Beras Hitam Beras Terlarang

- Mei 25, 2017

Beras Hitam Beras Terlarang

 
Saat ini beras hitam yng pula disebut beras terlarang (forbiden rice, china black), telah mulai dibudidayakan di DIY. Komoditas ini dipasarkan di Jakarta menjadi “beras kesehatan”, lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk penderita diabetes. Harga beras hitam per kg. Rp40.000, jauh lebih tinggi dibanding beras biasa yng rata-rata Rp6.000 per kg.
Akan tetapi dibanding beras Basmati dari India/Pakistan, yng per kg. Rp200.000, harga beras hitam masih relatif murah. Harga ini percis yang dengannya harga beras jepang, yng saat ini pula telah mulai ditanam di beberapa tempat di Indonesia, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memasok restoran jepang. Harga beras hitam produksi dalam negeri, pula masih lebih murah yang dengannya beras hitam impor, lebih-lebih Forbiden Rice dari Jepang serta RRC, yng mencapai 9 dollar AS per kg. Yang dengannya kurs Rp9.500 per 1 dollar AS, maka harga beras hitam impor mencapai Rp85.500 per kg. dua kali lipat dari harga beras hitam lokal.
Lantaran volume produksi masih Amat rendah, maka beras hitam cuma dipasarkan oleh penyalur-penyalur khusus, yng pula memasarkan produk-produk pangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk terapi kebugaran atau kesehatan. Beras hitam mampu dikonsumsi menjadi nasi, yang dengannya tatacara dimasak biasa, mampu juga menjadi bubur, bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang-orang yng Perlu mengonsumsi bubur, lantaran faktor kebugaran atau kesehatan. Sebetulnya yng disebut beras hitam, tak benar-benar berwarna hitam, melainkan ungu gelap, yng sekilas mirip yang dengannya warna hitam. Warna hitam ini berasal dari pigmen yng terdapat pada kulit ari beras. Sampai-sampai karbohidrat dalam biji beras itu sendiri, tetap berwarna putih. Sampai-sampai beras hitam, Perlu digiling tanpa disosoh habis, sampai-sampai kulit arinya tetap tersisa.
Beras hitam pula beda yang dengannya ketan hitam, yng selama ini yang dengannya gampang mampu dijumpai di pasar. Karena ketan (sticky rice), karbohidratnya lengket, sementara beras hitam, percis yang dengannya beras jepang tak selengket ketan, walaupun masih tidak banyak lengket sampai-sampai mampu dikonsumsi yang dengannya sumpit. Beras hitam disebut chinese black, lantaran memanglah berasal dari daratan China. Dulunya, beras hitam cuma dikonsumsi oleh para Kaisar China, serta dilarang bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibudidayakan serta diperdagangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk rakyat biasa. Dari sinilah muncul nama beras terlarang. Yang dengannya runtuhnya kekaisaran, maka beras hitam bebas dibudidayakan, serta diperdagangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk umum.
Budi daya padi yng menghasilkan beras hitam, sebetulnya percis yang dengannya budi daya padi biasa. Bedanya, padi beras hitam cuma mampu dibudidayakan di tempat berhawa sejuk. Di DIY pun, beras hitam cuma dibudidayakan di Kabupaten Sleman, di lereng gunung Merapi. Karena beras hitam diperoleh oleh padi sub tropis. Budi daya beras hitam Perlu di lahan sawah, karena hingga saat ini belum ada varietas padi ladang yng mampu menghasilkan beras hitam. Tips budi daya percis yang dengannya padi biasa, tanah diolah hingga menjadi lumpur, gabah (benih disemai), lantas dicabut, serta ditanam satu per satu. Umur padi hitam sekitar lima bulan, tidak banyak lebih panjang dibanding padi biasa yng rata-rata empat bulan telah panen.
Selain beras hitam chinese black, kita pula punya varietas beras hitam sendiri, selain padi ketan hitam. Akan tetapi varietas beras hitam kita, pula salah satunya varietas “kuno” yng belakangan telah tak dibudidayakan oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat, lantaran faktor ekonomis. Beras hitam tak barangkali dijual di pasar bebas semisal halnya ketan hitam. Malah volume permintaan ketan hitam pun, pula tak setinggi beras biasa. Maka pelan-pelan beras hitam menghilang dari sawah para petani. Sebelum era revolusi hijau 1960an, para petani masih menyimpan benih beras hitam, yng sengaja orang-orang tanam di pojokan sawah, menjadi “penolak bala”. Sesudah era revolusi hijau, kebiasaan ini pula hilang dari kalangan petani.
Walaupun beras hitam asli Indonesia saat ini telah menghilang dari para petani, namun Balai Penelitian Padi (Balitpa) Sukamandi, Jawa Barat, masih menyimpan benihnya. Selain Balitpa, yng mengoleksi varietas-varietas padi lokal kuno merupakan International Rice Reasearch Institute (IRRI) di Los Banyor, Filipina. Saat ini ini warga atau juga bisa dikatakan masyarakat mulai tertarik kembali ke menu-menu tradisional, yng orang-orang anggap lebih sehat dibanding makanan modern. Maka beras hitam pun kembali ternama, dibudidayakan, serta dipasarkan. Yang dengannya harga Rp40.000 di tingkat konsumen, paling tidak banyak para petani mampu memasarkan gabah orang-orang Rp10.000 per kg. Harga ini telah Amat baik bagi kesejahteraan petani.
Beras hitam, percis halnya yang dengannya beras merah, dianggap bernutrisi lebih baik dianding yang dengannya beras putih, lantaran memiliki kandungan tidak sedikit mineral, misalnya zat besi. Selain itu, vitamin lebih-lebih vitamin B Komplek yng terkandung dalam kulit ari beras, masih ada. Pada beras putih, konsumen tak gampang mengenali, apakah kulit ari yng memiliki kandungan vitamin itu masih ada, ataupun sudah disosoh habis. Pada beras merah serta beras hitam, kulit ari itu pasti masih disisakan. Sampai-sampai sebetulnya, mengonsumsi beras putih pecah kulit pun (tanpa disosoh), telah mampu lebih sehat, dibanding yang dengannya mengonsumsi beras putih yng sudah disosoh habis.
SUMBER KLIPPING: Foragri
SUMBER GAMBAR: berasitem.blogspot.com


Sumber rujukan dan gambar : http://www.agropustaka.com/2012/04/beras-hitam-beras-terlarang.html.

Seputar Beras Hitam Beras Terlarang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Beras Hitam Beras Terlarang