Agrisbisnis Kopi Lanang

- Februari 10, 2018

Agrisbisnis Kopi Lanang

 
Pamor kopi lanang memanglah belum setenar kopi luwak. Citarasanya yng tidak kalah nikmat dibandingkan yang dengannya kopi luwak menimbulkan kenaikan permintaan kopi berbahan biji kopi berbentuk aneh ini. Tidak heran harga kopi lanang terus melambung.
Dulu kopi luwak barangkali menjadi satu-satunya kopi khas Indonesia yng dibanggakan negeri ini. Namun, selain kopi yng diproses melalui saluran pencernaan luwak (musang) ini, diam-diam masih ada kopi khas lain yng pula mempunyai kualitas. Namanya kopi lanang ataupun peaberry coffee. Sayang, belum tidak sedikit orang tahu jenis kopi ini.
Kopi ini disebut lanang lantaran bentuk bijinya berbeda yang dengannya kopi pada biasanya. Lanang berguna laki-laki dalam bahasa Jawa. Disebut demikian lantaran bentuk biji kopi ini tunggal serta bulat, tak terbelah semisal bentuk biji kopi pada biasanya. Walau demikian, sebetulnya kopi ini bukan varietas baru. Kopi lanang mampu diperoleh oleh pohon kopi jenis robusta ataupun arabika yng pada biasanya ditanam petani di Indonesia.
Pendapat dari John M. Sianturi, pemilik CV Berhasil Tani di Sidikalang, Sumatra Utara, satu dari sekian banyaknya produsen kopi, permintaan kopi lanang mulai muncul sejak tiga tahun silam. Sebagian besar berasal dari beberapa kota besar serta pusat wisata. Walau belum sebanyk kopi luwak, permintaan kopi lanang kian meningkat. Sayang dia cuma bisa atau mampu menghasilkan sekitar 300 kilogram (kg) kopi lanang, padahal permintaan yng masuk mampu tiga kali lipatnya.
Permintaan kopi lanang yng tinggi bukan lantaran harganya murah, lo. Asal tahu saja, harga jual kopi lanang di pasar hampir setara yang dengannya kopi luwak. John berterus terang menjual kopi lanang seharga Rp 140.000–Rp 150.000 per kg. Bandingkan yang dengannya harga kopi biasa (arabika ataupun robusta) yng dijual sekitar Rp 100.000 per kg. Malah, di Bali, harga jual kopi lanang jauh lebih tidak murah. Pendapat dari Wirawan Tjahjadi, pemilik PT Putra Bhineka Perkasa, produsen kopi di Bali, harga jual kopi lanang mampu mencapai Rp 250.000 per kg.
Di Pulau Dewata, permintaan kopi lanang memanglah cukup tidak sedikit. John berterus terang tidak sedikit memasok kopi lanang Sidikalang ke beberapa pembeli di Pulau Bali. Umumnya, peminatnya merupakan bisnis yng berkaitan yang dengannya wisatawan asing (wisman). Sejauh ini, tidak sedikit wisman dari Korea Selatan serta Taiwan yng kebetulan tengah ke Bali, mencari kopi lanang menjadi buah tangan disaat kembali ke negara asalnya.
Kondisi itu berbanding terbalik yang dengannya pasar lokal. Peminat kopi lanang di pasar lokal memanglah belum tidak sedikit. Maklum, jenis kopi ini belum terlalu dikenal. Wirawan bilang, baru sebagian dari warga atau juga bisa dikatakan masyarakat di Pulau Jawa mengetahui adanya kopi lanang. Itu pun sebatas dari kalangan para penggemar kopi.
Nah, para penggemar kopi dari luar negeri yng jauh lebih paham akan citarasa kopi lebih mengenal jenis kopi ini. Orang-orang malah rela membeli yang dengannya harga tidak murah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh citarasa tertinggi. Pendapat dari John, kopi lanang cukup tidak sedikit penggemar lantaran rasanya mirip yang dengannya kopi luwak.
Selain sarat yang dengannya kandungan kafein, yaitu sekitar 2,1%, tidak sedikit orang yakin kopi lanang berguna menambah vitalitas kaum lelaki. Akan tetapi, sampai-sampai tatkala ini memanglah belum ada penelitian yng telah memperlihatkan klaim yang telah di sebutkan.
Lantaran kelebihan yng dimiliki oleh kopi lanang ini, permintaan jenis kopi ini terus meningkat. John bilang, permintaan dari Bali masih Amat tinggi. “Sebenarnya, berapa pun kami mampu produksi pasti akan ditampung,” ujarnya.
Wirawan menambahkan, harga jual kopi lanang yng sedemikian tinggi bukan menjadi halangan bagi para konsumen. John berterus terang hingga kewalahan memenuhinya. “Permintaannya sampai satu ton per bulan. Tetapi, kami belum sanggup memenuhi,” ujarnya.
Permintaan ini baru datang dari wisatawan, belum dari kedai-kedai kopi premium yng kini menjamur di beberapa kota besar, semisal Jakarta.
Produksi minim
Selama empat bulan yang terakhir, Wirawan berterus terang cuma memperoleh pasokan sebanyk 250 kg sebulan. Pasokan sesedikit ini telah mencakup hasil panen di perkebunan kopinya di daerah Kintamani, Bali, serta kiriman dari beberapa petani di Sumatra Utara. John pula menuturkan pengalaman sejenis. Produksi kopi lanang dari kebun kopinya cuma sebanyk 300 kg sebulan.
Volume produksi kopi lanang yng Amat minim ini memanglah cukup beralasan. Kopi lanang bukan diperoleh oleh budidaya biasa. Layaknya perlakuan pada kopi luwak yng Perlu spesifik, kopi ini sebetulnya tidak mampu dibudidayakan secara khusus.
Kopi lanang sebetulnya hasil sortiran kopi biasa tatkala panen. Kalau Kamu berminat membudidayakan pohon kopi yng mampu menghasilkan biji kopi lanang, ada tidak sedikit syarat yng Perlu dipenuhi. Pertama, tempat penanaman Perlu berada di ketinggian minimal 1.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah dingin, pendapat dari John, akan menghasilkan biji kopi paling baik. Padahal, tak seluruh petani kopi mempunyai lahan di ketinggian yang telah di sebutkan.
Syarat kedua, petani Perlu mengurangi serangga penyerbuk. Ini bertujuan supaya bunga kopi mengalami stres menjadikan menghasilkan biji kopi yng tak normal. Namun, kata John, tatacara budidaya ini belum tidak sedikit di lakukan lantaran berisiko merugikan petani yng berharap panen kopi normal.
Ketiga, kopi lanang umumnya tidak sedikit diperoleh dari pohon kopi tua. Di sayangkan, pohon kopi yng telah tua Suka ditebang lantaran dianggap tak menghasilkan biji kopi paling baik. Padahal, pendapat dari John, pada tatkala berusia 10 tahun, pohon kopi yang telah di sebutkan berpeluang menghasilkan biji kopi lanang paling baik. Karena, bunga kopi di pohon kopi tua Suka tak memperoleh penyerbukan yng sempurna. Akibatnya, lebih barangkali akan berbentuk tidak sedikit biji kopi lanang.
Lantaran itu, John merekomendasikan, para petani yng di kebunnya terdapat pohon kopi berumur tua mempertahankan pohon yang telah di sebutkan. “Justru itu akan memberi nilai tambah pada petani,” ungkapnya. Walau hasil kopi tak tidak sedikit, nilai jualnya bahkan barangkali jauh lebih tinggi ketimbang kopi biasa.
SUMBER KLIPPING: Kesempatan Bisnis Kontan SUMBER FOTO: warkopperlente.blogspot

Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/agrisbisnis-kopi-lanang.html.

Seputar Agrisbisnis Kopi Lanang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Agrisbisnis Kopi Lanang