradisional.
3. JENIS
Pendapat dari system Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan menjadi berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yng umum diternakkan merupakan American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White serta Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yng ada sebetulnya berasal dari dari Eropa yng sudah bercampur yang dengannya jenis lain sampai-sampai susah dikenali lagi. Jenis New Zealand White serta Californian Amat baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk produksi daging, sedangkan Angora baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk bulu.
4. MANFAAT
Manfaat yng diambil dari kelinci merupakan bulu serta daging yng hingga tatkala ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih bisa dimanfaatkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pupuk, kerajinan serta pakan ternak.
5. PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, bunyi bising serta terlindung dari predator.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yng butuh diperhatikan dalam bisnis ternak kelinci merupakan persiapan tempat yng sesuai, pembuatan sangkar, penyediaan bibit serta penyediaan pakan.
  • Penyiapan Sarana serta Perlengkapan
Fungsi sangkar menjadi tempat berkembangbiak yang dengannya suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam serta menjaga ternak dari predator. Pendapat dari kegunaan, sangkar kelinci dibedakan menjadi sangkar induk. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk induk/kelinci dewasa ataupun induk serta anak-anaknya, sangkar jantan, khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk pejantan yang dengannya ukuran lebih besar serta Sangkar anak lepas sapih. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari perkawinan awal kelompok di lakukan pemisahan antara jantan serta betina. Sangkar berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Sangkar anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. Pendapat dari bentuknya sangkar kelinci dibagi menjadi:
  1. Sangkar system postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan serta cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelinci muda.
  2. Sangkar system ranch ; dilengkapi yang dengannya halaman pengumbaran.
  3. Sangkar battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar bagi atau bisa juga dikatakan untuk satu ekor yang dengannya konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
  4. Perlengkapan sangkar yng diharapkan merupakan tempat pakan serta minum yng tahan pecah serta mudah dibersihkan.
  • Pembibitan
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk syarat ternak bergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci yang telah di sebutkan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla serta Rex adalah ternak yng cocok. Tengah bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan serta New Zealand adalah ternak yng cocok dipelihara.
o Pemilihan bibit serta calon induk
Bila peternakan bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk daging, dipilih jenis kelinci yng berbobot badan serta tinggi yang dengannya perdagingan yng baik, sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan bulu terang memilih bibit-bibit yng punya potensi genetik pertumbuhan bulu yng baik. Secara spesifik bagi atau bisa juga dikatakan untuk keduanya Perlu punya sifat fertilitas tinggi, tak mudah nervous, tak cacat, mata bersih serta terawat, bulu tak kusam, lincah/aktif bergerak.
o Perawatan Bibit serta calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yng baik juga, oleh lantaran itu perawatan utama yng butuh perhatian merupakan pemberian pakan yng cukup, pengaturan serta sanitasi sangkar yng baik dan mencegah sangkar dari gangguan luar.
o System Pemuliabiakan
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan keturunan yng lebih baik serta mempertahankan sifat yng spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yakni:
  1. In Breeding (silang dalam), bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan serta menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
  2. Cross Breeding (silang luar), bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
  3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan bangsa/jenis baru yng diharapkan mempunyai penampilan yng adalah perpaduan 2 keunggulan bibit.
o Reproduksi serta Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan disaat mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina serta jantan). Bila terlalu muda kebugaran atau kesehatan terganggu serta mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan yang dengannya betina yng telah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di sangkar pejantan serta biarkan sampai-sampai berlangsung 2 kali perkawinan, sesudah itu pejantan dijauhkan.
o Proses Kelahiran
Sesudah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci bisa dideteksi yang dengannya meraba perut kelinci betina 12-14 hari sesudah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berguna berlangsung kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke sangkar beranak bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan peluang menyiapkan penghangat yang dengannya cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yng Suka berlangsung malam hari yang dengannya kondisi anak lemah, mata tertutup serta tak berbulu. Jumlah anak yng dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
  • Pemeliharaan
Sanitasi serta Tindakan Preventif Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering supaya tak jadi sarang penyakit. Tempat yng lembab serta basah memicu kelinci mudah pilek serta terserang penyakit kulit.
  1. Pengontrolan Penyakit, Kelinci yng terserang penyakit biasanya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik serta mata sayu. Bila kelinci menunjukan hal ini segera dikarantinakan serta benda pencemar pula segera disingkirkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah wabah penyakit.
  2. Perawatan Ternak, Penyapihan anak kelinci di lakukan sesudah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan sangkar tersendiri yang dengannya isi 2-3 ekor/sangkar serta disediakan pakan yng cukup serta mempunyai kualitas. Pemisahan berdasar kelamin butuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah dewasa yng terlalu dini. Pengebirian bisa di lakukan tatkala menjelang dewasa. Biasanya di lakukan pada kelinci jantan yang dengannya membuang testisnya.
  3. Pemberian Pakan, Jenis pakan yng diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi serta daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak serta bungkil-bungkilan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi pakan ini butuh pakan tambahn berupa konsentrat yng bisa dibeli di toko pakan ternak. Pakan serta minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yng dicampur tidak banyak air. Pukul 13.00 diberi rumput tidak banyak/secukupnya serta pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yng lebih tidak sedikit. Pemberian air minum butuh disediakan di sangkar bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
  4. Pemeliharaan Sangkar,Lantai/alas sangkar, tempat pakan serta minum, sisa pakan serta kotoran kelinci sehari-hari Perlu dibersihkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi Perlu masuk ke sangkar bagi atau bisa juga dikatakan untuk membunuh bibit penyakit. Dinding sangkar dicat yang dengannya kapur/ter. Sangkar bekas kelinci sakit dibersihkan yang dengannya kreolin/lysol.
7. HAMA DAN PENYAKIT
  • Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit. Pengendalian: pembedahan serta pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
  • Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai yang dengannya koreng di tubuh. Pengendalian: yang dengannya antibiotik salep.
  • Eksim
Penyebab: kotoran yng menempel di kulit. Pengendalian: mempergunakan salep/bedak Salicyl.
  • Penyakit pendengaran
Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
  • Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. Pengendalian: yang dengannya bubuk belerang.
  • Penyakit mata
Penyebab: bakteri serta debu. Gejala: mata basah serta berair terus. Pengendalian: yang dengannya salep mata.
  • Mastitis
Penyebab: susu yng keluar tidak banyak/tidak bisa keluar. Gejala: puting mengeras serta panas bila dipegang. Pengendalian: yang dengannya tak menyapih anak terlalu tiba-tiba.
  • Pilek
Penyebab: virus. Gejala: hidung berair terus. Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
  • Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata serta pendengaran kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
  • Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar serta mencret darah. Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
  • Hama pada kelinci biasanya adalah predator dari kelinci semisal anjing. Pada biasanya pencegahan serta pengendalianhama serta penyakit di lakukan yang dengannya melindungi kebersihan lingkungan sangkar, pemberian pakan yng sesuai serta memenuhi gizi serta penyingkiran sesegera barangkali ternak yng sakit.
8. PANEN
  • Hasil Utama
Hasil utama kelinci merupakan daging serta bulu
  • Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran bagi atau bisa juga dikatakan untuk pupuk
  • Penangkapan
Lantas yng butuh diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yng benar supaya kelinci tak kesakitan.
9. PASCAPANEN
  • Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
  • Pemotongan
Pemotongan bisa yang dengannya 3 cara:
  1. Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul yang dengannya benda tumpul pada kepala serta tatkala koma disembelih.
  2. Pematahan tulang leher, dipatahkan yang dengannya tarikan pada tulang leher. Cara ini tidak lebih baik.
  3. Pemotongan biasa, percis semisal memotong ternak lain.
  • Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala yang dengannya posisi kelinci digantung.
  • Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor lantas jeroan semisal usus, jantung serta paru-paru dikeluarkan. Yng butuh diperhatikan kandung kemih jangan hingga pecah lantaran bisa memberi pengaruh kualitas karkas.
  • Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada serta 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yng baik 49-52%.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
  • Analisa Bisnis Budidaya
Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk:
o Biaya Produksi
  1. Sangkar serta perlengkapan Rp. 1.000.000,-
  2. Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,-
  3. Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
  4. Pakan Sayur + rumput Rp. 1.000.000,- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,-
  5. Obat Rp. 1.000.000,-
  6. Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,-
    Jumlah biaya produksi Rp. 9.260.000,-
  • Pendapatan
Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor Penjualan:
  1. Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,-
  2. Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,-
  3. Feses/kotoran Rp. 60.000,-
  4. Bulu Rp. 750.000,-
  5. Jumlah pendapatan Rp. 21.810.000,-
  • Keuntungan Rp. 12.550.000,-
  • Parameter kelayakan bisnis : – B/C ratio = 2,36
o Gambaran Kesempatan Agribisnis
Gerakan peningkatan gizi yng dicanangkan pemerintah lebih-lebih yng berasal dari protein hewani hingga tatkala ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih tidak sedikit dipenuhi dari impor. Kelinci yng punya keunggulan dalam cepatnya berkembang, mutu daging yng tinggi, pemeliharaan mudah serta rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini Amat potensial bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikembangkan. Apalagi didukung yang dengannya permintaan pasar serta harga daging ataupun bulu yng cukup tinggi.


Sumber rujukan dan gambar : http://duniacaraternak.blogspot.com/2016/10/cara-mudah-beternak-kelinci-modern.html.

Seputar cara mudah beternak kelinci modern

Advertisement
 

Cari Artikel Selain cara mudah beternak kelinci modern